Pendekatan Budaya Modern Dalam Menguasai Dunia: Fenomena Korean Wave
Pokok bahasan kali ini masih bersangkut-paut dengan Korea Selatan. Salah satu topik terkenal yang diperbincangkan hingga dikala ini yaitu mengenai budaya modern Korea Selatan yang tengah menjadi trend tidak hanya di dalam negeri, namun telah memenuhi lingkup internasional. Budaya ini dikenal dengan istilah Hallyu (dalam bahasa Korea, yang kurang lebih berarti gelombang budaya pop Korea).
Budaya pop Korea telah memasuki semua ranah media, mulai dari televisi, sosial media, hingga dengan panggung hiburan. Contoh yang paling gampang disebut yaitu drama televisi (K-drama) serta industri musik/lagu (K-pop).
Penetrasi budaya pop Korea ini membentang dari tempat Asia, Amerika, hingga Afrika dan Timur Tengah. Nama dan istilah menyerupai Girls’ Generation, Winter Sonata, dan Gangnam Style rasanya sudah familiar, terutama dikalangan generasi muda dari aneka macam pecahan dunia. Untuk itu, artikel ini akan mengulas ihwal seni administrasi penetrasi budaya modern, dalam hal ini K-drama dan K-pop, dari sudut pandang ekonomi.
Jika mengusut data yang disajikan oleh Organisasi Kepariwisataan Korea Selatan (the Korea Tourism Organization/KTO), tugas budaya modern pada perekonomian Korea Selatan antara lain terlihat dari hasil penjualan pada industri musik (K-pop) yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Untuk 2011 saja, total penjualan dari industri musik pop Korea mencapai angka US$ 177 juta, meningkat dari tahun sebelumya yang berada di kisaran US$ 80.9 juta (www.visitkorea.or.kr). Kenaikan yang fantastis ini mengambarkan bahwa Korea Selatan telah berkembang menjadi menjadi salah satu trend-setter industri musik dunia.
Selain itu, sumber yang sama juga menyebutkan adanya peningkatan yang cukup tajam dalam hal kunjungan wisatawan mancanegara ke Korea Selatan. Tercatat di 2009 terdapat kurang lebih 7.8 juta pengunjung, atau meningkat 13.4% dari tahun sebelumnya.
Kemudian dipaparkan juga proyeksi jumlah pengunjung dari luar negeri hingga dengan simpulan 2015 yang ditargetkan mencapai lebih dari 10.8 juta jiwa. Bila sasaran ini terwujud, maka dampaknya akan terlihat pada meningkatnya pendapatan nasional, khususnya dari sektor pariwisata.
Situs resmi Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan (the Ministry of Culture, Sports and Tourism) juga menyajikan isu mengenai aneka macam pameran budaya yang diadakan dalam rangka menjaring pengunjung internasional. Acara-acara ini merupakan elemen yang menempel pada visi yang diusung, yakni ‘mengglobalkan’ nilai-nilai Korea (Korean Value) dan meningkatkan posisi Korea Selatan dimata dunia internasional melalui seni administrasi budaya (www.mcst.go.kr).
Dampak popularitas budaya pop Korea Selatan tidak hanya dirasakan oleh industri hiburan berikut para artis dan pendukung acara, namun juga bisa dilihat secara sosial dan ekonomi. Contoh imbas dari sisi sosial ekonomi contohnya semakin menjamurnya gaya berbusana ala Korea, kemudian gaya rambut dan penampilan fisik yang banyak diikuti, khususnya oleh para generasi muda.
Yang juga menarik untuk dicatat yaitu semakin banyaknya wisatawan yang mengunjungi lokasi yang menjadi latar pengambilan gambar pada drama Korea. Bisa jadi panorama indah serta nuansa romantis drama Korea telah menghipnotis cita-cita wisatawan untuk berkunjung.
Lebih lanjut, pemerintah Korea Selatan menunjukkan tugas signifikan dalam mengenalkan dan berbagi budaya pop mereka. Bagi mereka, memakai seni administrasi budaya merupakan terobosan penting dalam upaya menguasai perekonomian global, selain melalui penetrasi sektor industri dan teknologi.
Sisi nyata yang dirasakan eksklusif oleh Korea Selatan dengan maraknya budaya pop modern yaitu semakin tenarnya nama Korea Selatan dan semakin diperhitungkannya posisi mereka dalam persaingan global. Selain itu, dengan menjadi trend-setter dalam industri pop modern, Korea Selatan selangkah didepan untuk turut memilih perubahan industri pop dunia.
Sementara dari sisi makro, seni administrasi cultural industry ini menunjukkan tugas signifikan dalam memperkuat perekonomian nasional. Ini terbukti antara lain dari fakta bahwa Korea Selatan merupakan satu-satunya negara di duna yang bertransformasi dari negara peserta proteksi (dalam denah official development assistance/ODA), menjadi negara pendonor tetap semenjak 2010.
Sebagai penutup, seni administrasi budaya yang diimplementasikan Korea Selatan terbukti bisa menunjukkan tugas konstruktif, baik pada sektor pariwisata maupun perekonomian nasional. **
ARTIKEL TERKAIT :
Peran dan Tantangan Industri FinTech (Financial Technology) dalam Perekonomian
Peranan Sektor Pariwisata (Travel and Tourism) dalam Pembangunan Ekonomi
Perkembangan Industri di Korea Selatan
Perekonomian Korea Selatan: antara Data dan Realita Sumber http://www.ajarekonomi.com
Budaya pop Korea telah memasuki semua ranah media, mulai dari televisi, sosial media, hingga dengan panggung hiburan. Contoh yang paling gampang disebut yaitu drama televisi (K-drama) serta industri musik/lagu (K-pop).
Penetrasi budaya pop Korea ini membentang dari tempat Asia, Amerika, hingga Afrika dan Timur Tengah. Nama dan istilah menyerupai Girls’ Generation, Winter Sonata, dan Gangnam Style rasanya sudah familiar, terutama dikalangan generasi muda dari aneka macam pecahan dunia. Untuk itu, artikel ini akan mengulas ihwal seni administrasi penetrasi budaya modern, dalam hal ini K-drama dan K-pop, dari sudut pandang ekonomi.
Jika mengusut data yang disajikan oleh Organisasi Kepariwisataan Korea Selatan (the Korea Tourism Organization/KTO), tugas budaya modern pada perekonomian Korea Selatan antara lain terlihat dari hasil penjualan pada industri musik (K-pop) yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Untuk 2011 saja, total penjualan dari industri musik pop Korea mencapai angka US$ 177 juta, meningkat dari tahun sebelumya yang berada di kisaran US$ 80.9 juta (www.visitkorea.or.kr). Kenaikan yang fantastis ini mengambarkan bahwa Korea Selatan telah berkembang menjadi menjadi salah satu trend-setter industri musik dunia.
Selain itu, sumber yang sama juga menyebutkan adanya peningkatan yang cukup tajam dalam hal kunjungan wisatawan mancanegara ke Korea Selatan. Tercatat di 2009 terdapat kurang lebih 7.8 juta pengunjung, atau meningkat 13.4% dari tahun sebelumnya.
Kemudian dipaparkan juga proyeksi jumlah pengunjung dari luar negeri hingga dengan simpulan 2015 yang ditargetkan mencapai lebih dari 10.8 juta jiwa. Bila sasaran ini terwujud, maka dampaknya akan terlihat pada meningkatnya pendapatan nasional, khususnya dari sektor pariwisata.
Situs resmi Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan (the Ministry of Culture, Sports and Tourism) juga menyajikan isu mengenai aneka macam pameran budaya yang diadakan dalam rangka menjaring pengunjung internasional. Acara-acara ini merupakan elemen yang menempel pada visi yang diusung, yakni ‘mengglobalkan’ nilai-nilai Korea (Korean Value) dan meningkatkan posisi Korea Selatan dimata dunia internasional melalui seni administrasi budaya (www.mcst.go.kr).
Dampak popularitas budaya pop Korea Selatan tidak hanya dirasakan oleh industri hiburan berikut para artis dan pendukung acara, namun juga bisa dilihat secara sosial dan ekonomi. Contoh imbas dari sisi sosial ekonomi contohnya semakin menjamurnya gaya berbusana ala Korea, kemudian gaya rambut dan penampilan fisik yang banyak diikuti, khususnya oleh para generasi muda.
Yang juga menarik untuk dicatat yaitu semakin banyaknya wisatawan yang mengunjungi lokasi yang menjadi latar pengambilan gambar pada drama Korea. Bisa jadi panorama indah serta nuansa romantis drama Korea telah menghipnotis cita-cita wisatawan untuk berkunjung.
Lebih lanjut, pemerintah Korea Selatan menunjukkan tugas signifikan dalam mengenalkan dan berbagi budaya pop mereka. Bagi mereka, memakai seni administrasi budaya merupakan terobosan penting dalam upaya menguasai perekonomian global, selain melalui penetrasi sektor industri dan teknologi.
Sisi nyata yang dirasakan eksklusif oleh Korea Selatan dengan maraknya budaya pop modern yaitu semakin tenarnya nama Korea Selatan dan semakin diperhitungkannya posisi mereka dalam persaingan global. Selain itu, dengan menjadi trend-setter dalam industri pop modern, Korea Selatan selangkah didepan untuk turut memilih perubahan industri pop dunia.
Sementara dari sisi makro, seni administrasi cultural industry ini menunjukkan tugas signifikan dalam memperkuat perekonomian nasional. Ini terbukti antara lain dari fakta bahwa Korea Selatan merupakan satu-satunya negara di duna yang bertransformasi dari negara peserta proteksi (dalam denah official development assistance/ODA), menjadi negara pendonor tetap semenjak 2010.
Sebagai penutup, seni administrasi budaya yang diimplementasikan Korea Selatan terbukti bisa menunjukkan tugas konstruktif, baik pada sektor pariwisata maupun perekonomian nasional. **
ARTIKEL TERKAIT :
Peran dan Tantangan Industri FinTech (Financial Technology) dalam Perekonomian
Peranan Sektor Pariwisata (Travel and Tourism) dalam Pembangunan Ekonomi
Perkembangan Industri di Korea Selatan
Perekonomian Korea Selatan: antara Data dan Realita Sumber http://www.ajarekonomi.com
0 Response to "Pendekatan Budaya Modern Dalam Menguasai Dunia: Fenomena Korean Wave"
Posting Komentar