iklan banner

Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak (Bag. Pembahasan Point C)

Pendidikan keluarga yaitu pendidikan yang pertama kali di tempuh oleh seroang anak Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Bag. Pembahasan Point C)
Pendidikan keluarga yaitu pendidikan yang pertama kali di tempuh oleh seroang anak, oleh alasannya itu pada masa inilah masa pembekalan bagi pribadi anak sehingga nantinya sanggup lebih simpel untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan yang lain.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang bau tanah yang sekaligus sebagai pendidik bagi anak mengenai perkembangan anaknya baik itu perkembangan fisik, emosi, bahasa, kognitif, sosial dan yang lainnya, yang dengan memahami perkembangan tersebut dibutuhkan nantiny`a sanggup memperlihatkan citra kepada orang bau tanah untuk memperlihatkan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak ada masa itu. Berikut ini penulis jabarkan mengenai perkembangan anak di usia pra sekolah (formal):

1.      Perkembangan Fisik
 Anak-anak usia tiga, empat dan lima tahun penuh tenaga dan tak henti-hentinya bergerak. Waktu bertumbuh, mereka menyebarkan dan memperhalus ketrampilan gerak motorik garang dan halus. Anak-anak usia tiga tahun mengalami banyak pertumbuhan di bidang perkembangan fisik tatkala mereka mengupayakan keselarasan gerak setiap hari. Lari, lompat dan panjat menjadi semakin otomatis dan bukan merupakan tindakan yang sadar atau bertujuan. Anak usia tiga tahun masih sedikit bertatih-tatih dan sering jatuh dan bagun lagii dan mencoba lagi. Sedangkan gerak-gerak badan belum dewasa usia empat dan lima tahun sering menjadi lebih serasi. Anak-anak usia empat dan lima tahun bisa berlari mulus dan berhenti dengan mudah. Mereka juga suka melompat dengan satu kaki dan melompat dengan dua kaki sekaligus. Mereka mulai melontar bola agak simpel dan memakai tangan untuk menangkap, sering meleset. Anak-anak usia ini mulai menyebarkan keseimbangan dan rasa keseimbangan mereka. Mereka menikmati naik sepeda tiga roda, mendorong dan menarik gerobak, dan lari cepat berkeliling di sekitar kereta dorong kecil.[1]
2.      Perkembangan Emosi
Anak-anak usia tiga, empat, dan lima tahun mengungkapkan sederetan emosi dan bisa memakai secara harmonis ungkapan ibarat sedih, bahagia, dan sudah bisa membedakan perasaan-perasaan mereka. Dalam tahun prasekolah ini, situasi emosi belum dewasa sangat bergantung keadaan dan bisa berubah secepat mereka beralih dari aktivitas satu ke aktivitas lain. Karena belum dewasa berkembang dari tahun ke tahun ada peningkatan internalisasi dan pengaturan terhadap emosi mereka. Anak usia pra sekolah (3-5 tahun) mulai mencapai ketrampilan-ketrampilan kognitif dan bahasa yang baru, mereka mencar ilmu untuk mengatur emosi-emosi mereka dan memakai bahasa untuk mengungkapkan bagaimana perasaan mereka dan perasaan orang lain.
Gejolak perasaan belum dewasa usia tiga, empat, dan limat tahun sebagian ebsar ada di permukaan, gejolak perasaan mereka sangat berafiliasi dengan peristiwa-peristiwa dan perasaan yang terjadi pada ketika itu.[2]
Jika mereka mencicipi sesuatu, mereka ungkapkan itu, jikalau mereka inginkan sesuatu, mereka usahakan mengambilnya. Menunda keseanngan dan mengendalikan perasaan hati sering merupakan tantangan. Keingintahuan mereka yang alami sering menjadikan masalah. Anak-anak usia empat tahun sering lebih banyak memakai sarana fisik guna menuntaskan konflik ketimbang pakai kata-kata untuk merundingkan kebuthan mereka. Mengajarkan kepada belum dewasa perihal cara yang sesuai untuk mengungkapkan emosi mereka merupakan tonggak epnting dalam perkembangan mereka. Konflik yang timbul dari kebutuhan dua anak yang memperebutkan satu benda, itu wajar, belum dewasa sedang mencar ilmu cara memecahkan konflik lewat cara yang bisa diterima lingkungan sosial. [3]
3.      Perkembangan Bahasa
Bagi anak usia para sekolah antara 3-5 tahun tibalah masa pertumbuhan dahsyat di bidang bahasa, perbendaharaan kata meluas adn struktur semantik dan sintaksis bahasa mereka menjadi semakin rumit. Perubahan dalam hal bahasa ini mewakili perkembangan kemampuan kognitif. Anak-anak menjadi pemikir yang lebih rumit dan, sejalan dengan pertumbuhan mereka, perubahan ini tercermin pada bahasa mereka. Anak-anak usia tiga tahun emiliki sekitar 900 hingga 1000 kata dan sekitar 90% dari apa yang mereka ucapkan sanggup dipahami. Dengan simpel mereka bisa memproduksi kalimat tiga kata. Bahasa menjadi meksnisme utama dalam menciptakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran mereka diketahui orang lain. Anak usia tiga tahun muali mengerti dan merespon banyak pertanyaan, ibarat “Kau buat apa?” dan “Kenapa kaulakukan itu?”. Anak usia ini juga mulai mengajukan berbagai pertanyaan. [4]
Penguasaan bahasa belum dewasa semakin usang semakin berkembang, pada anak usia lima tahun berkembang terus, dan perbendaharaan kata-kata mereka meluas hingga 5.000 – 8.000 kata. Jumlah kata dalam kalimat bertambah, dan struktur kalimat menjadi lebih rumit. Anak-anak usia 5 tahun juga senang bicara. Mereka juga mencar ilmu kebiasaan bercakap-cakap dan agak jarang memotong percakapan, mencar ilmu antri, danmendengarkan orang lain yang sedang bicara. Bukan tidak biasa bagi belum dewasa usia ini untuk mencar ilmu kata-kata sulit yang terkait denga hal-hal yang mereka minati.[5]
4.      Perkembangan Kognitif
Salah satu perubahan kognitif penting di tahun-tahun pra sekolah terajdi antara belum dewasa usia tiga ke empat tahun yaitu perkembangan pikiran simbolik. Pikiran simbolik yaitu kemampuan menghadirkan secara mental atau simbolis objek, konkret, tindakan, dan insiden (Piaget, 1952). Tanda paling nyata dari perkembangan pikiran simbolis pada belum dewasa usia empat thaun ialah perambahan yang signifikan dalam penggunakan mereka akan permainan khayalan. 
Anak-anak usia tiga tahun memiliki  daya ingat yang baik atas barang-barang di dalam pengalaman pribadi mereka. Bagaimanapun, merkea belum menyebarkan taktik efektif yuntuk mengingat gosip dalam jangka waktu lebih lama. Oleh alasannya itu, struktur dan rutinitas penting bagi kehidupan anak usia ini. Struktur dan rutinitas ini memungkinkan mereka untuk mengantisipasi dan meramal apa yang akan mereka lakukan dan apa yang dibutuhkan dari mereka. Sedangkan pada anak usia empat tahun mereka mulai menyebarkan kemampuan ingatan mereka. Mereka bisa secara mendadak ingat apa yang mereka lakukan pada final pekan lalu, mereka mulai menyebarkan makna perihal apa yang nyata dan apa yang tidak nyata. Dan ketika anak berusia 5 tahun mereka mulai tumbuh dengan cara berfikir secara egosentris, mereka mulai sadar akan perasaan dan sudut pandang orang lain. Pada usia ini, belum dewasa bisa mulai mengerti bahwa mereka bisa senang bila orang lain tidak senang dan mulai mendapatkan bahwa orang lain tidak harus melaksanakan permainan sempurna ibarat permainan yang sedang mereka lakukan, mereka mulai mengerti kesukaan dan ketidaksukaan belum dewasa lain.[6]
5.      Perkembangan Sosial
Wakau belum dewasa usia tiga, empat dan lima tahun bertumbuh, mereka semakin menjadi makhluk sosial. Pada usia tiga tahun, perkembangan fisik belum dewasa emungkinkan mereka untuk bergerak kian kemari secara berdikari dan mereka ingin tahu perihal lingkungan mereka dan orang-orang di dalamnya. Ketramplan kognitif berkembang dan belum dewasa bisa mengetahui orang-orang yang dekat dan rang yang tidak akrab.
Anak-anak usia tiga tahun memperlihatkan minat yang semakin ebsar terahdap belum dewasa lain dan orang-orang dewasa, tetapi sering lebih senang berada bersama orang cukup umur atau bermain sendiri di dekat belum dewasa lain. Anak-anak usia empat dan lima tahun sedang menjadi mkhluk sosial dan sering lebih suka ditemani belum dewasa lain daripada ditemani orang dewasa, belum dewasa mulai mengungkapkan kesukaan mereka untuk bermaind engan beberapa ank lebih dari pada dengan belum dewasa lain. Bermain dan ada bersama aspek penting dari perkembangan sosial bagi belum dewasa usia empat dan lima tahun. Hubungan sosial bisa menghipnotis perkembangan kognitif dan emosi anak-anak. Anak yang ditolak secara sosial akan menjadi anak yang tidak bahagia. Menolong belum dewasa semoga rukun satu sama lain akan memajukan perilaku positif dan menanamkan rasa cinta mencar ilmu pada anak-anak.[7]



[1] Carol Seefeldt & Barbara A. Wasik. Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 65
[2] Ibid., h. 69
[3] Ibid., h. 70
[4] Ibid., hal 73
[5] Ibid., hal 76
[6] Ibid., hal 81
[7] Ibid., hal 86

.

Sumber http://datafilecom.blogspot.com

0 Response to "Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak (Bag. Pembahasan Point C)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel