iklan banner

Meneladani Semangat Entrepreneurship Rasulullah Saw, Pedagang Paling Sukses Di Masyarakat Qurasy

Gb. kabarmakkah.com

Entrepreneurship atau kewirausahaan ialah satu pekerjaan yang banyak diminati kebanyakan orang. Orang-orang yang mempunyai daya kreativitas tinggi, serta menginginkan kemandirian biasanya lebih menentukan menjadi entrepreneurship dibanding menjadi karyawan.

Hal ini tentu sangat wajar, alasannya dengan menjadi entrepreneurship maka kreativitas akan tersalurkan,bebas dari tekanan atasan,penghasilan tidak dibatasi, bahkan hingga bisa mempunyai perusahaan sendiri.

Sebagai umat Rasulullah SAW yang senantiasa berusaha mengikuti segala aktivitasnya, maka dalam hal berwirausaha kitapun bisa meneladani beliau. Rasulullah SAW, selain merupakan sebagai Nabi dan Rasul, ia juga merupakan seorang entrepreneurship yang sukses semenjak belia. Hal ini dibuktikan dengan ia berani menikah di usia 25 tahun dengan mahar yang sangat pantastis yaitu 21 ekor unta muda.

Masa Kecil Rasulullah SAW Begitu Memprihatinkan

Nabi Muhammad lahir di kota Mekkah, pada hari Senin, 12 Rabiul Awal atau 22 April 571 M yang bertepatan dengan tahun gajah (Fill). Saat lahir Nabi Muhammad sudah dalam keadaan yatim. Hal ini di karenakan semenjak dalam kandungan, ayahnya Abdullah sudah meninggal dunia. Setelah lahir Abdul Muthalib kakeknya, memperlihatkan nama Muhammad yang mempunyai arti orang yang terpuji.
Setelah usia Nabi Muhammad menginjak usia 6 tahun, Siti Aminah ibunya meninggal dunia, sehingga balasannya ia menjadi yatim piatu. Sunguh suatu motivasi besar bagi kita umatnya untuk senantiasa tabah dalam menghadapi cobaan-Nya. Beliau Rasulullah SAW meski merupakan hamba pilihan Allah, namun juga mencicipi cobaan yang luar biasa. Bahkan sempurna di usianya yang ke 8 tahun, kakeknya ikut meninggalkannya alasannya harus menghadap Allah.

Jiwa Entrepreneurship Rasulullah dimulai dari Mengembala Kambing

Usai meninggalnya kakenya, Nabi Muhammad SAW balasannya tinggal bersama pamannya Abu Thalib. Saat usianya 9 tahun ia mengembala kambing milik penduduk mekah, dengan tujuan untuk membantu perekonomian pamannya.

Banyak pesan yang tersirat yang didapatkan Nabi Muhammad ketika mengembala kambing tentunya, satu diantaranya ialah mengasah jiwa kepemimpinan yang sangat penting untuk masa remaja ia dalam menjalankan tugas. Baik dalam menjalankan tugasnya sebagai Entrepreneurship, terlebih tugasnya sebagai Nabi dan Rasul Allah.

 Diusia 12 Tahun Nabi Muhammad Sudah Belajar Bisnis

Sejak usianya 12 tahun, Nabi Muhammad sudah diajak pamannya Abu Thalib untuk berdagang. Pamannya tersebut mengajak ia melaksanakan perjalanan dagang ke negeri Syam (Suriah). Dari perjalanan tersebut Nabi Muhammad berguru banyak hal akan ilmu perdagangan, terutama dalam melayani pembeli dengan baik.

Meskipun hanya bertindak untuk membantu pamannya, namun Nabi Muhammad mengerjakan pekerjaannya dengan maksimal. Berkat adanya Nabi Muhammad bisnis dagang Abu Thalibpun menjadi sangat lancar. Hal ini dikarenakan semua konsumen sangat menyukai Nabi Muhammad, sehingga balasannya banyak diantara mereka yang menjadi langganan setianya.

Perjalanan dagang  keluar negeri menyerupai Syam dan Syiria, tentu harus ditempuh dengan berjalan kaki ribuan mil. Sehingga hal tersebut sanggup melatih daya tahan tubuhnya. Dari aktivitasnya ini tak heran bila ia hingga pernah memenangkan pertandingan gulat melawan Umar bin Khatab, pereman termasyur ketika itu. Bahkan dari usia 40 hingga 60 tahun menjadi panglima gagah berani dalam puluhan perang.

Inilah suatu bukti bahwa Allah selalu menyiapkan hamba-hamba-Nya, untuk menjalani rencana-rencana terbaik untuk hamba-Nya tersebut.

 Berjualan Sendiri Sejak Usia 15 Tahun

Saat usianya menginjak 15 tahun Nabi Muhammad memutuskan untuk berjualan sendiri bersama rekannya As Saib bin Abus Saib, yaitu menyerupai berjualan pakaian.  Mereka berdua ialah rekan bisnis yang solid sehingga tidak pernah berselisih.
Dalam berdagang Nabi Muhammad dikenal sebagai pedagang yang sangat baik, ia sangat jujur, amanah,tepat janji, sopan, menghormati semua konsumen, dan selalu menjual barang yang layak jual.  Semua transaksi dagangnya selalu atas dasar sukarela dan dengan ijab qobul. Integritas dan kejujuran beliau, telah mengunci kata “Al-Amin” cowok jujur nan terpercaya. Sebuah gelar  informal untuk dirinya yang tak pernah tertandingi.

 Nabi Muhammad Sudah Memimpin Khalifah Dagang  di Usianya yang gres 17 Tahun

Diusia 17 tahun Nabi Muhammad sudah memipin dagang ke luar negeri, hingga kurang lebih 17 negara telah ia kunjungi. Reputasi dan integritas Nabi Muhammad dalam berdagang sangat baik. Reputasi baiknya Nabi Muhammad dalam berdagang hingga populer hingga di Irak,Syam, Yordania, Yaman, dan di pusat-pusat perdangan lain.

Reputasinya sebagai pedagang yang jujur dan amanah, telah mengakibatkan dirinya banyak investor, salah satunya ialah Siti Khadijah. Siti Khadijah meminta Nabi Muhammad untuk memutar modal miliknya supaya bisa bertambah. Kepercayaan Khadijah tersebut tidak di sia-siakan oleh Nabi Muhammad, ia mengelola modal Khadijah dengan sangat baik. Sehingga tak heran dalam waktu beberapa lama, modal Khadijah menjadi bertambah menjadi berkali-kali lipat.

Namun penting untuk kita ketahui, meski Nabi Muhammad senantiasa bisa mendapat laba banyak dari kegiatan dagangnya, namun ia dalam berdagangnya tidak mencari laba semata.

Yang lebih penting ia utamakan adalah  terjalinnya silaturahmi yang baik dan keridhoan Allah dalam kegiatan bisnisnya tersebut. Bahkan ia sering memperlihatkan barang dagangannya pada orang-orang yang sangat membutuhkan, namun tidak bisa untuk membayarnya.

Meski Nabi Muhammad sering memperlihatkan barang daganannya, ataupun sekedar memperlihatkan hutang pada mereka yang belum berpengaruh membayar, namun hal tersebut tidak menjadikannya merugi. Bahkan sejarah menandakan bahwa Nabi Muhammad ialah pedagang paling sukses dalam masyarakat Qurasy di zamannya.

Di Usia 25 Tahun Nabi Muhammad Menikah

Pembawaan Rasulullah yang sangat baik menciptakan Siti Khadijah sangat tertarik untuk mengakibatkan ia sebagai suaminya. Padahal ketika itu banyak sekali para tokoh dan pembesar yang mencoba meminangnya.

Keinginannya untuk mengakibatkan Nabi Muhammad sebagai suaminya tersebut, ia ungkapkan kepada sahabatnya Nafisah binti Muniyyah. Mengetahui hal tersebut Nafisah pun segera menemui Nabi Muhammad SAW untuk menceritakan niat Khadijah, sembari menganjurkan Nabi Muhammad untuk menikahinya.

Mengetahui kabar baik tersebut Nabi pun menyetujinya, dan kemudian melaksanakan musyawarah dengan paman-pamannya untuk melamar Khadijah. Kemudian sesudah itu, balasannya Nabi Muhammad pun mendatangi paman Khadijah untuk melamar nya.
Kemudian selang beberapa lama, tepatnya sesudah dua bulan Nabi Muhammad SAW kembali dari Syam, pernikahanpun dilangsungkan dengan mahar 21 ekor unta muda. Pernikahan tersebut dihadiri oleh dua keluarga besar, yaitu dari kalangan Bani Hasyim dan para pembesar kabilah.
Setelah menikah kerajaan bisnisnya semakin menggurita. Muhammad seorang manajer yang andal didukung oleh istri seorang investor kaya raya diperebutkan banyak lelaki.
Sekitar 25 tahun lamanya membangun dapat dipercaya seorang pengusaha sukses, gres 23 tahun sesudah itu menjalani masa kenabian.

Hikmah yang Bisa Kita Dapatkan dari Sejarah Bisnis Nabi Muhammad

Mengetahui banyak sekali hal dari Nabi Muhammad SAW, selalu memperlihatkan banyak pembelajaran yang sangat berharga untuk kita. Termasuk didalamnya wacana sejarah berdagang ia ini. Masalalu Rasulullah yang masa kecilnya penuh dengan cobaan hebat, dimulai dari di tinggalkan kedua orangtua hingga kakeknya, merupakan motivasi besar untuk kita yang ingin sukses. Rasulullah SAW telah menandakan bahwa dengan kerja keras dan izin Allah lah kesuksesannya itu bisa diraih, bukan dari orang lain apalagi warisan orang tua.


Modal terkadang menjadi alasan utama seseorang mengurungkan niatnya untuk berusaha, padahal bergotong-royong modal bukan alasan berarti untuk kita menunda niat menjadi seorang entrepreneurship.
Dari sejarah ia setidaknya kita sanggup menyimpulkan bahwa modal utama untuk menjadi entrepreneurship bukan uang banyak, namun yang paling penting justru do'a, kejujuran, dan keahlian. Jika ketiga modal tersebut dimiliki, maka tidak menutup kemungkinan akan banyak pemodal yang ingin menanamkan modalnya untuk kita kelola.

Saat Rasulullah masih muda, beliaupun tak punya dana. Walaupun ketika itu pamannya Abu Thalib bin Abdul Muttalib sangat menyayangi Nabi, namun ia tak hanya berpangku tangan. Selain mengembala kambing bahkan Rasulullah semenjak usianya gres 12 tahun meminta sendiri untuk ikut pamannya berdagang. Rasulullah sudah memperlihatkan pola konkret kepada kita, bahwa semenjak muda jiwanya tidak ingin berpangku tangan, terlebih hanya mengandalkan pemberian. Padahal ketika itu paman nya ialah salah satu orang kaya, dan ia sudah menganggap nabi Muhammad menyerupai anaknya sendiri.

Rasulullah balasannya bisa menjadi pedagang sukses, kunci utamanya ialah pada kejujuran dan kepandaian ia dalam berbisnis. Hingga tak ayal dengan modal andalan tersebut, ia tak perlu pusing memikirkan modal finansial. Selain manfaatnya yang gampang di dapatkan dari banyaknya pelanggan, berkat hal tersebut Rasulullah pun balasannya banyak diperebutkan investor, salah satunya ialah Siti Khadijah. Bahkan lebih dari itu berkat perilaku dan pembawaannya yang sangat baik, Siti Khadijahpun hingga sangat jatuh hati pada beliau.

Bukti modal financial bukan alasan utama kita memulai bisnis, juga pernah dibuktikan oleh Abdurrahman bin Auf. Saat Abdurrahman bin Auf hijrah dari Mekah ke Madinah ia tak membawa harta sepeserpun. Dalam perjalanannya ia pernah ditawari banyak sekali macam harta benda, menyerupai rumah, unta bahkan istri. Namun dengan mental kemadiriannya, ia menolak semua anjuran tersebut dengan halus. Kepada orang-orang yang telah menawarinya banyak sekali bahan keduniaan, ia hanya meminta di tunjukan jalan menuju pasar.

