Pelaksanaan Pelita 1
Pelaksanaan Pelita 1 dimulai pada tanggal 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974. Tujuan Pelita 1 yakni untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap-tahap berikutnya. Sasaran yang hendak dicapai ialah pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, ekspansi lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
Pelita 1 lebih menekankan pada pembangunan bidang pertanian. Hal ini disebabkan lantaran sebagian besar penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.
Pelita 1 merupakan rentetan Strategi pembangunan Orde Baru
Pelita 1 merupakan rentetan Strategi pembangunan Orde Baru
 |
| Presiden Soeharto dan Hamengkubuwana IX diangkat menjadi presiden Republik Indonesia semenjak 24 Maret 1973 hingga 23 Maret 1978 |
Hasil pelaksanaan Pelita 1
Pelita 1 telah mencapai hasil cukup memuaskan di beberapa bidang yang ditunjukkan oleh beberapa indikator sebagai berikut :
- Bidang pertanian, produksi beras mengalami kenaikan rata-rata 40% setahun.
- Bidang industri, terutama sektor industri pupuk, semen, dan tekstil.
- Bidang perhubungan, khususnya perbaikan jalan yang memperlihatkan hasil cukup memuaskan.
- Bidang kelistrikan yang ditandai dengan berhasilnya pembangunan pusat-pusat tenaga listrik (PLTA Karangkates, Riam Kanan, Selorejo, serta pembangunan PLTU di Tanjung Priok dan Ujungpandang).
- Bidang pendidikan yang ditandai dengan indikator sebagai berikut :
- pembagian 63,5 juta buku bagi guru dan murid
- pembangunan 6.000 gedung SD
- mengangkat 57.740 guru
- pembangunan pusat-pusat training teknik
- merehabilitasi sekolah-sekolah kejuruan, dan
- penataran untuk tenaga pengajar
Peningkatan Pembangunan Indonesia
Peningkatan di aneka macam sektor pembangunan merupakan indikasi semakin baiknya kondisi perekonomian masyarakat kalau dibandingkan dengan kondisi ekonomi masa Orde Lama. Pemerintah juga menawarkan penghargaan kepada tempat yang berhasil dalam pembangunan dengan menganugrahkan Parasamya Purnakarya Nugraha. Anugerah tersebut merupakan penghargaan tertinggi yang dicapai oleh suatu tempat dalam pembangunan. Seiring dengan pelaksanaan Pelita satu, pada tanggal 12 hingga 25 Maret 1973, MPR hasil pemilu 1971 melangsungkan Sidang Umum MPR. Dalam sidang tersebut MPR berhasil tetapkan GBHN menurut Ketetapan No. IV/MPR/1973.
Disamping itu, MPR juga mengangkat Soeharto kembali sebagai Presiden RI/Mandataris MPR menurut Ketetapan No. IX/MPRS 1973 dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai wakil presiden menurut Ketatapan No. XI/MPRS/1973. Keduanya dilantik pada tanggal 25 Maret 1973.
Pada tanggal 27 Maret, di Istana Negara, Presiden Soeharto mengumumkan susunan kabinet baru. Kabinet tersebut terdiri dari 17 menteri yang memimpin departemen dan lima menteri negara.
Demikian Pelaksanaan Pelita 1, supaya menjadi catatan Sejarah Negara Indonesia.
Demikian Pelaksanaan Pelita 1, supaya menjadi catatan Sejarah Negara Indonesia.
0 Response to "Pelaksanaan Pelita 1"
Posting Komentar