iklan banner

Skripsi Pgsd Dampak Metode Scramble Terhadap Hasil Berguru Pembelajaran Tematik Terintegrasi Kelas Iv

(KODE : PENDPGSD-0041) : SKRIPSI PGSD PENGARUH METODE SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTEGRASI KELAS IV

 SKRIPSI PGSD PENGARUH METODE SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTE SKRIPSI PGSD PENGARUH METODE SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTEGRASI KELAS IV

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar-mengajar merupakan salah satu kegiatan penting. Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan kegiatan mengajar-belajar. Berbagai perjuangan telah dilakukan oleh guru SD dengan impian bahwa materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut sanggup dipahami dan dikuasai oleh anak didiknya.
Menurut Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan ialah perjuangan sadar dan terpola untuk mewujudkan suasana berguru dan proses pembelajaran biar penerima didik secara aktif membuatkan dirinya untuk mewakili kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan adab mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Belajar ialah suatu proses perjuangan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laris yang gres secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010 : 2). Proses yang sengaja direncanakan biar terjadi perubahan sikap ini disebut dengan proses belajar. Proses berguru merupakan suatu acara psikis/mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan yang relative konstan dan berbekas. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi dalam pembelajaran ialah melihat hasil berguru siswa yang didapatkan selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil berguru intinya merupakan suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan sikap gres sebagai akhir latihan atau pengalaman. Aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan dipakai untuk evaluasi dalam proses berguru mengajar.
Mengajar ialah bimbingan kepada siswa dalam proses berguru (Slameto, 2010 : 30). Interaksi yang diupayakan guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas, memposisikan hubungan antara guru dengan siswa atau sebaliknya, dan hubungan siswa dengan siswa. Guru, siswa dan materi pelajaran ialah tiga unsur utama yang terlibat pribadi dalam proses ini biar tujuan pembelajaran tercapai.
Pada tingkat SD (SD) dan sederajat ketika ini telah dikembangkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memakai metode pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan banyak sekali kompetensi dad banyak sekali mata pelajaran ke dalam banyak sekali tema. Salah satu aksentuasi pada kurikulum 2013 ialah evaluasi Autentik (authentic assessment). Penilaian Autentik ialah kegiatan menilai penerima didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan banyak sekali instrumen evaluasi yang diadaptasi dengan tuntutan kompetensi yang ada di Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). (Kusnandar, 2013 : 35).
Salah satu sekolah yang ditunjuk yaitu SD Negeri X sebagai teladan sekolah pelaksanaan kurikulum 2013. Pemerintah sangat mendukung dengan adanya kurikulum 2013 lantaran tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap, Keterampilan, Pengetahuan). Namun, pelaksanaan Kurikulum di sekolah tersebut masih belum optimal, hal itu disebabkan lantaran guru belum memahami secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kurikulum 2013 dan guru mengajar hanya dengan berpedoman pada materi latih dari pemerintah. Dalam kegiatan berguru mengajar, metode pembelajaran yang dipakai kurang bervariasi. Karena dalam setiap pembelajaran cenderung banyak memakai metode ceramah. Hal ini sangat kuat pada rendahnya hasil berguru siswa. Sehingga berakibat siswa banyak yang tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan hasil yang kurang memuaskan.
Metode mengajar merupakan kepingan dari perangkat dan cara dalam pelaksanaan suatu seni administrasi belajar-mengajar. Metode mengajar yang sempurna sangat berperan dalam membantu siswa untuk memahami materi yang disampaikan. Bahkan siswa akan semakin bersemangat dan merasa bahagia untuk berguru kalau metode mengajar guru sangat menarik dan gampang dipahami. Sebaliknya kalau metode yang dipakai tidak menarik, sukar dimengerti justru membosankan bagi siswa.
Upaya untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang ada dalam proses pembelajaran dibutuhkan penerapan metode pembelajaran yang inovatif. Tujuan penerapan model pembelajaran pada kurikulum 2013 ialah biar proses pembelajaran lebih berbobot, lebih bermakna. Siswa sebagai komponen yang diberi perlakuan, bisa untuk melaksanakan aktifitas berguru dengan senang, riang dan bangga tanpa meninggalkan arti keseriusan pembelajaran. Siswa mengikuti pembelajaran tanpa tekanan dan juga tanpa paksaan. Pembelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa khususnya dan bagi sekolah pada umumnya sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dari setiap kompetensi dasar bisa tercapai dan siswa bisa melaksanakan berguru tuntas. Salah satu metode pembelajaran yang inovatif yaitu metode scramble.
Menurut Taylor, Robert B. (2001 : 303) Scramble merupakan salah satu metode pembelajaran yang sanggup meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa. Proses berguru dalam kelompok akan membantu siswa menemukan dan saling berinteraksi antara satu sama lain. Teori perkembangan yang mensugesti metode scramble yaitu teori Piaget. Menurut Warsita (2008 : 69) proses berguru seseorang akan mengikuti pola tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya. Sesuai dengan tahap operasional kasatmata (6-12 tahun), anak sanggup menyusun kata yang telah diacak susunannya. Metode pembelajaran ini diharapkan hasil pembelajaran akan lebih meningkat bagi siswa dan pada kesudahannya siswa sanggup menemukan banyak hal yang menarik yang ditemukan dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, akan diadakan penelitian yang dibantu oleh guru kelas dalam menerapkan metode scramble.
Dengan demikian diharapkan metode scramble kuat terhadap hasil berguru tematik terintegrasi siswa kelas IV Semester II di SD Negeri X. Penelitian terdahulu yang relevan yaitu Dames, Poppy (2012) dalam skripsinya yang berjudul "PENGARUH PENGGUNAAN METODE SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IV SEMESTER II SEKOLAH DASAR NEGERI SIDOREJO LOR 02 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012". Hasil penelitian ini membuktikan ada nya perbedaan rata-rata hasil posttest kelas eksperimen yaitu 71,36 lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil posttest kelas kontrol 63,00. Uji t membuktikan signifikansi 2,721 dengan probabilitas 0,009 < 0,05, maka sanggup disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan pada pembelajaran IPS yang memakai metode scramble dengan pembelajaran IPS yang memakai pendekatan konvensional. Sehingga sanggup diterapkan pada penelitian yang akan diteliti.

Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com

0 Response to "Skripsi Pgsd Dampak Metode Scramble Terhadap Hasil Berguru Pembelajaran Tematik Terintegrasi Kelas Iv"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel