Fungsi Dan Tugas Bank Sentral
Pada artikel sebelumnya, kita telah menyinggung mengenai kebijakan fiskal beserta elemen-elemen didalamnya. Disitu juga dipelajari perihal implementasi kebijakan fiskal, baik dari sisi perpajakan (taxation) maupun dari sisi pengeluaran pemerintah (government expenditure).
Selain pemerintah, ada satu institusi lain yang mempunyai fungsi penting dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Melalui institusi ini, kebijakan-kebijakan di bidang ekonomi ditentukan, dan kebijakan-kebijakan tersebut ikut memilih kearah mana perekonomian bergerak.
Beberapa rujukan dari institusi tersebut antara lain: Bank Indonesia, the Federal Reserve (The Fed), the European Central Bank (ECB), dan the People’s Bank of China (PBOC). Ya, kita sedang membicarakan bank sentral (central bank). Bank sentral ialah institusi negara yang bertanggungjawab terhadap pengambilan keputusan dalam bidang moneter.
Secara konseptual, kebijakan moneter ialah kebijakan yang diambil oleh bank sentral dalam memilih jumlah persediaan uang (money supply), tingkat suku bunga, dan peraturan bagi institusi keuangan/bank komersial (Samuelson and Nordhaus. Economics, 2002).
Bila dijabarkan lebih detil, beberapa poin yang menjadi fungsi bank sentral antara lain adalah:
Hal penting yang harus dicatat ialah bahwa besarnya jumlah persediaan uang akan mempengaruhi variabel ekonomi dan keuangan, menyerupai misalnya: suku bunga bank komersial (suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan), harga barang konsumsi, harga saham dan surat berharga lain, serta nilai tukar mata uang.
Dalam rujukan sederhana dapat kita jelaskan sebagai berikut: apabila bank sentral hendak mengurangi peredaran uang di pasar, maka ia akan mengambil kebijakan dengan meningkatkan suku bunga bank sentral. Berhubung suku bunga bank sentral meningkat, pelaku ekonomi akan cenderung menanamkan investasinya pada sektor perbankan (tabungan, deposito). Hal ini terjadi alasannya ialah suku bunga simpanan bank komersial akan ikut terkerek naik. Efek berikutnya ialah menguatnya nilai tukar mata uang.
Sebaliknya, kalau perekonomian sedang lesu dan sektor perjuangan mengalami perlambatan, bank sentral biasanya mengambil kebijakan menurunkan tingkat suku bunga, sehingga dapat menstimulasi acara ekonomi. Dengan turunnya suku bunga bank, pelaku ekonomi akan memindahkan investasi mereka ke sektor riil (properti, manufaktur, dan sebagainya). Turunnya suku bunga juga dimanfaatkan oleh para kreditur untuk melaksanakan pinjaman produktif ke bank dalam rangka menjalankan bisnis.
Makara dapat ditarik kesimpulan bahwa baik bank sentral (pengambil kebijakan moneter) maupun pemerintah (pengambil kebijakan fiskal) sama-sama menunjukkan andil besar dalam memilih roda perekonomian.
Sebagai gosip tambahan, dalam ilmu ekonomi dikenal beberapa mazhab (aliran pemikiran), contohnya mazhab klasik, keynesian, monetaris, neo-klasik dan sebagainya. Perbedaan pemikiran-pemikiran itu antara lain terletak pada pengambilan sudut pandang atas permasalahan ekonomi serta pendekatan-pendekatan (metode) yang dipakai sebagai solusinya. **
ARTIKEL TERKAIT :
Seputar Terbentuknya Bank Dunia (the World Bank)
Mengenal Konsep Grameen Bank: memaknai menyebarkan (sharing) dalam ekonomi
Memahami Maksud dan Tujuan Kebijakan Moneter
Memahami Pengertian Kebijakan Stimulus Fiskal (Fiscal Stimulus) Sumber http://www.ajarekonomi.com
Selain pemerintah, ada satu institusi lain yang mempunyai fungsi penting dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Melalui institusi ini, kebijakan-kebijakan di bidang ekonomi ditentukan, dan kebijakan-kebijakan tersebut ikut memilih kearah mana perekonomian bergerak.
Beberapa rujukan dari institusi tersebut antara lain: Bank Indonesia, the Federal Reserve (The Fed), the European Central Bank (ECB), dan the People’s Bank of China (PBOC). Ya, kita sedang membicarakan bank sentral (central bank). Bank sentral ialah institusi negara yang bertanggungjawab terhadap pengambilan keputusan dalam bidang moneter.
Secara konseptual, kebijakan moneter ialah kebijakan yang diambil oleh bank sentral dalam memilih jumlah persediaan uang (money supply), tingkat suku bunga, dan peraturan bagi institusi keuangan/bank komersial (Samuelson and Nordhaus. Economics, 2002).
Bila dijabarkan lebih detil, beberapa poin yang menjadi fungsi bank sentral antara lain adalah:
- mengendalikan persediaan uang di pasar.
- menciptakan stabilitas harga.
- mengupayakan tercapainya output ekonomi.
- mengatur bank komersial termasuk dalam hal derma kredit (lender of the last resort). menstabilkan makroekonomi terutama pada dikala krisis ekonomi.
Hal penting yang harus dicatat ialah bahwa besarnya jumlah persediaan uang akan mempengaruhi variabel ekonomi dan keuangan, menyerupai misalnya: suku bunga bank komersial (suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan), harga barang konsumsi, harga saham dan surat berharga lain, serta nilai tukar mata uang.
Dalam rujukan sederhana dapat kita jelaskan sebagai berikut: apabila bank sentral hendak mengurangi peredaran uang di pasar, maka ia akan mengambil kebijakan dengan meningkatkan suku bunga bank sentral. Berhubung suku bunga bank sentral meningkat, pelaku ekonomi akan cenderung menanamkan investasinya pada sektor perbankan (tabungan, deposito). Hal ini terjadi alasannya ialah suku bunga simpanan bank komersial akan ikut terkerek naik. Efek berikutnya ialah menguatnya nilai tukar mata uang.
Sebaliknya, kalau perekonomian sedang lesu dan sektor perjuangan mengalami perlambatan, bank sentral biasanya mengambil kebijakan menurunkan tingkat suku bunga, sehingga dapat menstimulasi acara ekonomi. Dengan turunnya suku bunga bank, pelaku ekonomi akan memindahkan investasi mereka ke sektor riil (properti, manufaktur, dan sebagainya). Turunnya suku bunga juga dimanfaatkan oleh para kreditur untuk melaksanakan pinjaman produktif ke bank dalam rangka menjalankan bisnis.
Makara dapat ditarik kesimpulan bahwa baik bank sentral (pengambil kebijakan moneter) maupun pemerintah (pengambil kebijakan fiskal) sama-sama menunjukkan andil besar dalam memilih roda perekonomian.
Sebagai gosip tambahan, dalam ilmu ekonomi dikenal beberapa mazhab (aliran pemikiran), contohnya mazhab klasik, keynesian, monetaris, neo-klasik dan sebagainya. Perbedaan pemikiran-pemikiran itu antara lain terletak pada pengambilan sudut pandang atas permasalahan ekonomi serta pendekatan-pendekatan (metode) yang dipakai sebagai solusinya. **
ARTIKEL TERKAIT :
Seputar Terbentuknya Bank Dunia (the World Bank)
Mengenal Konsep Grameen Bank: memaknai menyebarkan (sharing) dalam ekonomi
Memahami Maksud dan Tujuan Kebijakan Moneter
Memahami Pengertian Kebijakan Stimulus Fiskal (Fiscal Stimulus) Sumber http://www.ajarekonomi.com
0 Response to "Fungsi Dan Tugas Bank Sentral"
Posting Komentar