Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Dan Agama Kerajaan Kutai
Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial Masyarakat, Budaya dan Agama Kerajaan Kutai - Kutai Martadipura merupakan kerajaan bercorak Hindu yang pernah bangun di Nusantara, tepatnya di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Berdasarkan catatan sejarah dan bukti sejarah yang berhasil ditemukan, kerajaan ini bangun pada sekitar era ke 4, atau sanggup dikatakan kerajaan tertua di Indonesia. Bukti sejarah berupa peninggalan yang dimaksud yaitu berupa 7 buah Yupa. Dari Yupa ini juga kita sanggup mengetahui bagaimana kehidupan politik kerajaan Kutai, kehidupan ekonomi, kehidupan sosial masyarakat, budaya dan agama (kepercayaan).
Kerajaan Kutai Martadirupa berbeda dengan kerajaan Kutai Kertanegara. Kerajaan Kutai Martadipura bercorak Hindu, sementara Kutai Kertanegara bercorak Islam, bangun sesudah berakhirnya Kerajaan Kutai Martadipura. Nah, pada pembahasan kali ini kita akan mengulas ihwal kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama Kerajaan Kutai Martadipura. Oke pribadi saja simak selengkapnya pembahasan dibawah ini.
Baca Juga : Kerajaan Kutai
Kehidupan Politik Kerajaan Kutai
Sumber sejarah kerajaan Kutai yang sanggup mengungkap kehidupan politik kerajaan ini ialah dari 7 buah Yupa. Yupa merupakan prasasti yang dipahatkan pada tiang batu. Yupa ini dikeluarkan pada masa raja Mulawarman. Prasasti ini juga menyebutkan silsilah Mulawarman yang merupakan raja terbesar di Kerajaan Kutai.
Pada isi Yupa dijelaskan bahwa Mulawarman merupakan cucu dari Kudungga.Dalam Yupa ini juga dijelaskan Kudungga mempunyai putra yang mashur, berjulukan Sang Aswawarmman. Putranya ini di ibaratkan sebagai Ansuman (Dewa Matahari). Aswawarmman mempunyai 3 orang putra. Putra yang paling terkemuka berjulukan Sang Mulawarmman, ia merupakan raja yang berpendidikan baik, berpengaruh dan kuasa.
Dalam isi Yupa ini juga menyebutkan bahwa Aswawarmman lah pendiri keluarga kerajaan dan bukan Kudungga yang dianggap sebagai pendiri kerajaan. Namun para andal beropini keluarga yang dimaksud dalam hal ini ialah keluarga yang sudah berbau India. Hal ini terang dibuktikan dari namanya, Kudungga bukan lah nama India. Walaupun ia disebutkan sebagai ayah dari Aswawarmman, dan otomatis pernah menjadi penguasa atau raja, namun tidak dianggap sebagai pendiri keluarga raja.
Berikut ini silsilah raja Kerajaan Kutai Martadipura, mencakup :
- Maharaja Kudungga (Pendiri)
- Maharaja Asmawarmman (Pendiri Keluarga Raja)
- Maharaja Mulawarman (Raja Terkenal)
- Maharaja Marwajiya Warman
- Maharaja Gajayana Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Jayanaga Warman
- Maharaja Nasalinga Warman
- Selengkapnya...
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kutai
Kehidupan ekonomi pada masa kerajaan Kutai sangat didukung dengan lokasinya yang sangat strategis yaitu di ajaran Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Letak kerajaan Kutai yang strategis menciptakan acara ekonomi bertumpu pada bidang perdagangan dan pelayaran di sepanjang sungai tersebut.
Selain itu, ekonomi di kerajaan Kutai juga berasal dari sektor pertanian dan peternakan. Dari sektor pertanian sanggup menunjang acara perdagangan, sementara dibidang peternakan dibuktikan dengan klarifikasi dalam isi Yupa, disitu dijelaskan bahwa raja memberi sedekah 20 ribu ekor sapi kepada para Brahmana. Artinya peternakan pada masa ini benar-benar telah maju. Analisis kehidupan ekonomi kerajaan Kutai ini menurut bukti dan fakta yang ada.
Baca Juga : Masa Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Kutai
Kehidupan Sosial Masyarakat Kerajaan Kutai
Kehidupan sosial masyarakat kerajaan Kutai juga sanggup kita ketahui dari isi prasasti yang ditulis pada tiang batu, atau disebut Yupa. Dari info yang didapat, masyarakat di Kutai telah terpengaruh oleh peradaban India dengan kepercayaan Hindu yang telah masuk dan berkembang pesat.
Sebagian besar masyarakat mengikut rajanya yang telah mendapatkan unsur budaya yang tiba dari India. Namun masih banyak juga masyarakat yang masih menganut kepercayaan dari para leluhurnya. Unsur budaya yang masih diadaptasi dengan tradisi yang ada, maka terjadilah akulturasi.
Baca Juga : Akulturasi Kebudayaan Hindu Budha dan Nusantara
Kehidupan Budaya Kerajaan Kutai
Prasasti yang ditulis dalam tiang watu merupakan ciri khas kebudayaan kerajaan Kutai. Yupa ditulis memakai abjad Pallawa, hal ini kemudian memunculkan fakta bahwa adanya dampak dari India Selatan melalui prasasti ini. Tiang Batu atau disebut Yupa ini merupakan kelanjutan budaya nenek moyang bangsa Indonesia pada zaman Megalitikum (zaman watu besar).
Jika kita analisis, bentuk Yupa seolah-olah dengan Menhir yang dulunya dipakai sebagai daerah untuk memuja pra roh nenek moyang. Pada zaman kerajaan Kutai, yupa dipakai sebagai daerah korban (sapi) yang dipersembahkan kepada dewa.
Baca Juga :
Kehidupan Agama Kerajaan Kutai
Berdasarkan 7 buah Yupa, kita juga sanggup mengetahui kehidupan agama di kerajaan Kutai. Sebelum masuknya dampak dari India, tepatnya pada masa raja Kudungga, masyarakat masih memegang kepercayaan nenek moyang orisinil dan tidak mengenal sistem kasta. Namun sesudah masuknya dampak agama Hindu pada masa Aswawarmman, masyarakat banyak yang menganut agama Hindu dan mengenal sistem kasta.
Sistem kasta dalam agama Hindu di kerajaan Kutai sanggup dibuktikan dalam isi Yupa tersebut, disitu dijelaskan sebetulnya raja mempersembahkan 20 ribu ekor sapi kepada Brahmana yang merupakan kasta tertinggi dalam agama Hindu. Tugu Yupa ini dibentuk oleh para Brahmana yang dipersembahkan kepada raja akhir kebaikannya kepada para Brahmana.
Baca Juga :
Itulah klarifikasi analisis mengenai Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial Masyarakat, Budaya dan Agama Kerajaan Kutai. Semoga info diatas sanggup berkhasiat dan bermanfaat bagi pembaca semua dan baca juga artikel menarik serta informatif lainnya seputar kerajaan Hindu Budha maupun Islam di Nusantara.
Sumber Referensi :
- Buku "Sejarah Indonesia Jilid II", karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. Edisi ke 4, Penerbit Balai Pustaka tahun 1993. halaman 29-34.
0 Response to "Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Dan Agama Kerajaan Kutai"
Posting Komentar