Fenomena Urbanisasi
Urbanisasi merupakan salah satu potret faktual terjadinya disparitas rural-urban sector. Pada ketika pembangunan desa tidak semasif yang terjadi di kota besar, maka akan banyak masyarakat desa yang memasuki kota untuk mendapat mata pencaharian. Artikel ini akan membahas mengenai fenomena urbanisasi, terutama menyangkut faktor penyebab serta imbas urbanisasi bagi pembangunan.
Untuk diketahui bahwa hingga dengan ketika ini belum ada kesepakatan menyangkut pengertian urbanisasi. Setiap negara mempunyai definisi urbanisasi berdasarkan terminologi masing-masing, namun demikian apabila digambarkan secara umum, urbanisasi yakni pergerakan populasi penduduk dari rural area (perdesaan) menuju urban area (perkotaan).
Adapun faktor yang mendorong terjadinya urbanisasi biasanya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi, atau dengan kata lain untuk mendapat income.
Selain itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan beberapa trend terkait dengan urbanisasi, yakni:
Selanjutnya, untuk mengetahui penyebab urbanisasi kita bisa melihat dari dua sisi, yakni dari tempat asal dan tempat tujuan. Dari sisi tempat asal, fenomena urbanisasi cenderung berkaitan dengan keterbatasan lapangan kerja yang tersedia di daerah perdesaan. Selain itu berkaitan pula rendahnya penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan yang ada di area perdesaan serta kurangnya tantangan kerja yang dirasakan oleh sebagian masyarakat desa.
Lantas apabila dilihat dari sisi tempat tujuan, wilayah urban cenderung menunjukkan kesempatan kerja yang lebih banyak, baik di sektor formal maupun informal. Hal ini tentunya akan menarik minat para pendatang untuk mendapat peluang tersebut.
Sayangnya, alasannya yakni sebagian penduduk desa tidak memenuhi kriteria tertentu (usia, latar belakang pendidikan, dan lain-lain), maka tidak banyak jumlah pendatang yang terserap dalam lapangan kerja. Pada akhirnya, mereka yang tidak terserap dalam lingkungan kerja akan bekerja serabutan dan menjadikan permasalahan bagi kota dimana mereka tinggal.
Berikutnya, kalau mencermati akhir urbanisasi, maka yang paling gampang terlihat yakni pertambahan jumlah penduduk di kota besar yang semakin meningkat. Jika hal ini terjadi, maka akan menjadikan masalah gres di perkotaan. Beberapa pola masalah yang terjadi akhir urbanisasi antara lain: meningkatnya angka kejahatan, menjamurnya gelandangan dan pengemis, serta masalah sosial lain, ibarat merebaknya pemukiman kumuh.
Efek lanjutannya, dengan semakin padatnya populasi di perkotaan, biasanya diikuti dengan biaya hidup yang semakin tinggi. Hal ini terjadi alasannya yakni pertambahan populasi tidak diimbangi dengan ketersediaan perumahan dan sumber pangan. Selain itu, akan muncul imbas lingkungan, ibarat masalah sampah, polusi udara, dan masalah lingkungan lainnya.
Sementara di wilayah asal, desa menjadi semakin ditinggalkan, terutama oleh kaum muda. Ini terjadi alasannya yakni tidak banyak cowok desa yang bersedia bekerja menjadi petani atau peternak (sebagai mata pencaharian utama di lingkungan perdesaan).
Alasan yang mendasari semakin tidak diminatinya pekerjaan sebagai petani atau peternak yakni alasannya yakni profesi tersebut tidak dianggap sebagai pekerjaan yang menjanjikan, dalam hal ini tidak menghasilkan income yang besar atau tidak dianggap sebagai profesi yang 'keren'. Adapun faktor lainnya yakni alasannya yakni semakin terbatasnya lahan persawahan yang tersedia di daerah perdesaan.
Namun demikian, urbanisasi tidak hanya membawa imbas negatif. Ada individu-individu dari daerah perdesaan yang mempunyai kemampuan atau kecakapan, serta berprestasi dalam bidang tertentu, yang apabila mendapat kesempatan berkarir secara profesional di lingkungan kerja yang ada di perkotaan, akan bisa menunjukkan tugas positif dalam meningkatkan roda perekonomian.
Sebagai catatan penting, alasannya yakni hampir mustahil untuk melarang penduduk desa memasuki wilayah perkotaan, maka upaya yang dibutuhkan pemerintah kota yakni dengan menyediakan kemudahan umum yang lebih layak, serta menegakkan hukum untuk mencegah terjadinya kriminalitas akhir padatnya jumlah penduduk.
Terakhir, tugas pemerintah pusat juga dibutuhkan dalam pembangunan daerah perdesaan, sehingga bisa menihilkan atau setidaknya mereduksi kesenjangan antara perkotaan dan perdesaan. Dengan demikian masyarakat perdesaan bisa bekerja dan mewujudkan kesejahteraan tanpa harus meninggalkan desa. **
ARTIKEL TERKAIT :
Pertumbuhan Populasi Penduduk Dunia beserta Permasalahannya
Memahami Konsep Kemiskinan
Pembangunan Perdesaan
Hakikat dan Permasalahan Distribusi Pendapatan (Income Distribution) Sumber http://www.ajarekonomi.com
Untuk diketahui bahwa hingga dengan ketika ini belum ada kesepakatan menyangkut pengertian urbanisasi. Setiap negara mempunyai definisi urbanisasi berdasarkan terminologi masing-masing, namun demikian apabila digambarkan secara umum, urbanisasi yakni pergerakan populasi penduduk dari rural area (perdesaan) menuju urban area (perkotaan).
Adapun faktor yang mendorong terjadinya urbanisasi biasanya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi, atau dengan kata lain untuk mendapat income.
Selain itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan beberapa trend terkait dengan urbanisasi, yakni:
- secara global, daerah urban mempunyai lebih banyak populasi penduduk daripada wilayah rural.
- dari waktu ke waktu, jumlah populasi yang tinggal di daerah perdesaan mengalami penurunan secara perlahan.
- sementara itu jumlah penduduk daerah perkotaan mengalami peningkatan secara pesat sebagai akhir bermigrasinya sebagian penduduk desa menuju daerah perkotaan..
- dengan semakin meningkatnya urbanisasi, tantangan untuk mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development) menjadi semakin terkonsentrasi di perkotaan, terutama di negara-negara berkembang. Ini akan menjadi salah satu pemicu ketimpangan yang semakin besar antara wilayah perkotaan dengan wilayah perdesaan.
Selanjutnya, untuk mengetahui penyebab urbanisasi kita bisa melihat dari dua sisi, yakni dari tempat asal dan tempat tujuan. Dari sisi tempat asal, fenomena urbanisasi cenderung berkaitan dengan keterbatasan lapangan kerja yang tersedia di daerah perdesaan. Selain itu berkaitan pula rendahnya penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan yang ada di area perdesaan serta kurangnya tantangan kerja yang dirasakan oleh sebagian masyarakat desa.
Lantas apabila dilihat dari sisi tempat tujuan, wilayah urban cenderung menunjukkan kesempatan kerja yang lebih banyak, baik di sektor formal maupun informal. Hal ini tentunya akan menarik minat para pendatang untuk mendapat peluang tersebut.
Sayangnya, alasannya yakni sebagian penduduk desa tidak memenuhi kriteria tertentu (usia, latar belakang pendidikan, dan lain-lain), maka tidak banyak jumlah pendatang yang terserap dalam lapangan kerja. Pada akhirnya, mereka yang tidak terserap dalam lingkungan kerja akan bekerja serabutan dan menjadikan permasalahan bagi kota dimana mereka tinggal.
Berikutnya, kalau mencermati akhir urbanisasi, maka yang paling gampang terlihat yakni pertambahan jumlah penduduk di kota besar yang semakin meningkat. Jika hal ini terjadi, maka akan menjadikan masalah gres di perkotaan. Beberapa pola masalah yang terjadi akhir urbanisasi antara lain: meningkatnya angka kejahatan, menjamurnya gelandangan dan pengemis, serta masalah sosial lain, ibarat merebaknya pemukiman kumuh.
Efek lanjutannya, dengan semakin padatnya populasi di perkotaan, biasanya diikuti dengan biaya hidup yang semakin tinggi. Hal ini terjadi alasannya yakni pertambahan populasi tidak diimbangi dengan ketersediaan perumahan dan sumber pangan. Selain itu, akan muncul imbas lingkungan, ibarat masalah sampah, polusi udara, dan masalah lingkungan lainnya.
Sementara di wilayah asal, desa menjadi semakin ditinggalkan, terutama oleh kaum muda. Ini terjadi alasannya yakni tidak banyak cowok desa yang bersedia bekerja menjadi petani atau peternak (sebagai mata pencaharian utama di lingkungan perdesaan).
Alasan yang mendasari semakin tidak diminatinya pekerjaan sebagai petani atau peternak yakni alasannya yakni profesi tersebut tidak dianggap sebagai pekerjaan yang menjanjikan, dalam hal ini tidak menghasilkan income yang besar atau tidak dianggap sebagai profesi yang 'keren'. Adapun faktor lainnya yakni alasannya yakni semakin terbatasnya lahan persawahan yang tersedia di daerah perdesaan.
Namun demikian, urbanisasi tidak hanya membawa imbas negatif. Ada individu-individu dari daerah perdesaan yang mempunyai kemampuan atau kecakapan, serta berprestasi dalam bidang tertentu, yang apabila mendapat kesempatan berkarir secara profesional di lingkungan kerja yang ada di perkotaan, akan bisa menunjukkan tugas positif dalam meningkatkan roda perekonomian.
Sebagai catatan penting, alasannya yakni hampir mustahil untuk melarang penduduk desa memasuki wilayah perkotaan, maka upaya yang dibutuhkan pemerintah kota yakni dengan menyediakan kemudahan umum yang lebih layak, serta menegakkan hukum untuk mencegah terjadinya kriminalitas akhir padatnya jumlah penduduk.
Terakhir, tugas pemerintah pusat juga dibutuhkan dalam pembangunan daerah perdesaan, sehingga bisa menihilkan atau setidaknya mereduksi kesenjangan antara perkotaan dan perdesaan. Dengan demikian masyarakat perdesaan bisa bekerja dan mewujudkan kesejahteraan tanpa harus meninggalkan desa. **
ARTIKEL TERKAIT :
Pertumbuhan Populasi Penduduk Dunia beserta Permasalahannya
Memahami Konsep Kemiskinan
Pembangunan Perdesaan
Hakikat dan Permasalahan Distribusi Pendapatan (Income Distribution) Sumber http://www.ajarekonomi.com
0 Response to "Fenomena Urbanisasi"
Posting Komentar