iklan banner

Cara Melaporkan Kerugian Tsunami Dan Gempa Di Laporan Keuangan

Tsunami terjadi di Banten dan Lampung pada Sabtu 22/12/2018 malam. Band Seventeen turut menjadi korban dalam tragedi tersebut.


Sebelumnya, Gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang wilayah Donggala, Sulawasi Tengah pada Jum’at, 28 September 2018.


Kemudian diikuti tsunami dengan ketinggian mencapai 5 (lima) meter menghantam beberapa tempat di Palu.


Korban meninggal dan kerusakaan infrastruktur pun tak terhindarkan, tentu termasuk aset-aset yang dimiliki perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sana.


Seperti yang dialami oleh anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat kerugian sebesar Rp 450 miliar,


Belum yang di Banten dan Lampung.


Lalu bagaimana cara melaporan kerugian jawaban Gempa dan tsunami ibarat yang terjadi di Palu, Banten, dan Lampung di laporan Laba Rugi Perusahaan/instansi/organisasi?


Yuk kita bahas cara menciptakan laporan keuntungan rugi untuk insiden luar biasa ibarat gempa dan tsunami Palu, Banten dan Lampung tesebut.


Apa saja yang dianggap sebagai pos tidak biasa sanggup dibaca di artikel 6 Pos Luar Biasa di Laporan Laba Rugi, Cara Pencatatan dan Pelaporannya


 


01. Contoh Pelaporan Kerugian Tsunami dan Gempa di Laporan Laba Rugi


 


Tsunami terjadi di Banten dan Lampung pada Sabtu  Cara Melaporkan Kerugian Tsunami dan Gempa di Laporan Keuangan


Untuk memperlihatkan citra perihal bagaimana pelaporan kerugian jawaban gempa dan tsunami, kami berikan contoh laporan keuangan dari PT PLN tahun 2004.


Pada tahun 2004 terjadi tsunami yang menerjang wilayah Aceh dan sekitarnya.


Tsunami yang dipicu oleh ukiran vertikal dua lempeng benua di 85 km dari pesisir barat pulau Sumatera menimbulkan tsunami dengan ketinggian 30 meter dan mengakibatkan hampir seperempat juta orang meninggal di 14 negara.


Kerusakan sarana dan prasarana publik, perusahaan, dan aset eksklusif pun luar biasa.


PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yaitu salah satu perusahaan yang mengalami kerugian luar biasa jawaban tsunami Aceh dan Sumatera Utara.


Besarnya kerugian yang diderita PT PLN sanggup dilihat dari Laporan Laba Rugi tahun 2004 sebagai berikut:


PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

PT PLN AND ITS SUBSIDIARIES

CONSOLIDATED STATEMENT OF INCOME

FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2004


Tsunami terjadi di Banten dan Lampung pada Sabtu  Cara Melaporkan Kerugian Tsunami dan Gempa di Laporan Keuangan
Contoh Laporan Keuangan PLN 2004:1

Tsunami terjadi di Banten dan Lampung pada Sabtu  Cara Melaporkan Kerugian Tsunami dan Gempa di Laporan Keuangan
Contoh Laporan Keuangan PLN 2004 :2

Perhatikan Laporan Laba Rugi PT PLN di atas. Total pendapatan PT PLN periode 2004 yaitu sebesar Rp 62.273.061.847.812 yang berasal dari:



  • Penjualan listrik = Rp 58.232.002.384.555

  • Fee sambungan pelanggan = Rp 387.082.924.469

  • Subsidi pemerintah = Rp 3.469.919.795.843

  • Lain-lain = Rp 184.056.742.945


Total biaya operasi sebesar Rp 59.710.766.963.829, sehingga pendapatan dari operasi (Laba/Rugi operasi) yaitu Rp 2.562.294.883.983.


Sedangkan Laba (Rugi) sebelum pajak sebesar Rp 1.444.687.935.962.


Dari laporan keuntungan rugi tahun 2004 tersebut kita sanggup mengetahui bahwa PT PLN melaporkan kerugian luar biasa sebesar Rp 281.551.180.257 jawaban kerusakan property di Aceh dan Sumatera Utara alasannya yaitu tsunami dan gempa.


Pos kerugian luar biasanya ini disajikan di laporan keuntungan rugi sesudah pendapatan sebelum pajak dan diperhitungkan sebagai pengurang Laba (Rugi) Bersih.


 


02. Format Pelaporan Kerugian Tsunami Dan Gempa di Laporan Laba Rugi


Tsunami terjadi di Banten dan Lampung pada Sabtu  Cara Melaporkan Kerugian Tsunami dan Gempa di Laporan Keuangan


Format laporan keuntungan rugi yang dipakai untuk menyajikan pos luar biasa yaitu ibarat format umum yang dipakai tanpa ada pos luar biasa.


Walaupun ada perbedaan terkait dengan pos luar biasa tersebut.


Pos luar biasa, ibarat gempa dan tsunami merupakan salah satu dari 6 pos tidak biasa yang akan mensugesti laporan keuntungan rugi.


Empat pos tidak biasa yang akan mensugesti laporan keuntungan rugi periode berjalan adalah:



Sedang dua pos luar biasanya lainnya mensugesti laporan keuntungan rugi periode sebelumnya, yaitu:



  • Kesalahan

  • Perubahan dalam prinsip akuntansi


Ada perbedaan cara menyajikan pos-pos tidak biasa tersebut. Pos penurunan nilai aset tetap dan biaya restrukturisasi dilaporkan sesudah keuntungan bruto, atau di atas keuntungan operasi berjalan.


Artinya, kelompok ini merupakan pengurang dari keuntungan operasi periode berjalan.


Perhatikan formatnya berikut:


Tsunami terjadi di Banten dan Lampung pada Sabtu  Cara Melaporkan Kerugian Tsunami dan Gempa di Laporan Keuangan
laba operasi

Pos operasi dalam penghentian dan pos luar biasa dilaporkan sesudah keuntungan (rugi) sebelum pajak periode berjalan, atau di atas total keuntungan (rugi) bersih. Kaprikornus pos ini sebagai pengurang keuntungan sebelum pajak.


Perhatikan formatnya berikut ini:

Tsunami terjadi di Banten dan Lampung pada Sabtu  Cara Melaporkan Kerugian Tsunami dan Gempa di Laporan Keuangan
format keuntungan bersih

Dari kedua ilustrasi di atas, walaupun ada perbedaan dalam meletakkan pos-pos tidak biasa dalam Laporan Laba Rugi, tapi kedua kelompok tersebut sama-sama sebagai pengurang keuntungan (rugi).


Kedua format tersebut bila digabung menjadi satu dalam sebuah Laporan Laba Rugi yang lengkap yaitu sebagai berikut:


Tsunami terjadi di Banten dan Lampung pada Sabtu  Cara Melaporkan Kerugian Tsunami dan Gempa di Laporan Keuangan
Format Laporan Laba Rugi untuk Gempa Tsunami

Dari format di atas, kita sanggup melihat bahwa pos luar biasa dilaporkan sesudah keuntungan (rugi) operasi, dan sebagai pengurang keuntungan (rugi) operasi yang menghasilkan Laba (Rugi) Bersih.


Contoh riil-nya ibarat yang sudah ditampilkan di atas, yaitu di Laporan Laba Rugi PT PLN tahun 2004.


Kerugian PT PLN ketika gempa dan tsunami Aceh dan Sumatera Utara sebesar Rp 281,5 miliar dilaporkan sesudah pendapatan sebelum pajak dan menjadi pengurang keuntungan (rugi) bersih.


Dari klarifikasi dan rujukan laporan keuangan PT PLN tahun 2004 di atas,  sanggup diterapkan untuk melaporkan kerugian jawaban gempa Donggala dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah?


Bagaimana? Praktis kan?


Tsunami terjadi di Banten dan Lampung pada Sabtu  Cara Melaporkan Kerugian Tsunami dan Gempa di Laporan Keuangan


Demikian pembahasan perihal cara melaporkan kerugian jawaban tragedi tsunami dan gempa ibarat yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah,  Dan Banten serta Lampung…


Dan melengkapi artikel ini, berikut kami juga  sajikan video yang memperlihatkan bagaimana dahsyatnya gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.


Dan mudah-mudahan kita sanggup mengambil pelajaran berharga dari insiden – insiden ini. Aamiin.



***



Sumber https://manajemenkeuangan.net

0 Response to "Cara Melaporkan Kerugian Tsunami Dan Gempa Di Laporan Keuangan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel