iklan banner

3 Hal Yang Harus Diperhatikan Ketika Audit Laporan Keuntungan Rugi


Komponen keuntungan rugi terdiri dari pos-pos:



  • pendapatan operasi,

  • harga pokok penjualan,

  • beban operasi, pendapatan, dan

  • beban di luar operasi dan pos luar biasa.


Audit Laporan Laba Rugi ialah salah satu bab dari audit laporan keuangan.


Apa saja yang perlu diperhatikan ketika melaksanakan audit laporan keuntungan rugi?


yuk dibahasa step-by-step..



01. Tujuan Audit Laporan Laba Rugi


 Prinsip Conservatism dalam pengukuhan pendapatan dan beban 3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Audit Laporan Laba Rugi


Apa sih tujuan dilakukannya audit terhadap laporan keuntungan rugi?


Secara singkat ada beberapa tujuan audit laporan keuntungan rugi, yaitu :


  • Untuk mengetahui dan memastikan bahwa ada mekanisme internal yang baik dalam atas pendapatan dan beban serta dijalankan secara baik.

  • Untuk menyidik dan memastikan bahwa pendapatan yang benar-benar menjadi hak perusahaan sudah dicatat dalam pembukuan perusahaan.

  • Untuk menyidik apakah semua biaya yang menjadi beban perusahaan sudah dicatat dalam pembukuan perusahaan.

  • Untuk menyidik seberapa besar perbandingan antara periode sebelumnya dengan periode ketika diaudit.

  • Untuk menyidik apakah semua pencatatan dan penyajian beban serta pendapatan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.


Dan 3 hal ini harus diperhatikan ketika melaksanakan audit laporan keuntungan rugi, yaitu :


A. Hal #1. Prinsip Conservatism dalam pengukuhan pendapatan dan beban



  • Beban yang belum niscaya terjadi tetapi diperkiraan akan menjadi beban perusahaan pada periode yang diaudit, jumlahnya sanggup diestimasi dan cukup material, harus dicatat sebagai beban. Misalnya, garansi untuk penjualan produk-produk perusahaan, harus di-accrued per tanggal laporan Neraca.

  • Pendapatan yang belum niscaya terjadi, belum boleh dicatat sebagai pendapatan perusahaan.


Pendapatan pada umumnya diakui pada ketika penyerahan barang untuk perusahaan dagang dan industri, pada ketika penyerahan jasa atau pada ketika sanggup dibuatkan faktur untuk perusahaan jasa, kecuali :



  • Diakui pada ketika penerimaan uang, contohnya untuk penjualan tunai dan penjualan cicilan.

  • Untuk perusahaan kontraktor ada dua pilihan pengukuhan pendapatan yaitu memakai metode kontrak tamat (completed contract method) dan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method).

  • Untuk jenis barang tertentu yang harga jualnya sudah niscaya barangnya niscaya terjual atau cepat rusak, pendapatan sanggup diakui pada ketika selesainya produksi. Misalnya, untuk logam mulia dan hasil pertanian.


B. Hal #2. Konsep Matching Cost Against Revenue


Dalam laporan keuntungan rugi harus dibandingkan pendapatan yang menjadi hak perusahaan dalam periode yang diaudit dengan biaya yang menjadi beban perusahaan untuk periode yang sama.


Tanpa memperhatikan apakah uangnya sudah diterima untuk pendapatan dan dibayarkan untuk biaya atau belum.


Menurut PSAK dan IFRS, pendapatan dan beban harus dicatat dengan dasar akrual (accrual basis) bukan dasar kas (cash basis).


Saat mengaudit pendapatan dan biaya, auditor harus memperhatikan jangan hingga ada pergeseran waktu dalam pengukuhan pendapatan dan beban.


Misalkan, auditor menyidik keuntungan rugi untuk tahun 2017, yang dilaporkan perusahaan sebagai pendapatan tahun 2017 haruslah pendapatan yang betul-betul menjadi hak perusahaan dalam tahun 2017.


Begitu juga yang dilaporkan sebagai beban tahun 2017 haruslah yang betul-betul merupakan beban perusahaan dalam tahun 2017.


 Prinsip Conservatism dalam pengukuhan pendapatan dan beban 3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Audit Laporan Laba Rugi


C. Hal #3. Waktu


Waktu yang dipakai untuk menyidik pos pendapatan dan beban (pos-pos keuntungan rugi) tidak sebanyak waktu yang dipakai untuk menyidik pos-pos laporan posisi keuangan (neraca), alasannya ialah beberapa alasan berikut ini :



  • Pada menyidik pos laporan Neraca, sekaligus sudah diperiksa atau dikaitkan dengan pos keuntungan rugi yang bersangkutan, contohnya :


 Prinsip Conservatism dalam pengukuhan pendapatan dan beban 3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Audit Laporan Laba Rugi


Menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia, transaksi yang terjadi dalam mata uang absurd harus dicatat dengan memakai kurs yang berlaku pada ketika terjadinya transaksi.


Aset dan kewajiban moneter yang tercantum dalam mata uang absurd pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca), harus dikonversikan ke dalam rupiah dengan memakai kurs tengan Bank Indonesia pada tanggal Neraca, selisih kurs yang terjadi dibebankan atau dikreditkan pada keuntungan rugi tahun berjalan.


Pengertian kurs tengah ialah kurs beli ditambah kurs jual lalu dibagi dua. Sedangkan yang dimaksud aset moneter ialah kas, bank, piutang.


Liabilitas moneter ialah liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang.


Misalkan PT Fintech Jaya memiliki saldo piutang dari PT Berkah Jaya per 31 Desember 2017 sebesar $100.000 yang berasal dari penjualan barang dagangan tanggal 17 Oktober 2017.


Kurs 1 US$ tanggal 17 Oktober 2017 contohnya Rp. 12.500,- sehingga saldo per 31 Dsember 2017 tercatat Rp. 1,25 M.


Misalkan kurs Bank Indonesia per 31 Desember 2017 ialah sebagai berikut :


Kurs Beli 1 US$ = Rp. 12.500,-

Kurs Jual 1 US$ = Rp. 12. 750,-

Maka Kurs tengah 1 US$ = Rp. 12.500/Rp 12.750 = Rp 12.625,-


Pada tanggal 31 Desember 2017 harus dibentuk jurnal koreksi untuk pembiasaan selisih kurs sebagai berikut :


Jurnal Penyesuaian di PT Fintech Jaya :


(DR) Piutang     Rp.  12.500.000

(CR) Laba Rugi Selisih Kurs  Rp. 12.500.000


Jurnal Penyesuaian di PT Berkah Jaya :


(DR) Laba Rugi Selisih Kurs     Rp. 12.500.000

(CR) Utang                                 Rp. 12.500.000


Pada ketika melaksanakan tes transaksi (test of recorded transactions) sekaligus diaudit pos-pos laporan keuntungan rugi.


 Prinsip Conservatism dalam pengukuhan pendapatan dan beban 3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Audit Laporan Laba Rugi


Audit mekanisme atas pos-pos laporan keuntungan rugi yang biasa dijalankan ialah :



  • Analytical review procedures (prosedur penelaahan analisis)


Prosedur ini dijalankan dengan menciptakan perbandingan antara keuntungan rugi periode yang diperiksa dengan periode sebelumnya.


Dihitung kenaikan dan penurunan baik dalam rupiah maupun persentase serta alasan-alasan kenaikan dan penurunan.


Selain itu harus dibentuk perbandingan antara keuntungan rugi periode yang diperiksa dengan anggarannya, lalu dibentuk analisis variance-nya.


Dalam analytical review procedures juga harus dibentuk analisis rasio keuangan untuk mengatur likuiditas, rentabilitas, leverages dan lainnya untuk dibandingkan dengan rasio industri.



  • Menganalisis beberapa pos keuntungan rugi yang penting atau yang ada kaitannya dengan perhitungan pajak (untuk koreksi fiskal), contohnya : other income (expense), travelling expenses, professional fees.

  • Melakukan investigasi atas subsequent payment (pembayaran setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan subsequent collection (penagihan setelah tanggal neraca).


Demikian pembahasan wacana 3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Audit Laporan Laba Rugi. Semoga bermanfaat.


***



Sumber https://manajemenkeuangan.net

0 Response to "3 Hal Yang Harus Diperhatikan Ketika Audit Laporan Keuntungan Rugi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel