Menelisik Relasi Kerjasama Asean-Amerika Serikat
Tidak bisa dipungkiri bahwa perdagangan antar negara menjadi salah satu wujud kerjasama dalam rangka memelihara relasi, sekaligus mencegah terjadinya konflik dan persaingan. Hubungan perdagangan, baik bilateral maupun multilateral, juga menjadi media diplomasi bagi negara untuk meningkatkan kerjasama dalam cakupan yang lebih luas. Artikel ini akan memaparkan korelasi kerjasama antara ASEAN dengan Amerika Serikat (the United States of America).
Karena korelasi antar negara melibatkan kepentingan masing-masing pihak, maka kita akan melihat dari banyak sekali sudut pandang, baik dari sisi Amerika Serikat maupun dari perspektif ASEAN sebagai satu kesatuan institusi dan berdasarkan kepentingan masing-masing negara anggota ASEAN.
Dari sudut pandang Amerika Serikat.
Amerika Serikat mempunyai korelasi bilateral yang relatif baik dengan negara-negara anggota ASEAN, kecuali (mungkin) dengan Myanmar. Hal ini diakibatkan sebab konstelasi politik domestik Myanmar serta kasus demokrasi dan hak asasi insan (setidaknya demikian yang sering diserukan oleh Amerika Serikat).
Kerjasama yang digalang oleh Amerika Serikat dengan ASEAN banyak berkaitan dengan kasus keamanan kawasan, terutama terkait dengan penanggulangan tindak kejahatan t3r0risme serta pemeliharaan pertahanan dan keamanan wilayah.
Amerika Serikat juga diyakini mempunyai kepentingan untuk menjaga keseimbangan kekuatan di wilayah ASEAN, mengingat ASEAN pun melaksanakan kerjasama ekonomi-perdagangan dengan Rusia dan China, yang notabene merupakan kompetitor negara tersebut.
Amerika Serikat mempunyai tugas sentral dalam kelompok kerjasama the Trans-Pacific Partnership (TPP), dimana hingga dengan ketika ini setidaknya ada 4 negara anggota ASEAN yang bergabung didalamnya, yakni Brunei, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
Salah satu misi TPP diyakini untuk menandingi kelompok kerjasama lain yang digagas oleh ASEAN bersama enam negara (China, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Australia), yang tergabung dalam the Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Disini terdapat indikasi terjadinya perebutan dampak sebagai negara adikuasa (terutama oleh Amerika Serikat dengan China), dan bukan semata-mata terkait dengan perdagangan dan ekonomi.
Amerika Serikat pun turut berpartisipasi aktif dalam ASEAN Regional Forum (ARF). Adapun ARF sendiri berfungsi sebagai media obrolan dan konsultasi diantara negara-negara anggota, menyangkut duduk kasus politik dan keamanan kawasan, serta isu-isu positif lain, sekaligus sebagai upaya membangun diplomasi di daerah Asia-Pasifik; walaupun oleh sementara pihak, lembaga ARF ini tidak lebih daripada ‘sekedar perbincangan’ (talk shop).
Dari perspektif negara-negara ASEAN.
Beberapa negara anggota ASEAN, ibarat Phillipina, Malaysia, dan Thailand, masing-masing mempunyai kerjasama militer dengan Amerika Serikat, terutama dalam menjaga keamanan wilayah geografis.
Indonesia semenjak usang telah melaksanakan kerjasama perdagangan dengan Amerika Serikat. Selain itu, kerjasama dibidang pendidikan, ibarat acara pertukaran pelajar, serta kerjasama kebudayaan juga menjadi faktor penting dalam korelasi kedua negara.
Bagi beberapa negara anggota ASEAN, ibarat Indonesia dan Malaysia, perlakuan Amerika Serikat terhadap Palestina, serta anggapan bahwa Amerika Serikat menerapkan standar ganda untuk negara-negara islam dan negara-negara yang dominan penduduknya beragama islam, setidaknya menciptakan korelasi negara-negara tersebut menjadi lebih dinamis dan fluktuatif dari waktu ke waktu.
Konflik di Laut China Selatan (South China Sea) yang melibatkan beberapa negara anggota ASEAN dengan China mendorong Amerika Serikat untuk campur tangan didalamnya, walaupun tidak secara pribadi berkonfrontasi dengan China. Kehadiran Amerika Serikat setidaknya dianggap bisa menambah kekuatan dan kepercayaan diri negara-negara ASEAN yang terlibat konflik dengan China.
Joint Agreement US-ASEAN.
Kerjasama antara ASEAN-Amerika Serikat sesungguhnya telah dituangkan dalam janji bersama antara masing-masing pihak.
Dalam joint agreement yang dihasilkan pada ketika pertemuan puncak US-ASEAN Special Leaders Summit pada 15-16 Februari 2016, dihasilkan 17 butir deklarasi Sunnylands (Sunnylands Declaration), beberapa diantaranya adalah:
Berikut beberapa hal menarik terkait dengan korelasi antara ASEAN-Amerika Serikat yang diteliti oleh East-West Center pada 2014:
Penutup.
Melihat banyak sekali data dan perkembangan korelasi antara negara-negara ASEAN dengan Amerika Serikat, menarik untuk disimak lebih lanjut sejauh mana korelasi kerjasama antara Amerika Serikat dengan negara-negara ASEAN akan berlangsung, serta bagaimana rivalitas antara Amerika Serikat dengan China dalam memperebutkan dampak di wilayah ASEAN. **
ARTIKEL TERKAIT :
Memaknai Kerjasama Multilateral ASEAN-Rusia
Peluang dan Tantangan ASEAN dalam Perekonomian Global
Menyimak KTT ASEAN Ke-27: Our People, Our Community, Our Vision
Selamat Datang MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) Sumber http://www.ajarekonomi.com
Karena korelasi antar negara melibatkan kepentingan masing-masing pihak, maka kita akan melihat dari banyak sekali sudut pandang, baik dari sisi Amerika Serikat maupun dari perspektif ASEAN sebagai satu kesatuan institusi dan berdasarkan kepentingan masing-masing negara anggota ASEAN.
Dari sudut pandang Amerika Serikat.
Amerika Serikat mempunyai korelasi bilateral yang relatif baik dengan negara-negara anggota ASEAN, kecuali (mungkin) dengan Myanmar. Hal ini diakibatkan sebab konstelasi politik domestik Myanmar serta kasus demokrasi dan hak asasi insan (setidaknya demikian yang sering diserukan oleh Amerika Serikat).
Kerjasama yang digalang oleh Amerika Serikat dengan ASEAN banyak berkaitan dengan kasus keamanan kawasan, terutama terkait dengan penanggulangan tindak kejahatan t3r0risme serta pemeliharaan pertahanan dan keamanan wilayah.
Amerika Serikat juga diyakini mempunyai kepentingan untuk menjaga keseimbangan kekuatan di wilayah ASEAN, mengingat ASEAN pun melaksanakan kerjasama ekonomi-perdagangan dengan Rusia dan China, yang notabene merupakan kompetitor negara tersebut.
Amerika Serikat mempunyai tugas sentral dalam kelompok kerjasama the Trans-Pacific Partnership (TPP), dimana hingga dengan ketika ini setidaknya ada 4 negara anggota ASEAN yang bergabung didalamnya, yakni Brunei, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
Salah satu misi TPP diyakini untuk menandingi kelompok kerjasama lain yang digagas oleh ASEAN bersama enam negara (China, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Australia), yang tergabung dalam the Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Disini terdapat indikasi terjadinya perebutan dampak sebagai negara adikuasa (terutama oleh Amerika Serikat dengan China), dan bukan semata-mata terkait dengan perdagangan dan ekonomi.
Amerika Serikat pun turut berpartisipasi aktif dalam ASEAN Regional Forum (ARF). Adapun ARF sendiri berfungsi sebagai media obrolan dan konsultasi diantara negara-negara anggota, menyangkut duduk kasus politik dan keamanan kawasan, serta isu-isu positif lain, sekaligus sebagai upaya membangun diplomasi di daerah Asia-Pasifik; walaupun oleh sementara pihak, lembaga ARF ini tidak lebih daripada ‘sekedar perbincangan’ (talk shop).
Dari perspektif negara-negara ASEAN.
Beberapa negara anggota ASEAN, ibarat Phillipina, Malaysia, dan Thailand, masing-masing mempunyai kerjasama militer dengan Amerika Serikat, terutama dalam menjaga keamanan wilayah geografis.
Indonesia semenjak usang telah melaksanakan kerjasama perdagangan dengan Amerika Serikat. Selain itu, kerjasama dibidang pendidikan, ibarat acara pertukaran pelajar, serta kerjasama kebudayaan juga menjadi faktor penting dalam korelasi kedua negara.
Bagi beberapa negara anggota ASEAN, ibarat Indonesia dan Malaysia, perlakuan Amerika Serikat terhadap Palestina, serta anggapan bahwa Amerika Serikat menerapkan standar ganda untuk negara-negara islam dan negara-negara yang dominan penduduknya beragama islam, setidaknya menciptakan korelasi negara-negara tersebut menjadi lebih dinamis dan fluktuatif dari waktu ke waktu.
Konflik di Laut China Selatan (South China Sea) yang melibatkan beberapa negara anggota ASEAN dengan China mendorong Amerika Serikat untuk campur tangan didalamnya, walaupun tidak secara pribadi berkonfrontasi dengan China. Kehadiran Amerika Serikat setidaknya dianggap bisa menambah kekuatan dan kepercayaan diri negara-negara ASEAN yang terlibat konflik dengan China.
Joint Agreement US-ASEAN.
Kerjasama antara ASEAN-Amerika Serikat sesungguhnya telah dituangkan dalam janji bersama antara masing-masing pihak.
Dalam joint agreement yang dihasilkan pada ketika pertemuan puncak US-ASEAN Special Leaders Summit pada 15-16 Februari 2016, dihasilkan 17 butir deklarasi Sunnylands (Sunnylands Declaration), beberapa diantaranya adalah:
- Penghormatan terhadap integritas teritorial serta kesejajaran dalam kebebasan berpolitk diantara negara-negara anggota.
- Pentingnya kerjasama untuk mewujudkan kesejahteraan, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang inklusif, serta pemeliharaan perdamaian.
- Kesadaran akan pentingnya kebijakan yang menuju pada perekonomian yang terbuka, dinamis, dan kompetitif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, penemuan dan kewirausahaan.
- Memperkuat demokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik, serta ketaaatan pada aturan dan santunan hak asasi manusia.
- Menjaga biar setiap permasalahan bisa diselesaikan secara hening dan tetap berpegang pada aturan internasioanal, termasuk dalam keamanan wilayah laut dan stabilitas kawasan.
- Memberikan solusi atas kasus kejahatan kemanusian, t3r0risme, perdagangan manusia, peredaran obat-obatan terlarang dan narkotika, serta aktivitas illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing dan illegal logging.
- Komitmen bersama untuk menjawab kasus perubahan iklim dan global warming sesuai dengan janji internasional yang tertuang dalam the Paris Climate Agreement.
- Mendukung integrasi serta konektivitas antar individu dan warga negara ASEAN-Amerika Serikat.
- Mempromosikan kerjasama global dalam mewujudkan acara the Sustainable Development Goals (SDGs).
Berikut beberapa hal menarik terkait dengan korelasi antara ASEAN-Amerika Serikat yang diteliti oleh East-West Center pada 2014:
- ASEAN merupakan pasar potensial bagi Amerika Serikat. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa ASEAN mempunyai populasi lebih dari 626 juta dan aktvitas ekonomi senilai lebih dari US$ 2.4 triliun, sehingga menjadikannya pasar potensial bagi produk-produk Amerika Serikat. Terlebih lagi, ASEAN merupakan pasar terbesar ketiga di Asia dan ketujuh secara global.
- Nilai perdagangan barang dan jasa dari Amerika Serikat yang di ekspor menuju ASEAN mencapai angka US$ 100 milliar.
- Dari sisi Amerika Serikat, terdapat sekitar 7% pekerjaan atau setara dengan 560 ribu lapangan pekerjaan, yang terkait dengan bidang ekspor perdagangan dengan tujuan ASEAN.
- Investasi Amerika Serikat di negara-negara ASEAN mencapai US$ 190 milliar, sedangkan investasi ASEAN di Amerika Serikat sebesar US$ 27 milliar.
- Di sektor pariwisata, lebih dari 3 juta warga Amerika Serikat mengunjungi negara-negara ASEAN dalam setahun, sementara pengunjung dari ASEAN di Amerika menghabiskan dana tak kurang dari US$ 4 milliar.
Penutup.
Melihat banyak sekali data dan perkembangan korelasi antara negara-negara ASEAN dengan Amerika Serikat, menarik untuk disimak lebih lanjut sejauh mana korelasi kerjasama antara Amerika Serikat dengan negara-negara ASEAN akan berlangsung, serta bagaimana rivalitas antara Amerika Serikat dengan China dalam memperebutkan dampak di wilayah ASEAN. **
ARTIKEL TERKAIT :
Memaknai Kerjasama Multilateral ASEAN-Rusia
Peluang dan Tantangan ASEAN dalam Perekonomian Global
Menyimak KTT ASEAN Ke-27: Our People, Our Community, Our Vision
Selamat Datang MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) Sumber http://www.ajarekonomi.com
0 Response to "Menelisik Relasi Kerjasama Asean-Amerika Serikat"
Posting Komentar