Review 3 Kamera Leica Ponsel Huawei P20 Pro
Jakarta - Huawei P20 Pro yaitu ponsel yang mempunyai tiga modul kamera (triple camera) yang keunggulannya yaitu kamera utamanya mempunyai ukuran sensor yang lebih besar daripada sensor kamera ponsel pada umumnya sehingga memungkinkan untuk memuat 40 Megapixel.
Keunggulan kedua yaitu processor dan software dari kamera memproses hasil foto dengan baik, sehingga hasil/output dari kamera pribadi terlihat menarik.
Saya berkesempatan mengunakan kamera ponsel Huawei P20 Pro ini ketika ke Eropa dan mencoba beberapa fitur utamanya: Aperture Mode untuk mengendalikan blur/bokeh latar belakang. Telefoto 3x zoom, Monochrome, Photo Mode dan Night shot.
Huawei P20 Pro. (Foto: Amanda Rachmadita) |
Kamera ponsel Huawei P20 Pro mempunyai modul lensa dan kamera 8MP dengan lensa ekuivalen 80mm f/2.4. Lensa telefoto ini memungkinkan menangkap subjek yang agak jauh, atau portrait. Sensor gambar modul telefoto dan bukaannya lebih kecil daripada modul utama dan monochrome, jadi di kondisi yang sangat gelap kualitas gambar tidak begitu baik, tapi di kondisi jelas cukup tajam dan detail.
Untuk aperture mode, kita sanggup menciptakan simulasi bokeh (blur bab yang tidak fokus) dengan menentukan nilai aperture, semakin angkanya kecil contohnya f/0.95, maka semakin blur latar belakangnya.
Telephoto 3x zoom
Untuk Aperture mode ini, kualitas hasil foto sangat baik kalau jarak antara kamera dan subjek cukup dekat, menyerupai foto botol-botol minuman atau anggur di pasar. Tapi ketika subjek rata-rata cukup jauh, menyerupai foto saya ketika duduk santai, kadang simulasi bokehnya agak kurang alami. lantaran kamera kadang sulit menilai mana daun atau ranting yang dekat, mana yang lebih jauh.
Setelah memotret, kita juga sanggup mengubah nilai aperture dan fokus kalau diharapkan dengan membuka file gambar di galeri foto, kemudian menyentuh ikon aperture di bab kiri atas, dan kemudian si simpan sebagai file baru.
Foto: Dok. Enche Tjin |
zoom 3x anggun untuk menangkap detail arsitektur Foto: Dok. Enche Tjin |
Monochrome mode
Modul kamera monochrome di beberapa jenis kamera Huawei unik lantaran tidak dijumpai di kamera brand lainnya. Sensor gambar kamera ini tidak mempunyai filter warna, sehingga ketajaman foto lebih tinggi dan gradasi terang-gelap lebih mulus.
Lensa f/1.6 dipadukan dengan 20MP sanggup merekam cukup banyak detail untuk cetak foto berukuran relatif besar. Mode ini sedikit tersembunyi lantaran kita perlu menyentuh mode More terlebih dahulu, gres menentukan mode Monochrome.
one hitam putih yang mulus dan ketajaman yang maksimal sanggup didapatkan dengan mode Monochrome. (Foto: Dok. Enche Tjin) |
Foto: Dok. Enche Tjin |
Photo Mode
Kamera utama 40MP dan lensa ekuivalen 27mm cukup lebar untuk memotret banyak sekali kondisi dan paling ideal untuk memotret subjek yang bergerak di kawasan gelap, atau pemandangan yang mempunyai banyak detail.
Di Photo mode kalau dalam setting Master AI On, kamera akan mengunakan AI (Artificial Intelligence) untuk memprediksi subjek apa yang akan dipotret dan otomatis mengunakan setting dan proccessing yang pas.
Contohnya kalau kita mengarahkan ke makanan, otomatis kamera akan berkembang menjadi Food mode, kalau memotret pemandangan, biasanya akan berkembang menjadi mode Greenery, Blue Sky atau Sunrise/Sunset.
Jika tidak menyukai hasil Master AI yang kadang kala sanggup salah memprediksi atau juga hasil proses gambarnya terasa terlalu tajam atau warnanya terlalu jenuh, sanggup dimatikan di sajian setting kameranya.
Di setting juga ada pilihan resolution, disini kita sanggup pilih 40MP atau 10MP, di kondisi gelap, 10MP menghasilkan hasil foto yang lebih higienis dan tajam, sedangkan yang 40MP lebih baik kalau dipakai untuk kondisi cahaya yang berlimpah.
Foto: Dok. Enche Tjin |
Foto: Dok. Enche Tjin |
Foto: Dok. Enche Tjin |
Night Shot
Mode Night shot cocok untuk dipakai di kondisi cahaya yang cukup gelap atau kontras tinggi, contohnya ketika twilight, sesaat sesudah matahari terbenam. Juga ideal untuk foto suasana malam dengan cahaya-cahaya dari lampu kota atau gedung.
Di setting S (Auto) dan ISO (Auto) kamera akan mendeteksi apakah ada getaran di kamera, kalau ada, kamera cenderung menentukan 4 detik, dan masa itu akan dipakai kamera untuk menangkap detail.
Jika kamera mendeteksi tidak ada getaran, maka kamera berasumsi kita mengunakan tripod, oleh lantaran itu akan menentukan S (shutter speed) yang lebih lambat, kadang 10 detik, kadang lebih, tergantung seberapa gelap kameranya.
Setting terbaik tentunya yaitu ISO terendah dan shutter yang cukup lama, lebih usang dari 4 detik, tapi tentunya kita membutuhkan tripod untuk itu. Pada dasarnya, fungsi Auto cukup baik untuk segala kondisi.
Apa yang dilakukan kamera yaitu mengambil foto beberapa kali dan kemudian menggabungkannya untuk mendapat detail yang cukup untuk bab gelap dan terang.
4 detik, handheld. (Foto: Dok. Enche Tjin) |
4 detik, handheld. (Foto: Dok. Enche Tjin) |
Kesimpulan
Kamera ponsel Huawei P20 Pro yaitu kamera yang rumit dan sebaiknya tidak dipakai untuk sekedar snapshot saja, tapi kalau dipakai dengan setting dan mode yang optimal, sanggup menghasilkan kualitas foto yang anggun untuk ditampilkan di layar monitor atau dicetak.
*) Enche Tjin yaitu pendiri Infofotografi, seorang fotografer, pelatih fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Google+ dan Instagram: enchetjin Sumber detik.com
0 Response to "Review 3 Kamera Leica Ponsel Huawei P20 Pro"
Posting Komentar