iklan banner

Teknik Panen Dan Pascapanen Tanaman Karet Secara Tepat

Teknik Panen dan Pascapanen Tanaman Karet Secara Tepat


Sedulurtani.com. Panen merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu sesudah sekian usang melaksanakan proses budidaya tanaman. Seperti halnya panen pada tumbuhan karet yang merupakan tumbuhan perkebunan dengan nilai hemat yang cukup tinggi. Baca juga :Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Karet Secara Lengkap


Akan tetapi perlu kita ketahui bahwa sebelum melaksanakan pemanenan dibutuhkan pengetahuan terkait teknik panen dan pascapanen tumbuhan karet secara tepat.

Pengetahuan ihwal panen dan pasca panen menjadi hal yang penting untuk mempertahankan kualitas karet yang dihasilkan. Untuk itu, pada pertemuan kali ini sedulurtani.com ingin mengembangkan gosip ihwal teknik panen dan pasca panen tumbuhan karet.


Berikut ini yakni teknik panen dan pasca panen dari tumbuhan karet  :

Teknik Panen dan Pascapanen Tanaman Karet Secara Tepat  Teknik Panen dan Pascapanen Tanaman Karet Secara Tepat
Teknik Panen dan Pascapanen Tanaman Karet Secara Tepat

A.Teknik Panen

Teknik pemanenan karet atau lateks dilakukan dengan cara penyadapan. Penyadapan tumbuhan karet merupakan suatu pokok pengusahaan dari tumbuhan karet dengan tujuan untuk membuka pembuluh lateks pada kulit pohon biar cepat mengalir.


Dalam melaksanakan penyadapan tumbuhan karet ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan untuk mendapat hasil yang maksimal.


Berikut ini yakni tahapan-tahapan dari teknik panen tumbuhan karet :

1. Menentukan Matangnya Sadap

Secara umum tumbuhan karet yang pertumbuhanya normal siap untuk disadap pada umur 5 tahun sesudah tanam, dengan masa produksi selama 25-30 tahun. Akan tetapi pertumbuhan tumbuhan yang baik juga memungkinkan jikalau tumbuhan karet sanggup mulai disadap sebelum berumur 5 tahun.


Oleh lantaran itu, untuk memilih matang sadap bukan hanya dari umur tumbuhan melainkan sanggup melalui pengukuran lilit batang. Pengukuran ini merupakan salah satu cara yang paling sempurna untuk memilih matang sadap.


Tanaman yang telah matang sadap mempunyai diameter sekitar 45 cm pada jarak 100 cm dari permukaan tanah atau dari batas pertautan okulasi.


Tanaman karet layak disadap apabila mengambarkan minimal 60% dari populasi telah matang sadap. Ada beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan penyadapan, antara lain pisau sadap, mal sadap/patron, talang lateks, mangkuk atau cawan, cincin mangkuk, pisau mal, meteran, dan quadri atau sigmat.


Langkah awal sebelum melaksanakan penyadapan, yaitu penggambaran bidang sadap dengan cara memilih tinggi bukaan sadap. Semakin tinggi bidang sadap, maka lateks yang dihasilkan akan semakin sedikit lantaran semakin kurang pembuluh lateksnya.


Kemudian yakni memilih arah sadap yang benar dan memilih panjang irisan sadap. Tinggi bukaan sadap pertama, yaitu 100 cm dari permukaan tanah pada pohon dari biji, atau 130 cm dari batas pertautan dari bidang okulasi untuk tumbuhan okulasi. Baca juga :


Gambar bidang sadap berbentuk potongan spiral dari kiri atas mengarah kanan bawah dan membentuk sudaut 30-40o terhadap garis horizontal. Untuk pembuatan sudut tersebut sanggup dibantu menggunkan mal.


2. Penyadapan

Sebelum dilakukan penyadapan kulit tumbuhan karet sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu. Setelah dibersihkan iris dengan kedalaman 1,5-2 mm dari lapisan kambium. Usahakan biar pengirisan tidak terlalu dalam, sehingga tidak merusak lapisan kambium. Apabila lapisan kambium hingga rusak, maka akan sanggup mensugesti produksi lateks nantinya.


Untuk waktu yang baik dalam melaksanakan penyadapan, yaitu pada pukul 05.00-06.00 pagi hari. Sedangkan untuk pengumpulan lateks sebaiknya dilakukan pada pukul 08.00-10.00 pagi.


Jika penyadapan dilakukan secara benar, maka kulit yang telah disadap akan pulih sesudah enam tahun. Akan tetapi jikalau proses penyadapan salah, maka pemulihan bidang sadap pun menjadi tidak normal. Kulit yang layak untuk disadap kembali mempunyai ketebalan minimal 7 mm.


Pada praktiknya kulit yang telah pulih sanggup disadap kembali sesudah 9 tahun untuk pemulihan pertama, dan 8 tahun untuk pemulihan kedua.


3. Frekuensi sadap dan Intensitasnya

Frekuensi sadap merupakan selang waktu penyadapan dengan satuan waktu hari (d), ahad (w), dan untuk tahun (y). Satuan penyadapan ini tergantung dari sistem penyadapan.


Apabila penyadapan dilakukan setiap hari, maka diberi tanda pada tumbuhan dengan d/1, dua hari d/2, dan begitu juga dengan seterusnya.


Berikut ini yakni referensi kombinasi frekuensi dan intensitas penyadapan, contohnya S/2, d/2, 100%. S/2 berabti pengirisan yang dilakukan setengah lingkaran, d/2 artinya pohon disadap 2 hari sekali, dan 100% berarti intensitas sadapan.


Dalam penghitungan intensitas sadapan dilakukan dengan cara mengalikan angka-angka kepingan pada rumus sadapan dengan 400%. Contoh s/2, d/2, 100% berasal dari ½ x ½ 400%= 100%.


4. Sistem Eksploitasi

Untuk ketika ini dikenal dengan dua sistem eksploitasi, yaitu konvensional dan stimulasi. Dimana sistem konvensional dilakukan secara umum tanpa ada penambahan stimulan (perangsang). Sedangkan sistem eksploitasi stimulan merupakan kombinasi memakai stimulan (perangsang).


Perangsang lateks yang biasa digunakan memakai materi aktif ethepon dengan brand ELS, Ethrel, dan Cepa.


B. Pasca Panen

Sering kali lateks yang telah disadap mengalami pembekuan pendahulu atau biasa disebut prokoagulasi. Pembekuan ini disebabkan oleh jenis karet yang mempunyai kestabilan koloidal yang sangat rendah.


Selain itu, hal ini disebabkan oleh enzim-enzim, jasad renik, dan mikroorganisme. Tak hanya itu, faktor cuaca, musim, kondisi tanaman, cara pengangkutan, air sadah, dan kotoran yang tercampur juga mensugesti terjadinya pembekuan.


Hal semacam ini akan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Pasalnya hasil sadapan diolah menjadi bukan jenis baku dan kualitasnya pun rendah.


Beberapa tindakan yang sanggup mencegah terjadinya pembekuan ini, yaitu menjaga kebersihan alat yang digunakan, mencegah larutnya karet pada air kotor, dan melaksanakan penyadapan pada pagi hari sebelum matahari terbit.


Tindakan lain untuk mencegah terjadinya pembekuan, yaitu menunjukkan zat antikoagulan, kecuali pembekuan disebabkan oleh faktor genetik tanaman.


Beberapa referensi antikoagulan, antara lain amonia, formaldehida, karbonat, dan natrium sulfit.


Baca juga :



Demikian artikel tentang, Teknik Panen dan Pascapanen Tanaman Karet Secara Tepat. Semoga sanggup menjadi referensi bagi Anda.


Sumber https://www.sedulurtani.com

0 Response to "Teknik Panen Dan Pascapanen Tanaman Karet Secara Tepat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel