iklan banner

Wajib Tahu, Inilah Cara Mendidik Anak Berdasarkan Islam !


Sebagai orang Islam tentu kita wajib tahu cara mendidik anak berdasarkan Islam. Sebab dengan mengetahui cara tersebut, maka kesempatan kita untuk sanggup mempunyai anak yang sholeh dan sholehah semakin terbuka lebar.
Sebagai amanat yang sangat berharga, tentu kita harus memperlakukan anak dengan sebaik-baiknya. Sehingga anak sanggup tumbuh dan berkembang dengan baik secara lahir maupun batinnya. Selain sebagai amanat, anak juga merupakan aset yang sangat berharga yang sanggup menyelamatkan kita dari neraka-Nya kalau kita bisa mengarahkannya menjadi hamba Allah yang beriman dan bertaqwa serta mempunyai banyak manfaat untuk Agama, manusia, dan alam. Oleh karenanya, tidak berlebihan rasanya, kalau kita dituntut untuk mendidik anak bahkan dikala ia gres masih dalam kandungan sekali pun.


Cara Mendidik Anak Menurut Islam

Tulisan ini dibuat, tujuan utamanya ialah untuk panduan bagi diri sendiri. Karena Alhamdulillah dikala ini, istri penulis sedang mengandung anak pertama kami. Meski usia kandungannya gres 4 bulan, namun mempersiapkan segala sesuatunya ialah suatu keharusan. Sebab penulis sangat menaruh harapan besar pada bawah umur penulis, baik untuk sanggup membantu sesama, berkhasiat untuk Agama, bahkan sampai sanggup menyelamatkan kedua orangtuanya kelak dari murka Allah SWT.

Penulis sangat terinspirasi, dikala melihat postingan Facebook Elma A. yang isinya berisi panduan dalam medidik buah hati. Karena khawatir lupa, dan biar gampang dicari maka alhasil gambar dari postingan tersebut penulis upload di blog ini. Harapannya tentu saja selain semoga bisa dihitung sebagai amal sholeh, juga akan berkhasiat untuk pembaca. Tak lupa, penulis juga mohon do'anya biar penulis bisa mempunyai keturunanan bawah umur yang sholeh, yang sanggup menjadi pujian Allah dan Rasul-Nya. Semoga harapan penulis tercapai, biar kelak bisa menyekolahkan anak ke Kairo atau ke Mekkah.
Bagi teman yang ingin tahu cara mendidik anak berdasarkan Islam dari postingan Facebook tersebut, berikut gambarnya serta sedikit klarifikasi berdasarkan pemahaman penulis.

Cara Mendidik Anak Menurut Islam Usia 0 - 2 Bulan
Dari gambar di atas terlihat terang bahwa hal yang paling utama yang harus kita ajarkan dan didik pada anak ialah mentauhidkan Allah SWT. Seperti kita tahu, bahwa mengajarkan apapun pada anak akan sanggup gampang diingat, dan sukar untuk dilupakan. Ini dibuktikan dengan kemampuan anak berbicara sesuai bahasa ayah ibunya, meskipun mereka hanya mendengarkannya saja.

Oleh lantaran itu, sudah seharusnya kalau kita mendengarkan kalimat-kalimat yang baik pada anak, terutama kalimat tauhid sebagai syarat utama insan selamat dari siksa neraka kelak.

Cara Mendidik Anak Menurut Islam Usia 2-6 Bulan


Cara Mendidik Anak Menurut Islam Usia 6 Bulan - 1.5 Tahun


Cara Mendidik Anak Menurut Islam Usia 2-2.5 Tahun
Dari gambar di atas sudah jelas, bahwa kita harus bisa mengajarkan sifat Allah kepada anak. Ketika anak melihat manusia, binatang dan lainnya, maka kita ajarkan kepada anak bahwa Allah-lah yang membuat semua itu.

Selain itu, tak lupa ajarkan pula anak akan pengetahuan ihwal siapa Tuhannya, apa agamanya, dan siapa Rasul-Nya. 
Cara Mendidik Anak Menurut Islam Usia 2.5 - 3 Tahun

 

Cara Mendidik Anak Agar Memiliki Akhlaq yang Baik

Memiliki anak yang sholeh tentu menjadi dambaan setiap orangtua. Oleh karenanya, cara mendidika anak biar mempunyai akhlaq yang baik ialah suatu kasus yang harus kita ketahui, baik calon orangtua terlebih yang sudah menjadi orangtua dari seorang anak.

Seperti kita tahu bahwa nabi Adam AS dan Siti Hawa terusuir dari syurga, penyebabnya ialah lantaran syaitan memanfaatkan nafsu mereka.


Kita semua harus selalu ingat, bahwa akhlaq yang terang itu sesuai dengan hawa nafsu dan syahwat seseorang, sehingga seorang anak akan melakukannya tanpa harus di suruh terlebih dahulu. Sebaliknya, untuk membentuk anak mempunyai budbahasa yang baik maka sangat diharapkan latihan bagi jiwa dan juga latihan terhadap nafsu yang buruk sehingga sanggup merugikan jiwa. Akhlak yang baik tentu membutuhan usaha dan perjuangan, alasannya ialah anak berarti harus mengikuti jalan yang bertentangan dengan hawa nafsunya.

Melalui pendidikan yang baik, maka jiwa anak akan tertanam akhlaq yang baik dengan berpengaruh dan kokoh. Sehingga ia akan menjadi bekal dan dasar anak untuk menolak setiap undangan syahwatnya yang buruk Sebaliknya jiwa anak hanya akan merasa nyaman dikala dirinya melaksanakan hal-hal yang baik, serta membenci segala hal yang bertentangan dengan akhlaq yang baik. Sehingga dengan demikian anak akan mengasihi dan mendapatkan budbahasa yang baik tersebut. Adapun langkah yang harus dilakukan biar anak mengasihi akhlaq yang baik, ialah sebagai berikut :

1. Didik Anak dengan Kelembutan

Ada sejumlah hadits yang mengajarkan kita untuk memakai kelembutan ketika berinteraksi dengan orang lain, yaitu sebagai berikut :

عن عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْج النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ قال رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ رواه البخاري6024

“Dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, semoga Allah meridhai beliau, berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mengasihi kelembutan dalam segala hal” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, 6024).

وروى مسلم (2592) عَنْ جَرِيرٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ( مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ ، يُحْرَمِ الْخَيْرَ

“Muslim (2592) meriwayatkan dari Jarir bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Barangsiapa yang terhalangi dari kelembutan, maka dia akan terhalangi dari kebaikan.’”

وعَنْ عَائِشَةَ ، زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِي شيء إِلاَّ زَانَهُ ، وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شيء إِلاَّ شَانَهُ ) رواه مسلم (2594

Dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, semoga Allah meridhai beliau, berkata, ‘Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya kelembutan, tidaklah berada pada sesuatu kecuali niscaya menghiasinya, dan tidaklah kelembutan diambil dari sesuatu, niscaya merusaknya.’”

وعَنْ عَائِشَةَ : أَنَّهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ بِأَهْلِ بَيْتٍ خَيْرًاأَدْخَلَ عَلَيْهِمُ الرِّفْقَرواه الإمام أحمد في مسنده (24427) ، وصححه الألباني فيصحيح الجامع الصغيررقم (303)
“Dari ‘Aisyah semoga Allah meridhai dia bahwa dia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Jika Allah ‘azza wa jalla menginginkan kebaikan bagi anggota rumah tangga, Dia akan memasukkan kelembutan kepada mereka’ (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya (24427); yang dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jaami ‘as-Shaghir (303)).

Setiap anak niscaya menyukai dan mengasihi orangtuanya yang memperlakukan mereka dengan penuh kelembutan. Oleh karenanya sebagai orangtua, kita harus bisa mendidik, memberi perhatian, dan membantunya dengan penuh kelembutan. Hindari murka dan bunyi keras atau berteriak dikala berinteraksi dengan anak.

Selain membutuhkan permaianan dan hiburan, dalam usia dini juga merupakan waktu yang sangat sempurna untuk menanamkan adab-adan dan pendidikan yang baik untuk anak. Orangtua harus benar-benar seimbang dalam menunjukkan kedua hal tersebut pada anak-anaknya.

Saat anak sudah mengasihi orangtuanya yang memperlakukannya dengan penuh kelembutan, maka cintanya tersebut akan memotivasi dirinya untuk mentaati segala hal yang diucapkan oleh orantuanya. Sebliknya kalau tanpa kelembutan bahkan dengan kekerasan, maka anak pun akan senantiasa menjauh dari orangtuanya, sehingga akan menyebabkan anak takut dan keras kepala, sampai alhasil menunmbuhkan sifat tipu muslihat dan dusta dalam diri anak terhadap orangtuanya.
2. Kelembutan Bukan Berarti tanpa Hukuman 

Meskipun mendidik anak dengan penuh kelembutan, namun kalau diharapkan bukan berarti harus meniadakan hukuman. Perlu diingat eksekusi dalam mendidik dan membesarkan anak haruslah bijak. Hukuman hanya boleh dilakukan dikala kelembutan tidak lagi mempunyai pengaruh, sampai nasihat, perintah, dan laranganpun telah diabaikan anak.  Selain itu, eksekusi tersebut, haruslah juga mempunyai manfaat untuk anak.
3. Orangtua Harus Memberi Teladhan yang Baik
Tidak sedikit orangtua yang meyuruh anaknya untuk ulet belajar, rajin sholat dan lainnya, namun mereka tidak memberikannya pola terlebih dahulu. Jika itu terjadi, tentu anak menjadi besar kemungkinannya untuk menolak undangan orangtua tersebut. Beda halnya, dikala anak disuruh sholat dan mengaji misalnya, dimana dikala itu mereka diberikan pola dan didampingi orangtuanya langsung. Tentu mereka akan gampang dan rajin untuk senantiasa melakukannya.

Salah seorang ulama menyampaikan kepada guru dari anak-anaknya: “Hal pertama yang harus anda lakukan untuk mendidik keshalihan bawah umur saya ialah membuat diri Anda sendiri menjadi shalih. Karena kesalahan mereka ialah bentuk mencontoh dari kesalahan Anda; Hanya perbuatan baik saja yang harus anda lakukan dan tinggalkanlah perbuatan yang buruk di hadapan mereka” (Tariikh Dimasyq, 38 / 271-272).
4. Memiliki Lingkungan yang Baik
Lingkungan yang baik  adalah lingkungan di mana perbuatan baik dipuji dan pelakunya dimuliakan, sedangkan perbuatan buruk dan pelakunya dicela. Saat ini, lingkungan menyerupai ini sangat jarang kita temui. Namun, dengan usaha keras dan sungguh-sungguh secara fisik, psikologis dan finansial, insya Allah kita bisa untuk membuatnya.

Baca Juga : Lingkungan Terbaik Pembentuk Generasi Terbaik

Sumber : Facebook, Muslimah.or.id 

Sumber http://inspirasi-dttg.blogspot.com

0 Response to "Wajib Tahu, Inilah Cara Mendidik Anak Berdasarkan Islam !"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel