Pasca Panen Kelapa Sawit
1. Perebusan (sterilisasi) TBS
TBS yang masuk kedalam pabrik selanjutnya direbus di dalam sterilizaer. Buah direbus dengan tekanan 2,5-3 atm dan suhu 130o C selama 50-60 menit. Tujuan perebusan TBS adalah:
Menonaktifkan enzim lipase yang sanggup menstimulir pembekuan freefatty acid
Membekukan protein globulin sehingga minyak gampang dipisahkan dari air
Mempermudah perontokan buah
Melunakkan buah sehuingga mudah diekstraksi
2. Periontokan buah
Dalam tahap ini buah selanjutnya dipisahkan dengan memakai mesin tresher. Tandan kosong disalurkan ke temapat pembakaran atau dipakai sebagai materi pupuk organic. Sedangkan buah yang telah dirontokkan selanjutnya dibawa kemesin pelumatan. Selama proses perontokan buah, minyakl dan kernel yang terbuang sekitar 0,03%
3. Pelumatan buah
Proses pelumatan buah yaitu dengan memotong dan mencacah buah di dalam steam jacket yang dilengkapi dengan pisau berputar. Suhu didalam steam jacket sekitar 85-90oC.
Tujuan dari pelumatan buah adalah:
Menurunkan kekentalan minyak
Membebaskan sel-sel yang mengandungb minyak dari serat buah
Menghancurkan dinding sel buah hingga terbentuk pulp
4. Pengempaan (ekstraksi minyak sawit).
Proses pengempaanb bertujuan untuk membantu mengeluarkan minyak dan melarutkan sisa-sisa minyak yang terdapat didalam ampas. Proses pengempaan dilakukan dengan melaksanakan pementingan dan pemerasan pulp yang dicampur dengan air yang bersuhu 95oC. Selain itu proses ekstraksi minyak kelapa sawit sanggup dilakukan dengan cara sentrifugasi, materi pelarut dan tekanan hidrolis.
5. Pemurnian (klarifikasi minyak )
Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari mesin ekstraksi minyak sawit umumnya masih mengandung kotoran berupa tempurung, serabut dan air ekitar 40-45% air. Untuk itu perlu dilakukan pemurnian minyak kelapa sawit. Presentase minyak sawit yang dihasilkan dalam oproses pemurnian sekitar 21%. Proses pemurnian minyak kelap sawit terdiri dari beberapa tahapan yaitu
a. pemurnian minyak di dalam tangki pemisah (clarification tank)
prinsip dari proses pemurnian minyak di dalam tangki pemisah yaitu melaksanakan pemisahan materi menurut berat jenis materi sehingga adonan minyak bergairah sanggup terpisah dari air.
b. Sentrifugasi minyak
dalam tahap ini minyak dimurnikan dari aneka macam macam kotoran yang lebih halus lagi. Hasil simpulan dari proses sentrifugasi ini yaitu minyak dengan kadar kotoran kurang dari0,01%
c. Pengeringan hampa
Dalam tahap ini kadar air diturunkan hingga 0,1%. Proses penngeringan hampa dilakukan dalam kondisi suhu 95oC dan tekanan-75cmHg.
d. Pemurnian minyak dengan tangki lumpur
Proses pemurnian didalam tangki lumpur bertujuan untuk memisahkan minyak dari lumpur.
e. Strainer
Dalam tahap ini minyak dimurnikan dari sampah halus
f. precleaner
proses precleaner bertujuan untuk memisahkan pasir pasir harus dari sludge.
g. Sentrifugasi lumpur
Dalam tahap ini minyak dimurnikan kembali dari air dan kotoran. Prinsip yang dipakai yaitu dengan memisahkan materi menurut berat jenis masing-masing bahan.
h. Setrifugasi pemurnian minyak
Tahap ini hampir sama dengan sentrifugasi lumpur, hanya putaran sentrifugasi lebih cepat.
i. Pengeringan minyak
Dalam proses pengeringan minyak, kadar air yang terkandung di dalam minyak diturunkan. Proses ini berlangsung dalkam teklanan -75cmhHg dan suhu 95oC
6. Pemisahan biji dengan Serabut (Depeicarping)
Ampas buah yang masih mengandung serabut dan biji diaduk dan dipananskan hingga keduanya terpisah. Selanjutnya dilakukan pemisahan secara pneumatic. Serabut selanjutnya di bawa ke boiler, sedangkan biji disalurkan ke dalam nit cleaning atau polishing drum . Tujuannya supaya biji higienis dan seragam.
7. Pengerinagn dan pemisahan inti sawit
Setelah dipisahkan dari serabut, selanjutya biji dikeringkan dalam silo dengan suhu 56oC selama 12-16 jam. Kadar air biji diturunkan hingga 16%. Proses pengeringan menjadikan inti sawit menyusut sehingga gampang untuk dipisahkan. Untuk memisahkan inti sawit dari tempurungnya dipakai alat hydrocyclone separator. Setelah terpisah dari tempurungnya inti sawit selanjutnya dicuci hingga bersih. Proses slanjutnya inti dikeringkan sehingga kadar airnya tinggal 7,5%. Proses pengeringan dilakukan dalam suhu di atas 90oC.
Standar Produksi
Standar produksi ini mencakup : pembagian terstruktur mengenai dan standar mutu,, car pengujian, pengambilan sampel, dan cara pengemasan.
Standar mutu
Standar mutu kelapa sawit di Indonesia tercantum di dalam Standar Produksi SP N10 1975
Klasifikasi
Inti sawit digolongkan dalam satu jenis mutu dengan nama “ Sumatra Palm Kernel”. Adapun syarat mutu inti kelapa sawit yaitu sebagai berikut:
Kadar minyak minimum (%) : 48; cara pengujian SP-SMP-13-1975
Kadar air maksimum(%): 8,5 ; cara pengujian SP-SMP-7-1975
Kontaminasi maksimum(%): 4,0 ; cara pengujian SP-SMP-31-1975
Kadar inti pecah maksimum(%): 15 ; cara pengujian SP-SMP-31-1975
Produksi minyak kelapa sawit sebagai materi pangan memilki dua aspek kualitas. Aspek pertama bekerjasama dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua bekerjasama dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk.
Kelapa sawit dengan mutu prima (SQ, Special Qualiti) ibarat yang dihasilkan Malaiyia mengandung asam lemak (FFA:Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2% pada ketika pengapalan, kualitas standard minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih 5% FFA.
Stelah pengolaha, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendeman minyak 22,1-22,2%(tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,2-1,7% (terendah).
Pengambilan contoh
Contoh diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah karung dengan maksimum 30 karung tiap partai barang, lalu tiap karung diambil rujukan maksimum 1 Kg. contoh-contoh tersebut diaduk/dicampur dan dari adonan tersebut di ambil 1 kg untuk dianalisa.
Petugas pengambil rujukan harus memenuhi syarat yaitu orang yang telah berpengalaman dan dilatih terlabih dahulu dan memiliki ikatan dengan suatu tubuh hukum.
Pengemasan
a) Cara pengemasan : inti kelapa sawit dikemas dalam karung goni kuat, bersih, kering dan berpengaruh dengan berat higienis 50-80kg dan dijahit menyilang pada ujung karungnya atau dikapal kan secara “bulk”.
b) Pemberian merek: nama barang jenis mutu, identitas penjual, produce of Indonesia, berat bersih, nomor karung, identitas pembeli, pelabuhan/negara tujuan.
Sumber http://agronomiunhas.blogspot.com
TBS yang masuk kedalam pabrik selanjutnya direbus di dalam sterilizaer. Buah direbus dengan tekanan 2,5-3 atm dan suhu 130o C selama 50-60 menit. Tujuan perebusan TBS adalah:
Menonaktifkan enzim lipase yang sanggup menstimulir pembekuan freefatty acid
Membekukan protein globulin sehingga minyak gampang dipisahkan dari air
Mempermudah perontokan buah
Melunakkan buah sehuingga mudah diekstraksi
2. Periontokan buah
Dalam tahap ini buah selanjutnya dipisahkan dengan memakai mesin tresher. Tandan kosong disalurkan ke temapat pembakaran atau dipakai sebagai materi pupuk organic. Sedangkan buah yang telah dirontokkan selanjutnya dibawa kemesin pelumatan. Selama proses perontokan buah, minyakl dan kernel yang terbuang sekitar 0,03%
3. Pelumatan buah
Proses pelumatan buah yaitu dengan memotong dan mencacah buah di dalam steam jacket yang dilengkapi dengan pisau berputar. Suhu didalam steam jacket sekitar 85-90oC.
Tujuan dari pelumatan buah adalah:
Menurunkan kekentalan minyak
Membebaskan sel-sel yang mengandungb minyak dari serat buah
Menghancurkan dinding sel buah hingga terbentuk pulp
4. Pengempaan (ekstraksi minyak sawit).
Proses pengempaanb bertujuan untuk membantu mengeluarkan minyak dan melarutkan sisa-sisa minyak yang terdapat didalam ampas. Proses pengempaan dilakukan dengan melaksanakan pementingan dan pemerasan pulp yang dicampur dengan air yang bersuhu 95oC. Selain itu proses ekstraksi minyak kelapa sawit sanggup dilakukan dengan cara sentrifugasi, materi pelarut dan tekanan hidrolis.
5. Pemurnian (klarifikasi minyak )
Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari mesin ekstraksi minyak sawit umumnya masih mengandung kotoran berupa tempurung, serabut dan air ekitar 40-45% air. Untuk itu perlu dilakukan pemurnian minyak kelapa sawit. Presentase minyak sawit yang dihasilkan dalam oproses pemurnian sekitar 21%. Proses pemurnian minyak kelap sawit terdiri dari beberapa tahapan yaitu
a. pemurnian minyak di dalam tangki pemisah (clarification tank)
prinsip dari proses pemurnian minyak di dalam tangki pemisah yaitu melaksanakan pemisahan materi menurut berat jenis materi sehingga adonan minyak bergairah sanggup terpisah dari air.
b. Sentrifugasi minyak
dalam tahap ini minyak dimurnikan dari aneka macam macam kotoran yang lebih halus lagi. Hasil simpulan dari proses sentrifugasi ini yaitu minyak dengan kadar kotoran kurang dari0,01%
c. Pengeringan hampa
Dalam tahap ini kadar air diturunkan hingga 0,1%. Proses penngeringan hampa dilakukan dalam kondisi suhu 95oC dan tekanan-75cmHg.
d. Pemurnian minyak dengan tangki lumpur
Proses pemurnian didalam tangki lumpur bertujuan untuk memisahkan minyak dari lumpur.
e. Strainer
Dalam tahap ini minyak dimurnikan dari sampah halus
f. precleaner
proses precleaner bertujuan untuk memisahkan pasir pasir harus dari sludge.
g. Sentrifugasi lumpur
Dalam tahap ini minyak dimurnikan kembali dari air dan kotoran. Prinsip yang dipakai yaitu dengan memisahkan materi menurut berat jenis masing-masing bahan.
h. Setrifugasi pemurnian minyak
Tahap ini hampir sama dengan sentrifugasi lumpur, hanya putaran sentrifugasi lebih cepat.
i. Pengeringan minyak
Dalam proses pengeringan minyak, kadar air yang terkandung di dalam minyak diturunkan. Proses ini berlangsung dalkam teklanan -75cmhHg dan suhu 95oC
6. Pemisahan biji dengan Serabut (Depeicarping)
Ampas buah yang masih mengandung serabut dan biji diaduk dan dipananskan hingga keduanya terpisah. Selanjutnya dilakukan pemisahan secara pneumatic. Serabut selanjutnya di bawa ke boiler, sedangkan biji disalurkan ke dalam nit cleaning atau polishing drum . Tujuannya supaya biji higienis dan seragam.
7. Pengerinagn dan pemisahan inti sawit
Setelah dipisahkan dari serabut, selanjutya biji dikeringkan dalam silo dengan suhu 56oC selama 12-16 jam. Kadar air biji diturunkan hingga 16%. Proses pengeringan menjadikan inti sawit menyusut sehingga gampang untuk dipisahkan. Untuk memisahkan inti sawit dari tempurungnya dipakai alat hydrocyclone separator. Setelah terpisah dari tempurungnya inti sawit selanjutnya dicuci hingga bersih. Proses slanjutnya inti dikeringkan sehingga kadar airnya tinggal 7,5%. Proses pengeringan dilakukan dalam suhu di atas 90oC.
Standar Produksi
Standar produksi ini mencakup : pembagian terstruktur mengenai dan standar mutu,, car pengujian, pengambilan sampel, dan cara pengemasan.
Standar mutu
Standar mutu kelapa sawit di Indonesia tercantum di dalam Standar Produksi SP N10 1975
Klasifikasi
Inti sawit digolongkan dalam satu jenis mutu dengan nama “ Sumatra Palm Kernel”. Adapun syarat mutu inti kelapa sawit yaitu sebagai berikut:
Kadar minyak minimum (%) : 48; cara pengujian SP-SMP-13-1975
Kadar air maksimum(%): 8,5 ; cara pengujian SP-SMP-7-1975
Kontaminasi maksimum(%): 4,0 ; cara pengujian SP-SMP-31-1975
Kadar inti pecah maksimum(%): 15 ; cara pengujian SP-SMP-31-1975
Produksi minyak kelapa sawit sebagai materi pangan memilki dua aspek kualitas. Aspek pertama bekerjasama dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua bekerjasama dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk.
Kelapa sawit dengan mutu prima (SQ, Special Qualiti) ibarat yang dihasilkan Malaiyia mengandung asam lemak (FFA:Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2% pada ketika pengapalan, kualitas standard minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih 5% FFA.
Stelah pengolaha, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendeman minyak 22,1-22,2%(tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,2-1,7% (terendah).
Pengambilan contoh
Contoh diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah karung dengan maksimum 30 karung tiap partai barang, lalu tiap karung diambil rujukan maksimum 1 Kg. contoh-contoh tersebut diaduk/dicampur dan dari adonan tersebut di ambil 1 kg untuk dianalisa.
Petugas pengambil rujukan harus memenuhi syarat yaitu orang yang telah berpengalaman dan dilatih terlabih dahulu dan memiliki ikatan dengan suatu tubuh hukum.
Pengemasan
a) Cara pengemasan : inti kelapa sawit dikemas dalam karung goni kuat, bersih, kering dan berpengaruh dengan berat higienis 50-80kg dan dijahit menyilang pada ujung karungnya atau dikapal kan secara “bulk”.
b) Pemberian merek: nama barang jenis mutu, identitas penjual, produce of Indonesia, berat bersih, nomor karung, identitas pembeli, pelabuhan/negara tujuan.
0 Response to "Pasca Panen Kelapa Sawit"
Posting Komentar