Cara Mempersiapkan Dana Pensiun – Jangan Mengandalkan Kantor
Tahukah Anda, dana pensiun dari perusahaan tidak sanggup ditarik semua oleh karyawan ketika pensiun nanti. Wajib mempersiapkan dana pensiun sendiri, agar punya uang cukup untuk pensiun dengan nyaman. Tidak sulit, asal disiplin dan ada kemauan.
Saya beberapa kali pindah kantor. Dalam prosesnya, mau tidak mau berurusan dengan dana pensiun. Pensiun adalah salah satu kompensasi penting buat karyawan dari daerah bekerja. Saya ingin memastikan dana terkelola dengan baik, meskipun pindah dari satu kantor ke kantor lain.
Dalam proses itu, saya terkejut menemukan peraturan mengenai ketentuan pengambilan uang ketika pensiun. Selama ini, saya berasumsi bahwa ketika pensiun seluruh dana sanggup ditarik. Asumsi yang salah, sesudah membaca peraturan – peraturan DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) sebagai berikut:
- Maksimum uang yang sanggup diambil hanya 20%. Ini peraturan soal penarikkan manfaat ketika usia pensiun, yang menetapkan: “Pada ketika Manfaat Pensiun jatuh tempo, Peserta sanggup meminta untuk mendapatkan pembayaran Manfaat Pensiun pertama sebanyak – banyaknya 20% dari jumlah Dananya” (cuplikan peraturan dibawah ini).
- Sisa uang pensiun, yang 80%, harus dibelikan Annuitas Seumur Hidup. Annuitas dijual oleh perusahaan asuransi jiwa. Hal ini tercantum dalam peraturan: “Dana Pensiun berkewajiban membelikan Annuitas Seumur Hidup yang bentuk dan perusahaan asuransi jiwanya dipilih oleh Peserta sebagai Manfaat Pensiun” (cuplikan peraturan dibawah ini).
- Annuitas menunjukkan pembayaran bulanan. Pengertian Annuitas Seumur Hidup yaitu “produk asuransi jiwa yang menunjukkan pembayaran secara bulanan kepada Peserta yang mencapai usia pensiun seumur hidup” (cuplikan definisi annuitas dibawah ini)
Kesimpulannya, ketika pensiun nanti, saya tidak sanggup menarik semua uang di rekening dana pensiun. Sesuai peraturan, hanya 20% yang sanggup diambil. Sisanya saya akan menerimanya dalam bentuk ‘gaji’ bulanan seumur hidup yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi jiwa.
Apakah saya akan tahu berapa ‘gaji’ bulanan yang akan dibayarkan dari annuitas?
Tentu saja akan diberitahu. Tapi, pertanyaanya, kapan saya akan tahu. Tiga bulan menjelang pensiun, saya gres akan tahu berapa ‘gaji’ bulanan tersebut, sebagaimana peraturan DPLK berikut:” Dana Pensiun memberitahukan kepada Peserta ihwal hak atas Manfaat Pensiun sekurang – kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum dicapai Usia Pensiun Normal.
Saya jadi sadar bahwa mengandalkan pensiun hanya dari perusahaan punya risiko. Risikonya tidak kecil. Uang pensiun saya sanggup jadi tidak mencukupi untuk menopang kebutuhan hidup masa renta nanti.
Kenapa Dana Pensiun
Apakah Anda punya dana pensiun? Kurang dari 10% di Indonesia, ikut jadwal pensiun yang layak.
Kita bersyukur bahwa teknologi kedokteran dan gaya hidup sehat menciptakan hidup insan lebih panjang. Usia harapan hidup (life expectancy) di Indonesia terus lebih baik.
Namun, usia panjang mengakibatkan problem kalau kita tidak punya keuangan yang solid. Bagaimana Anda membiayai hidup sesudah pensiun? Bekerja kembali. Bisa, tapi mau hingga kapan. Tidak mungkin kerja terus.
Umum saya temui orang renta yang sudah masuk usia pensiun (55 tahun keatas), namun masih bekerja. Tidak itu saja. Kualitas hidup mereka juga merosot. Banyak kemudahan hilang, banyak hal harus dihemat, demi bertahan hidup di masa pensiun.
Anak – anak pun tidak jarang harus turun tangan membantu keuangan orang tua. Jika tidak hati – hati, keuangan anak sanggup ikut terseret lantaran lebih besar pasak dari tiang.
Kondisi ini kontras dengan pensiunan di negara maju. Kebetulan pernah tinggal di Sydney Australia beberapa lama, saya mengamati kondisi yang berbeda.
Pertama, orang – orang renta disana mandiri. Ketergantungan pada anak, yang saya amati, relatif rendah. Pensiunan sanggup hidup dari simpanan mereka, tanpa perlu sokongan orang lain.
Kedua, kualitas hidup ketika pensiun tidak merosot. Mereka sanggup travelling (siapa yang tidak mau), menikmati kemudahan kesehatan yang memadai, tanpa khawatir akan kesulitan keuangan. Nyaman lah pokoknya.
Karena penasaran, saya tanya mereka, “kenapa bisa”. Jawab mereka, “kenapa tidak”. Jawabannya simpel, persiapan semenjak dini. Sejak awal pemerintah disana sudah mewajibkan masyarakatnya punya jadwal dana pensiun. Fungsi dana pensiun betul – betul dioptimalkan. Hampir semua orang ikut dalam jadwal dana pensiun pemerintah.
Kita sanggup memulainya sendiri. Tidak perlu menunggu inisiatif pemerintah. Punya dana pensiun sendiri. Sayangnya, banyak yang belum sadar, apalagi paham pentingnya fungsi dana pensiun. Akibatnya tidak melaksanakan persiapan semenjak dini, yang merupakan kunci keberhasilan sebuah jadwal pensiun.
Perlu Sejak Dini
Masalah umum pensiunan yaitu di satu sisi penghasilan menurun drastis lantaran tidak bekerja lagi, di sisi lain biaya hidup naik eksponensial, terutama biaya kesehatan.
Musuh utamanya yaitu inflasi. Kenapa? Dengan inflasi 6% setahun, biaya hidup 10 juta sebulan sekarang, maka 25 tahun lagi, biaya hidup menjadi 42 juta per bulan. Kalau belum lihat angkanya, kadang suka tidak percaya. Tapi itulah kenyataannya. Ini ilustrasinya:
Padahal, itu yaitu imbas inflasi yang ‘hanya’ 6%. Indonesia pernah inflasi lebih dari 6%. Bisa dibayangkan efeknya buat biaya hidup kita nanti. Makin tinggi inflasi, makin besar biaya hidup pensiun. That’s for sure!
Menghadapi hantu inflasi, taktiknya sebetulnya sederhana. Anda harus mulai berinvestasi semenjak jauh hari. Kecil jumlahnya tidak apa, tapi mulailah sedini mungkin. Makin panjang waktu, makin besar kesempatan untuk mengakumulasi dana. Karena waktunya panjang, uang yang perlu disisihkan tidak besar, jadinya tidak memberatkan keuangan keluarga.
Jadi, ada dua hal yang perlu Anda lakukan:
- Segera mempunyai dana pensiun sendiri. Jika sudah punya dari kantor, jangan terlalu diandalkan lantaran sederet masalah. Satu sudah dibahas sebelumnya, beberapa lainnya akan saya bahas kemudian. Perlu punya dana pensiun sendiri yang dibentuk sesuai kebutuhan Anda.
- Punya dana pensiun saja belum cukup. Dana pensiun Anda harus tumbuh lebih tinggi dari inflasi. Jika lebih rendah, tidak cukup membiayai kenaikkan biaya hidup. Makanya, menabung sangat tidak disarankan. Bunga tabungan 4% setahun, inflasi 6% setahun.
Masalah Dana Pensiun
Umumnya bagi karyawan, dana pensiun tidak pernah dianggap masalah. Merasa nyaman lantaran kantor sudah menyediakan buat karyawan dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atau perusahaan menciptakan sendiri yang disebut Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK). Contoh DPLK yang populer yaitu DPLK BNI, Manulife, BRI, sementara DPPK yaitu Astra, dan Pertamina.
Padahal, sejumlah problem menghadang karyawan jikalau hanya mengandalkan dana pensiun dari perusahaan.
#1 Apakah Cukup Dana Pensiunnya
Iuran ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dari kantor sudah dipatok sesuai kebijakan perusahaan. Biasanya perhitungan yaitu prosentase tertentu dari honor bulanan. Ada cuilan bantuan perusahaan, ada bantuan karyawan.
Masalahnya, kita tidak tahu, apakah iuran dana pensiun tersebut cukup atau tidak. Kenapa? Karena proses perhitungan iuran dilakukan dari honor Anda, bukan dari berapa sasaran dana pensiun yang seharusnya Anda miliki.
Jadi, ada kemungkinan, uang Anda untuk pensiun nanti tidak cukup. Saya menghitung berapa kebutuhan ketika pensiun (berdasarkan biaya hidup sekarang), kemudian membandingkan dengan prediksi hasil dari dana pensiun perusahaan. Hasilnya tidak menggembirakan. Saya akan kekurangan dana ketika pensiun.
Kita tidak sanggup menyalahkan kantor lantaran pensiun memang merupakan manfaat yang dihitung menurut gaji. Karena itu, kiprah Anda menambah dengan dana pensiun lain.
#2 Jumlah Iuran Pensiun Terbatas
Seandainya, sudah tahu pun bahwa iuran pensiun kini kurang (setelah menghitung kebutuhan pensiun yang ideal), Anda tidak sanggup serta – merta menambah iuran. Meskipun itu dari kocek sendiri, bukan dari perusahaan.
Besarnya iuran DPLK merupakan kebijakan perusahaan dengan memperhitungkan fee yang harus dibayar ke pengelola DPLK. Setiap iuran pensiun dikenakan fee menurut prosentase tertentu.
Saya pernah minta ke perusahaan agar saya sanggup menambah iuran porsi karyawan. Kantor menjawab singkat, “tidak bisa”. Karena itu berarti jumlah fee perusahaan ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) akan lebih mahal.
#3 Pilihan Investasi Terbatas
Dalam klarifikasi sebelumnya, saya bilang bahwa dana pensiun harus sanggup mengalahkan inflasi. Itu sebabnya harus menentukan instrumen investasi yang tepat dengan laba (return) diatas inflasi.
Masalahnya muncul. Perusahaan umumnya sudah punya kebijakan investasi, yang mematok jenis instrumen kemana dana pensiun karyawan dialokasikan. Apakah instrumen yang dipilih perusahaan sempurna untuk Anda? Belum tentu.
Saya pernah mengalami dana pensiun di daerah saya bekerja diinvestasikan ke instrumen pendapatan tetap. Pendapatan tetap itu isinya obligasi, SBI, SUKUK dan lain – lain. Dugaan saya, maksud perusahaan baik lantaran instrumen ini dianggap risikonya relatif kecil.
Sayangnya, itu bukan instrumen yang sempurna buat saya waktu itu. Umur saya masih cukup muda ketika itu, dibawah 30 tahun, Secara teori perencana keuangan, dengan umur segitu, saya seharusnya menentukan instrumen yang lebih agresif, yaitu saham, lantaran akan mendapatkan return lebih tinggi dengan risiko yang relatif terkelola (karena jangka waktu pensiun yang masih panjang).
Dengan kebijakan investasi dana pensiun perusahaan, saya ‘kehilangan’ kesempatan untuk mendapatkan hasil investasi yang lebih tinggi. Opportunity loss buat saya.
Waktu mengajukan penggantian instrumen investasi, saya ditolak. “Itu sudah kebijakan perusahaan. Tidak sanggup dirubah”, kata cuilan kepegawaian. Mau bilang apa lagi.
Makanya perlu punya sendiri, bebas menentukan instrumen yang paling sesuai dengan profil kita.
Membuat Dana Pensiun
Hal yang kerap diabaikan ketika membangun dana pensiun yaitu tidak adanya proteksi. Tidak ada asuransi di dalamnya. Semuanya fokus pada investasi.
Ini pemahaman yang salah. Hidup penuh risiko. Ada risiko meninggal dunia, sakit, cacat tetap yang mengakibatkan kita tidak sanggup bekerja lagi. Jika tidak memproteksi terhadap risiko tersebut, sanggup – sanggup dana pensiun jadi tinggal impian.
Makanya, selain bicara investasi, proteksi lewat asuransi yaitu hal wajib. Proteksi melindungi dari risiko sakit, cacat atau meninggal dunia, agar anak – anak sanggup sekolah dengan tenang, istri atau suami sanggup pensiun dengan nyaman.
Kesimpulan
Persiapan pensiun yaitu salah satu hal paling penting dalam rencana keuangan. Sayang, masih banyak yang hirau taacuh dan tidak tahu. Padahal, persiapan semenjak dini yaitu kuncinya.
Banyak pula yang merasa kondusif dengan manfaat dana pensiun dari daerah bekerja. Mereka tidak tahu bahwa ada sejumlah problem disini.
Oleh lantaran itu, menyiapkan dana pensiun sendiri yaitu kewajiban jikalau ingin masa pensiun yang nyaman. Kuncinya yaitu mulai dari sekarang. Semakin cepat, semakin ringan bebannya, semakin tinggi hasilnya, semakin baik buat pensiun nanti.
Sumber https://duwitmu.com
0 Response to "Cara Mempersiapkan Dana Pensiun – Jangan Mengandalkan Kantor"
Posting Komentar