iklan banner

9 Cara Efektif Mengatasi Konflik Antara Atasan Dan Bawahan

Entah itu konflik sesama karyawan maupun antara atasan dan bawahan 9 Cara Efektif Mengatasi Konflik antara Atasan dan Bawahan

Setiap insan diciptakan berbeda. Baik fisik maupun isi kepalanya. Karenanya, konflik pun tidak sanggup dielakkan, termasuk di daerah kerja.

Entah itu konflik sesama karyawan maupun antara atasan dan bawahan. Misalnya, sabung argumen secara tidak sehat atau ketidaksepakatan suatu hal.

Namun, konflik di daerah kerja sanggup berakibat jelek jikalau dibiarkan berlarut. Seperti penurunan kinerja karyawan yang mengalami konflik lantaran fokus mereka terpecah antara pekerjaan dan konflik yang belum tuntas.

Agar tidak menjadi problem berkepanjangan, konflik atasan dan bawahan harus segera diselesaikan. Bagaimana caranya? Ikuti saja 9 cara efektif mengatasi konflik antara atasan dan bawahan berikut ini.

1. Biarkan Emosi Mereda Lebih Dulu

Masalah atau konflik tidak akan pernah sanggup diselesaikan dengan baik ketika pihak yang terlibat masih selalu mengedepankan emosi ketimbang nalar.

Karena itu, cara pertama untuk menuntaskan konflik yaitu meredakan emosi kedua belah pihak terlebih dahulu. Biarkan tensi yang tinggi menjadi turun sebelum memulai proses penyelesaian konflik.

Tidak ada ukuran yang niscaya berapa usang kondisi emosi sanggup turun. Bisa dalam hitungan jam, sanggup juga butuh beberapa hari.

Jika Anda menjadi pihak yang terlibat konflik, manfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk menurunkan emosi. Kalau memang perlu pergi dari situasi tersebut selama beberapa waktu, lakukanlah.

Intinya, jangan pernah mencoba berbicara ketika emosi masih tinggi.

2. Cari Tahu Akar dari Konflik yang Muncul

Emosi yang sudah terkontrol menjadi syarat yang harus terpenuhi sebelum melangkah ke tahap berikutnya. Untuk mengatasi konflik antara atasan dan bawahan harus diketahui secara mendalam akar masalahnya.

Saat melaksanakan identifikasi, emosi mutlak sudah harus terkontrol. Jika emosi Anda masih tinggi, penalaran akan sulit muncul dan bekerja dengan baik.

Coba telaah apa yang benar-benar menjadi pemicu konflik. Apakah murni hanya terkait dengan pekerjaan, atau sudah mulai menyangkut korelasi antarpribadi.

Dengan mengetahui secara niscaya titik awal problem yang timbul, Anda pun sanggup mulai mencari cara terbaik semoga konflik sanggup diselesaikan secara damai. Ingat, jangan pernah mengikutkan emosi dikala melaksanakan identifikasi konflik.

3. Bicarakan Secara Personal

Setelah kondisi mereda, minta waktu berbicara secara personal dengan pimpinan. Pastikan waktu untuk melaksanakan pembicaraan ini mencukupi untuk mengeluarkan semua yang Anda rasakan selama ini.

Katakan dengan jujur tanpa ditutup-tutupi.  Jika berbicara dengan nada dan cara yang baik, pihak pimpinan niscaya akan mau mendengarkan.

Saat melaksanakan pembicaraan ini, lakukan secara empat mata. Tidak perlu ada saksi, lantaran ini bukan persidangan.

Proses komunikasi menyerupai ini sangat penting untuk mengatasi konflik antara atasan dan bawahan. Bukan mustahil, konflik yang muncul ternyata hanya disebabkan oleh kesalahpahaman jawaban komunikasi yang jelek di antara kedua belah pihak.

Baca juga: 9 Cara Agar Komunikasi di Tempat Kerja Lebih Efektif.

4. Beri Kesempatan Setiap Pihak Mengutarakan Pendapatnya

Dalam proses pembicaraan antara atasan dengan bawahan, kedua pihak harus mau mendengar apa pun pendapat, kritikan, dan saran yang dikatakan pihak lain.

Jika Anda seorang atasan, jangan munculkan ego sebagai seorang atasan. Karena kepentingan pribadi hanya akan merusak proses pembicaraan ini.

Jika Anda seorang bawahan, dengarkan juga setiap pandangan dan kritikan yang diberikan atasan Anda. Ini merupakan proses sharing pendapat yang harus dijauhkan dari kepentingan pribadi.

Hindari juga pandangan salah atau benar sepanjang proses membuatkan pendapat ini. Karena hal itu hanya akan memicu konflik berikutnya.

5. Fokus Terhadap Masalah Bukan Pribadi

Entah itu konflik sesama karyawan maupun antara atasan dan bawahan 9 Cara Efektif Mengatasi Konflik antara Atasan dan Bawahan

Adu argumentasi sangat mungkin terjadi ketika atasan dan bawahan melaksanakan pembicaraan untuk menuntaskan konflik.

Jangan pernah keluar dari bulat problem dikala terjadi sabung argumen. Fokuslah pada problem yang harus diselesaikan, bukan menyerang pihak lain secara pribadi.

Salah satu kekurangan yang terjadi di masyarakat kita yaitu kerap menyerang pribadi ketimbang menuntaskan inti masalahnya dikala melaksanakan sabung argumentasi.

Jangan hingga hal itu terjadi ketika Anda dengan bawahan atau atasan melaksanakan proses untuk menuntaskan konflik yang terjadi.

6. Negosiasi Ulang

Ketika proses pembicaran untuk mengatasi konflik antara atasan dan bawahan tengah dilakukan, kemungkinan terjadinya deadlock masih cukup besar. Jalan buntu ini sanggup disebabkan kedua belah pihak tidak ada yang mau mengalah.

Karena itu, melaksanakan perundingan ulang menjadi salah satu cara untuk sanggup menemukan solusi. Anda sebagai atasan mengatakan konsesi yang sedikit berbeda tanpa mengurangi kepentingan pihak lain.

Sebagai bawahan, Anda juga harus sanggup mengatakan proposal gres dengan sedikit mengurangi poin-poin yang sebelumnya Anda sodorkan.

Dengan saling mempertukarkan konsesi yang tidak merugikan, proses penyelesaian konflik akan berlangsung dengan lebih lancar. Terutama ketika laba yang didapat kedua belah pihak sudah berimbang.

7. Mencari Solusi Bersama

Inti dari proses pembicaraan dalam mengatasi konflik antara atasan dan bawahan yaitu sama-sama mencari solusi terbaik. Baik pihak atasan maupun bawahan harus mau menampung semua aspirasi dan pendapat yang muncul.

Setelah itu barulah sama-sama berpikir untuk mendapat solusi dengan berpatokan dari pendapat kedua belah pihak.

Usahakan tidak hanya mendapat satu solusi dari konflik yang terjadi. Dapatkan solusi-solusi alternatif sebagai cadangan andai solusi pertama tidak berjalan dengan baik.

Butuh rasa saling percaya yang besar dari kedua belah pihak semoga sanggup menjalankan solusi yang sudah disepakati. Kepercayaan akan kembali menumbuhkan korelasi yang sehat di antara atasan dengan bawahan.

8. Minta Bantuan Pihak Ketiga

Ada kalanya pembicaraan yang dilakukan jadinya tidak menemukan solusi menyerupai yang diharapkan. Baik atasan maupun bawahan sama-sama tidak ada yang mau mengalah.

Sama-sama kukuh dengan pendirian masing-masing. Saat itulah dibutuhkan santunan pihak ketiga atau perantara untuk menengahi.

Melakukan mediasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi konflik antara atasan dan bawahan. Pihak ketiga ini biasanya yaitu staf atau pimpinan HRD di daerah bekerja.

Memanfaatkan perantara akan memberi pandangan gres yang bersifat netral. Sehingga dibutuhkan ada solusi yang sanggup menengahi konflik yang terjadi.

9. Terapkan Aturan yang Berlaku

Andaikan semua cara untuk mengatasi konflik antara atasan dan bawahan sudah dilakukan tapi tak jua menemukan solusi, jalan terakhir tentunya dengan melihat kembali ke hukum perusahaan.

Dalam hal ini, pihak HRD yang akan membantu menemukan hukum yang sanggup menuntaskan konflik. Memang ada unsur pemaksaan ketika jadinya hukum yang berlaku menjadi patokan terakhir.

Bisa jadi pihak atasan yang jadinya harus tunduk kepada aturan, sanggup juga malah kedua belah pihak yang jadinya harus pergi. Tapi setidaknya hal ini sanggup menghindarkan konflik berkelanjutan yang justru sanggup merugikan perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan, perbedaan pendapat sangat masuk akal terjadi. Karena tidak ada isi kepala insan yang sama. Upaya dalam mengatasi konflik antara atasan dan bawahan justru harus dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Manfaatkan konflik tersebut untuk menemukan banyak sekali cara yang inovatif untuk meningkatkan laba perusahaan. Itu yang lebih baik.


Sumber https://www.duniakaryawan.com

0 Response to "9 Cara Efektif Mengatasi Konflik Antara Atasan Dan Bawahan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel