Usaha Hasil Bahari Sebagai Bisnis Oleh Oleh Cirebon
Peluang bisnis oleh oleh prospeknya semakin bagus, alasannya belakangan muncul tren travelling di kalangan masyarakat kita. Peluang inilah yang ditangkap oleh pasangan suami istri Guntur Wijaya dan Debby untuk menekuni perjuangan hasil bahari dan menjadikannya sebagai oleh oleh Cirebon.
Mengawali bisnis oleh oleh kuliner pada tahun 1992, mulanya mereka hanya menjadi penjual. Dan empat tahun berselang mereka gres berpikir untuk mulai mencoba menciptakan produksi sendiri penganan sebagai oleh oleh Cirebon tersebut dengan olahan hasil laut.
Sebagai kota pesisir, sudah sewajarnya jikalau Cirebon populer dengan hasil lautnya. Berangkat dari impian untuk menciptakan produk penganan khas, Debby dan Guntur tetapkan untuk menyebabkan hasil bahari Cirebon sebagai materi baku utama usahanya.
Disamping karena materi baku hasil bahari cukup mudah didapatkan di tempat Cirebon, mereka juga melihat masih sedikit orang yang menaruh perhatiannya dan menjadikan hasil bahari Cirebon sebagai penganan olahan siap santap. Selama ini perjuangan hasil bahari yang telah ada di tempat Cirebon pada umumnya mengolah hasil bahari untuk membuatnya menjadi kerupuk, terasi, atau diasinkan.
Baca juga ini: Peluang Usaha Bisnis Kreatif Merubah Ide Menjadi Uang
Bermula dari kegemaran dan hobi memasak, kemudian pada suatu dikala mereka diberikan tantangan oleh seorang rekanan yang mempunyai profesi sebagai eksportir produk laut. Mereka sering mendapat produk sisa ekspor dari rekanan tersebut, hal ini memaksa Guntur dan Debby untuk memutar otak guna memanfaatkan produk dari sisa ekspor tersebut. Maka, mereka berusaha mengolah aneka hasil bahari tersebut untuk dijadikan bermacam jenis kuliner siap santap. Pada awalnya mereka berdua menciptakan abon ebi.
Ketika ternyata konsumen banyak yang menyukai produk perjuangan hasil bahari tersebut, mereka berdua makin percaya diri. Guntur dan Debby lantas membuat aneka macam makanan siap santap lainnya, menyerupai dendeng ikan, dendeng cumi, teri balado, dendeng udang, teri sambal goreng kacang, dan teri belah goreng.
Supaya lebih menarik dan lebih simpel untuk dijadikan sebagai oleh oleh Cirebon, penganan tersebut dikemas dalam toples-toples plastik tembus pandang. Dalam setiap toples penganan siap santap tersebut berisi 200 gram kuliner dengan bandrol harga antara Rp 25 ribu – Rp 100 ribu.
Meskipun tidak menggunakan bahan pengawet, produk perjuangan hasil bahari tersebut mampu bertahan sampai enam bulan. Seiring dengan berjalannya waktu, volume materi baku hasil bahari yang diolah semakin banyak, seiring dengan ramainya pembeli. Hingga sekarang setidaknya ia telah menghasilkan sampai ratusan jenis produk kemasan perjuangan hasil laut.
Dalam satu ahad mereka menciptakan tipa-tiap jenis produk itu sebanyak dua-tiga kali. Tiap kali produksi, bisnis oleh oleh Cirebon ini membutuhkan bahan baku sekitar 12 kg. Meski demikian mereka tidak pernah kesulitan mendapat materi baku, alasannya ketersediaan materi baku hasil bahari Cirebon berlimpah.
Untuk memperluas pasar bisnis oleh oleh Cirebon, Guntur dan Debby memperkenalkan produknya ke banyak sekali pameran di Jakarta, Bandung, Surabaya, bahkan hingga ke Malaysia. Di Malaysia banyak yang mencicipi produk perjuangan hasil bahari tersebut, dan sehabis mengetahui rasanya, ada seorang pemilik modal yang sempat menawari mereka berdua untuk membuka pabrik di Malaysia. Sayangnya proposal tersebut tak bisa dipenuhi alasannya Guntur dan Debby masih kewalahan dengan pasar di dalam negeri.
Bahkan proposal untuk mengekspor produk perjuangan hasil bahari juga belum dapat mereka penuhi. Hal ini dikarenakan mereka berdua belum sanggup menemukan kemasan yang bisa menjaga produk itu tetap terjamin keutuhan kualitas meski telah menjalani transportasi yang jauh dan waktu tempuh yang lama.
Kunci sukses bisnis oleh oleh cirebon dengan perjuangan hasil bahari yang dirintis Guntur dan Debby yaitu penggunaan materi baku yang segar. Soal rasa dan kebersihan mereka tidak pernah kompromi. Bahan baku harus segar, materi baku tidak segar akan menghasilkan produk yang tidak bagus, bukan hanya mensugesti rasa makanan, namun juga penampilannya.
Kiat lain dalam menjaga kualitas produk penganan yaitu tak ragu menarik produk dalam kurun waktu tertentu. Debby, misalnya, secara rutin menarik produk penganannya sekali dalam sebulan. Sebenarnya produk mereka tahan selama enam bulan. Namun kalau sudah sebulan masih ada di toko, produk tersebut pribadi ditarik untuk dijual dengan harga lebih murah dengan kemasan yang berbeda.
Kini Debby dan Guntur membuka empat toko bisnis oleh oleh untuk memasarkan produk perjuangan hasil laut. Toko mereka berada di Pasar Pagi Cirebon dan Jalan Sukalila. Meskipun tidak terletak di pinggir jalan raya, namun masyarakat Cirebon tetap menyebabkan toko mereka yang berlabel Toko Pangestu sebagai tujuan untuk memperoleh penganan oleh oleh Cirebon.
sumber gambar: seputarkulinercirebon.blogspot.com
Sumber https://www.pojokbisnis.com
0 Response to "Usaha Hasil Bahari Sebagai Bisnis Oleh Oleh Cirebon"
Posting Komentar