Sesampainya di pasar ia kemudian menjadi kuli di sana. Namun berkat kerja keras dan izin Allah balasannya di hari kedua ia sudah menjadi makelar. Bahkan ketika ia sudah bekerja selama 40 hari disana, ia sudah mempunyai dana yang cukup untuk meminang seorang gadis Anshor. Sejarah telah menandakan bahwa ketika ia meninggal dunia peninggalan hartanya lebih dari empat tryliun rupiah.  Fantastis, sebuah prestasi gemilang meski hanya diawali dari penghasilannya sebagai kuli pasar.

Jangan Gengsi untuk Memulai Usaha Apapun

Sejarah Nabi Muhhamad  yang pernah menjadi pengembala kambing, dan Abdurrahman bin Auf yang pernah memulai kesuksesannya dengan menjadi kuli pasar, ialah bukti konkret bahwa jalan kesuksesan itu bisa dari mana saja.
Tak jarang seseorang malu untuk memulai perjuangan alasannya usahanya tersebut dipandang sebelah mata oleh masyarakat disekitarnya. Padahal tak jarang banyak orang sukses justru kebanyakan dari pekerjaannya yang dulunya di pandang sebelah mata.
Saat kita mengawali perjuangan dari pekerjaan biasa-biasa saja, bahkan terkesan diremehkan orang lain. Seharusnya hal tersebut kita jadikan motivasi dan keyakinan baik. Hal ini alasannya bisa saja Allah sedang menyiapkan kita menjadi orang yang sangat sukses dikemudian hari. Dengan asal pekerjaan tersebut bisa jadi kita akan menjadi insan yang sangat rendah hati ketika sudah sukses, bahkan lebih dari itu menjadi bos yang sangat baik ketika memilki banyak karyawan.

Kesuksesan Rasulullah Harus Memotivasi kita.

Kesuksesan Rasulullah harus memotivasi kita umatnya, supaya bisa menjadi orang sukses. Sebab dengan kesuksesan kita akan semakin gampang untuk memperbanyak ibadah dan berjuang untuk agama Allah.

Sebagai orang Islam penulis sendiri sering berpikir, untuk bagaimana caranya menjadi orang sukses kaya raya, dan mempunyai pengetahuan yang luas. Penulis sangat sadar betul dalam urusan apapun kita membutuhkan harta benda. Dengan harta benda yang banyak setidaknya kita tidak kebingungan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, bahkan bederma sekalipun.

Miris rasanya melihat banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita, namun kita hanya bisa berpangku tangan melihatnya. Yang lebih miris lagi ketika kita bepergian, sering sekali kita melihat orang-orang Islam yang sedang meminta sumbangan hanya sekedar untuk membangun masjid. Penulis belum pernah melihat ada Agama lain, yang meminta sumbangan di jalan untuk membangun daerah ibadahnya. Hal ini selain mencambuk kesadaran akan amal ibadah kita, juga merupakan motivasi besar untuk kita menjadi orang kaya. Semoga dengan kita kaya, tidak ada lagi pengurus masjid yang resah untuk mendapat dana, begitu juga dengan panti asuhan dan lainnya.
Beberapa dalil dibawah ini, setidaknya telah menandakan bahwa sebagai orang Islam kita harus maksimal dalam berusaha meraih kesuksesan.

“Mu’min yang berpengaruh lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing mempunyai kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah  “Qodarullah wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki niscaya terjadi.” (HR.Muslim)

“Meninggalkan andal warismu dalam keadaan kaya, itu jauh lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan fakir, sehingga mereka meminta-minta kepada manusia.”

“Sebaik-baiknya harta ialah yang dimiliki orang-orang yang shaleh.”

Semoga goresan pena ini berkhasiat untuk kita semua.

Salam Kepedulian


Sumber http://inspirasi-dttg.blogspot.com

0 Response to "Meneladani Semangat Entrepreneurship Rasulullah Saw, Pedagang Paling Sukses Di Masyarakat Qurasy"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel