iklan banner

Punya Anak Bukan Jaminan Bahagia


Konon, setiap pasangan menginginkan anak, alasannya ialah kebahagiaan akan lebih lengkap sehabis mempunyai anak. Mendengar bunyi ramai belum dewasa di rumah telah dianggap sebagai sesuatu yang indah dan membahagiakan. Namun, apakah memang begitu kenyataannya? Penelitian terbaru menyangkut hal ini mengungkapkan bahwa orangtua berusia paruh baya yang hidup bersama anak-anak, ternyata tidak lebih senang dibanding pasangan yang tidak mempunyai anak.

Angus Deaton, profesor bidang ekonomi dan korelasi internasional di Princeton University di New Jersey, yang menulis riset ini, menyatakan, “Tidak ada perbedaan besar dalam kenyamanan hidup antara mereka yang mempunyai anak dan mereka yang tidak mempunyai anak, meskipun Anda memasukkan banyak sekali situasi kehidupan. Sebagian orang menyampaikan bahwa Anda tidak dapat senang kalau tak punya anak. Kami berpikir hal tersebut tidak masuk akal. Orang mempunyai anak alasannya ialah mereka memang menginginkannya.”

Hasil riset yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences itu menganalisis data survei 2007-2012 atas 1,7 juta orang di Amerika. Survei itu menanyakan mengenai kehidupan mereka, dan pengalaman emosional mereka. Para ilmuwan juga mengevaluasi survei global yang mengajukan pertanyaan sama pada sekitar 1 juta orang dari 161 negara.

Para ilmuwan memfokuskan risetnya pada orang berusia 34 hingga 46 tahun dengan belum dewasa berusia 16 tahun yang tinggal di rumah yang sama. Dibandingkan dengan grup usia yang lain, grup ini lebih merasa nyaman dengan kehidupan mereka. Tetapi tingkat kebahagiaan mereka hampir sama saat para ilmuwan menyesuaikan data statistik sehingga tidak akan terlempar oleh faktor-faktor menyerupai penghasilan dan pendidikan, yang keduanya terkait dengan peluang lebih besar untuk mempunyai anak.

Riset ini juga secara hati-hati tidak mengasumsikan bahwa orang secara otomatis ingin punya anak.

“Mereka yang tanpa anak tidaklah gagal sebagai orangtua, dan mereka yang mempunyai anak tidak gagal sebagai non-orangtua,” ujar Angus Deaton. “Jika aku ingin punya anak tetapi tak dapat memilikinya, hal itu memang sesuatu yang jelek untuk saya. Tetapi kalau aku tak ingin punya anak, dan punya satu anak akhir sesuatu yang tidak dapat dicegah, maka hal itu tidak akan menciptakan aku bahagia. Orang hanya mendapat sesuatu yang mereka inginkan.”

Temuan lainnya dari penelitian ini ialah bahwa orangtua paruh baya dengan belum dewasa yang berusia lebih muda mempunyai tingkat impian yang lebih tinggi dan tingkat kecemasan yang lebih tinggi pula dibandingkan orang lain. Untuk hal ini, Angus Deaton menyatakan, “Anak-anak memang menyenangkan, tetapi mereka tiba dengan kecemasan dan kelelahan.”

Apa pun hasilnya, studi ini dapat dijadikan pertimbangan siapa pun, khususnya pasangan-pasangan yang ingin punya anak atau yang tidak ingin punya anak. Bahwa kebahagiaan seseorang tidak ditentukan oleh apa yang dimiliki atau yang tidak dimilikinya, melainkan oleh apa keinginannya. Pasangan yang tidak mempunyai anak alasannya ialah memang tidak menginginkan anak, tentu dapat sama senang dengan pasangan yang mempunyai anak alasannya ialah memang menginginkannya.

Hmm… bagaimana menurutmu?



Sumber http://belajar-sampai-mati.blogspot.com/

0 Response to "Punya Anak Bukan Jaminan Bahagia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel