Kisah Dendam Berantai Anusapati Dan Tohjaya
Seperti telah disinggung pada sejarah sebelumnya, sehabis dinobatkan menjadi Raja Singasari Ken Arok mempunyai 4 orang anak dari Ken Dedes dan 3 orang anak dari Ken Umang. Seiring berjalannya waktu, bawah umur tersebut bermetamorfosis dewasa.
Di lingkungan istana berkembang hubungan yang tidak sehat. Anusapati merasa bahwa perlakuan Ken Arok terhadap dirinya tidak sebaik perlakuannya terhadap saudara-saudaranya. Akhirnya ia mengetahui bahwa Ken Arok hanya ayah tiri yang telah memb*n*h Tunggul Ametung ayah kandungnya.
Untuk membalaskan maut ayahnya, Anusapati menyuruh seorang pengawal dari Bathil untuk memb*un*uh Ken Arok dengan keris yang dibentuk oleh Empu Gandring dan pernah dipakai untuk memb*un*uh Tunggul Ametung. Untuk menghilangkan jejak, orang dari Bathil tersebut dibunuh juga oleh Anusapati.
Setelah pembunuhan itu, Ken Arok dimakamkan di Kegenengan. Di sana didirikan dua buah candi, yakni Candi Syiwa dan Candi Buddha, sebab Ken Arok menganut dua agama tersebut. Kelaziman seorang raja menganut dua agama diteruskan selama zaman Singasari dan Majapahit.
Candi Kidal yang konon katanya daerah pemakaman Anusapati |
Anusapati pun menggantikan Ken Arok menjadi raja di Singasari. Tidak usang kemudian, Tohjaya putra Ken Arok dari selir mengetahui diam-diam pembunuhan ayahnya oleh Anusapati. Tohjaya pun memb*n*h Anusapati dikala mereka sedang menyabung ayam. Menurut sejarahnya, kejadian pembunuhan Anusapati oleh Tohjaya terjadi pada tahun 1284 Masehi.
Kemudian Tohjaya menggantikan Anusapati menjadi raja Singasari. Namun, Tohjaya hanya beberapa bulan saja menjadi raja. Di antara abdi-abdi Tohjaya ada dua orang pangeran yang terkemuka, yakni Rangga Wuni putra Anusapati dan Mahisa Campaka putra Mahisa Wongateleng. Kedua pangeran itu membentuk persekutuan untuk menjatuhkan kekuasaan Tohjaya.
Dengan membujuk pasukan pengawal raja, yakni Rajasa dan pasukan Sinelir, ia mengadakan pemberontakan terhadap Tohjaya. Tohjaya melarikan diri sehabis terluka sebab terkena lembing dan meninggal dunia dalam pelarian.
0 Response to "Kisah Dendam Berantai Anusapati Dan Tohjaya"
Posting Komentar