iklan banner

Idul Fitri Momentum Membuka Lembaran Baru


Sebulan lamanya kita puasa, menahan lapar haus dahaga dan banyak sekali kebutuhan syahwat lainnya. Puasa mengambarkan kepada kita akan kekuatan iman, niat dan tekad.
Ternyata dengan ketiga hal tersebut kita bisa menahan hal-hal yang merupakan kebutuhan pokok bagi kita, seakan menyadarkan kita bahwa kita bekerjsama sangat bisa meninggalkan segala perkara yang dilarang-Nya. Air minum yang beberapa jam sekali kita minum bisa kita tinggalkan kendati kita sedang bekerja dibawah terik mentari yang gampang mengundang haus dahaga. Maka apalagi bila kita mau dan niat berpengaruh menahan hal-hal jelek yang tidak lebih penting dan mendesak dari pada air minum tersebut.
Jika hingga dikala ini kita masih suka mengkonsumsi alkohol, atau hal-hal jelek lain ibarat dusta, fitnah dan lain sebagainya, itu dikarenakan kita belum mau bersikap tegas mengukuhkan niat untuk benar-benar menjadi hamba-Nya yang mutaqin.
Seandainya kita mau  mengaji diri, memikirkan tujuan kita yang bekerjsama tentu kita akan senantiasa berpengaruh untuk menahan segala godaan syaitan yang memanfaatkan nafsu kita.

Idul Fitri Adalah Semangat Kesucian

Ketika lantunan takbir, tahlil dan tahmid berkumandang diseluruh penjuru bumi, ia begitu menggema menggetarkan hati siapa saja yang beriman kepada-Nya. Usai sholat Ied bersalaman dengan semua jama’ah masjid, berlinang air mata alasannya yaitu teringat akan setiap kesalahan yang telah diperbuat. Rasanya ingin sekali menyampaikan kepada setiap orang untuk mau memaafkan kesalahan-kesalahan kita pada mereka. Dihari ini semua orang begitu berendah hati, seakan semua mendapatkan kesadaran lefel tinggi. Semua sadar bahwa kelak kita akan dipanggil kembali kepada-Nya, dan semuapun sadar interaksi kita dengan sesama dibumi ini akan depat menjeumuskan kita keneraka-Nya yang ganas bila setiap orang yang pernah kita sakiti tidak mau memaafkan setiap kesalahan yang telah kita perbuat.
Semakin takut diri ini ketika usai sholat Ied di umumkan ada soudara kita yang meninggal, di Televisi banyak diberitakan kecelakaan yang merenggut korban jiwa. Bahkan memori pikiranpun banyak mengingatkan akan orang-orang yang dulu bersalaman dengan kita dimesjid usai menjalankan sholat ied sekarang beberapa diantara mereka sudah tidak ada. Raganya yang dulu dipuja dan dijaga sudah tertimbun diperut bumi. Hartanya yang dulu diperjuangkan dan dikumpulkan mati-matian karenanya hanya bisa diwariskan atau justru hanya membuat hura-hara perpecahan pada keturunan.
Terus memori ini berjalan , mengingat setiap dosa dan kemaksiyatan yang telah dilakukan.
Diri mulai sadar bahwa jatah umur tidak ada yang tahu, esok atau lusa niscaya ia akan habis dan menuntut malaikat janjkematian mencabut nyawa kita. Pas dan tepat sesuai waku yang telah ditentukan-Nya semenjak dulu.
Kaki gemetar alasannya yaitu sadar langkah banyak dosa dan kesalahan. Tangan penuh noda-noda kemaksiyatan, perut penuh dengan isi barang haram.
Lantas hingga kapan kita biarkan noda-noda ini masih menumpuk dalam diri ini ? Sampai kapan kita lalai bahwa kita hidup ada yang menciptakan,  memiliki kiprah dan tujuan ? Jatah umur makin berkurang namun kenapa setiap dikala kita masih hobi menumpuk dosa dan kesalahan?

Idul fitriadalah momen yang tepat, disaat ini gengsi insan disingingkan bahkan semua hati dilapangkan untuk menyadari kesalahan dan memaafkan kesalahan. Idul fitri yaitu semangat pembaruan untuk membuka lembaran gres kehidupan.
Sekelam apapun kesalahan dalam catatan amal perbuatan yang telah dilakukan, namun catatan amalan hari ini dan esok masih suci bersih. Ia bisa kita isi dengan banyak sekali amal ibadah penghapus kesalahan. Ketika diri telah ditekadkan, kepercayaan dan hati diyakinkan, pikiran selalu siap mendapatkan pelajaran, raga senantiasa mau melakukan, hati senantiasa terus diarahkan menuju kebaikan maka dikala itulah kita bisa benar-benar bermetamorfosis hamba pilihan-Nya.

Tidak ada insan yang bisa lepas dari cacat noda dosa, tiada pula insan yang tepat akan ibadah dan keilmuan. Kita semua ada dalam kesamaan, sama  sebagai seorang hamba, sama-sama sebagai insan pembelajar, dan sama sebagai mahluk yang hanya sedang mencari Ridho dan Cinta-Nya.
Siapapun kita yakinlah bahwa kita mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan ampunan-Nya.
Mari tekadkan diri untuk membuka lembar gres kehidupan menuju jalan Syurga.
Yang kemudian biarkanlah berlalu meninggalkan jutaan hikmah dan pembelajaran, sekarang saatnya kita bertekad  sekuat baja untuk menjadi hamba yang senantiasa patuh pada aturan-Nya.





Sumber http://inspirasi-dttg.blogspot.com

0 Response to "Idul Fitri Momentum Membuka Lembaran Baru"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel