✔ Apa Manfaat Berguru Sejarah? Inilah 21 Poinnya!
Apa sih manfaat berguru sejarah? Mungkin bagi anda, sejarah ialah pelajaran yang membosankan. Tapi bagi saya sendiri, sejarah begitu hebat. Karena pada akhirnya, toh, guru yang mengasyikkan juga jadi faktor penentu kenapa kita suka terhadap suatu pelajaran.
Tapi, tahukah anda kenapa Sukarno bisa melaksanakan revolusi?
Karena beliau berani dan lantaran beliau banyak baca buku – jadi beliau cerdas.
Satu lagi : dan beliau suka sekali berguru sejarah.
Ingat kata-katanya : “Jangan sekali-kali melupakan sejarah”.
Maka pelajarilah sejarah – kecuali anda tidak punya mimpi yang besar.
Maka dari itu, hari ini saya membuat report super lengkap sebagai langkah awal anda untuk berguru sejarah dan jadi insan hebat.
Manfaat Belajar Sejarah
1. Menginspirasi Suatu Pergerakan
Banyak pergerakan terinspirasi dari sejarah.
Contohnya insiden penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed (pada 1453) :
Adalah Sultan Mehmed yang mengakhiri dahaga penaklukkan Konstantinopel. Tahu darimana beliau sanggup inspirasi? Dari sejarah penaklukkan demi penaklukkan oleh Nabi Muhammad!
Tidak hanya hingga disitu, sejarah kekalahan demi kekalahan dan keberhasilan kaum muslimin dipelajarinya betul-betul. Dicatatnya dan dijadikan pembelajaran.
Bagaimana dengan sekarang?
Ada banyak sekali ide dan pelajaran yang kita sanggup dari insiden pergerakan nasional :
- Kegagalan pemberontakan PKI melawan Belanda disebabkan kurangnya kesabaran dan keterburu-buruan.
- SI dan PKI menjadi terpecah-pecah lantaran adanya keputusan Komunis melawan Islam. Akibatnya, Belanda bisa meredam pergerakan.
- Hampir semua insiden perlawanan melawan Belanda pada kurun 17 dan 18 mengalami kegagalan – lantaran bersifat kedaerahan.
- Melawan Belanda pada kurun 20 di Indonesia berarti dipenjara dan diasingkan. Dan banyak tokoh bersedia untuk itu.
- Portugis sanggup diusir dari Nusantara pada kurun 16 lantaran bersatunya 3 poros kekuatan Aceh – Demak – Ternate untuk melawannya.
- Dan seterusnya…
Nah, apa yang bisa anda dapatkan dari semua insiden tersebut untuk diaplikasikan dalam pergerakan ketika ini? (pergerakan contohnya berorganisasi, membuat blog yang besar, membuat perusahaan, dsb.)
Banyak sekali bukan?
Memang sejarah setiap era sangatlah berbeda. Solusinya pun akan berbeda di setiap era sejarah. Ada ungkapan “kamu tak akan pernah menemukan sungai yang sama dua kali (karena air sungai terus mengalir)”
Tapi dengan melihat sejarah, kita bisa terinspirasi dan berguru dari hal-hal yang telah terjadi.
2. Membantu Kita Mencari Bukti Peradaban
Sejarah bisa ditemukan dalam bentuk apa saja. Dari tulisan-tulisan, koin-koin, atau kisah dari lisan ke mulut.
Dan dari situlah kita bisa mendapatkan bukti peradaban – kalau dulu pernah ada insiden andal di tanah tempat kita berdiri.
Misalnya koin era Majapahit, dan tulisan-tulisan ihwal Majapahit, dan pahatan ihwal Majapahit sanggup menjadi bukti peradaban adanya Majapahit.
3. Menentukan Asal-Usul
Menentukan asal-usul sangatlah memerlukan sejarah. Dari konteks paling kecil hingga yang paling besar.
Misalnya kita memanfaatkan sejarah silsilah keluarga untuk mengetahui asal-usul kita. Hal ini tidak hanya membuat kita mengetahui asal-usul, tapi juga memberi kepuasan.
Tapi sejarah mempunyai andil yang sangat besar.
Yaitu dalam penentuan wilayah Indonesia :
Dalam sidang BPUPKI terjadi perdebatan mengenai wilayah Indonesia sehabis merdeka. Terdapat 4 opsi ketika itu :
- Bekas Hindia Belanda
- Hindia Belanda ditambah Borneo, Papua, dan Timor dan kepulauan sekelilingnya
- Hindia Belanda ditambah Borneo utara, Papua dan Timor semua
- Hindia Belanda minus Papua
Semua opsi tersebut dipilih lantaran banyak sekali faktor sejarah, kesamaan bahasa, bentuk pulau, dan peradaban.
Kalau kita lihat Papua, tidak ada kesamaan geografis dan wilayahnya. Disini Papua bisa diberikan kemerdekaan sendiri. Seperti yang didukung Mohammad Hatta, “jangan-jangan kita tidak puas hanya dengan Papua saja, tapi juga Solomon terus ke Laut tengah. Apakah kita bisa mempertahankan wilayah yang begitu luas? Seolah kita ini sebelum merdeka, sudah menganjurkan politik imperialisme. Mau ini mau itu…. Janganlah kita mengeluarkan alasan yang agak ibarat semangat imperialistis.”
Tapi hal tersebut dibantah dan mirip kita ketahui kini Papua telah menjadi pecahan Indonesia.
Kenapa dibantah? Karena sejarah :
- Papua dulunya ialah pecahan kerajaan Tidore
- Di Digul, Papua, ialah tempat pembuangan para p0juang kemerdekaan
- Papua juga ialah wilayah Hindia Belanda, mencicipi penderitaan yang sama dengan wilayah Indonesia yang lain
Tanpa adanya sejarah tersebut, tidak bisa kita tentukan asal-usul wilayah Indonesia, khususnya wilayah Papua di Indonesia.
Dalam pola ini pula kita bisa melihat kalau kekuatan sejarah bisa mengalahkan akar geologis yang berlainan.
Itulah andil sejarah (dan orang yang mempelajarinya). Tapi kita harus ingat juga : jangan hanya jadikan sejarah sebagai patokan untuk melaksanakan sesuatu.
4. Meningkatkan Kemampuan Analisa
Apa hubungannya sejarah dengan kemampuan analisa?
Erat sekali! Lihat :
Sebagian dari sejarah ialah insiden penaklukan, perang, demonstrasi, dan revolusi.
Demonstrasi, revolusi, dsb. itu menimbulkan perubahan arah sejarah
Darisini kita berguru menganalisa apa yang bisa menimbulkan perubahan arah sejarah
Banyak sekali insiden sejarah yang mengubah arah sejarah dan membuat sejarah gres :
- Revolusi Prancis
- Revolusi Indonesia
- Konferensi Asia-Afrika
- Perang Dunia
- Dan seterusnya…
Dari berguru mengenai sejarah-sejarah itu kita bisa tahu : kenapa revolusi bisa terjadi, siapa dalangnya, apa dampaknya, seberapa besar pengaruhnya. Hal ini meningkatkan kemampuan analisa kita akan semua gosip sejarah yang ada – untuk membuat kesimpulan (meski kesimpulan itu telah ada dan sudah dianalisis)
Misalnya kita bisa melihat insiden kegagalan Perang Jawa terhadap Belanda. Darisini ada beberapa catatan :
- Siapa dalangnya?
- apa sebabnya?
- Terakhir dan terpenting : kenapa bisa gagal?
Pertanyaan ‘kenapa bisa gagal?’ itu meningkatkan kemampuan analisa kita. Menggali lembar-lembar sejarah dan menemukan fakta-fakta – kemudian menarik kesimpulan kenapa pemberontakan tersebut bisa gagal.
5. Mengetahui Mimpi-Mimpi Masa Lalu untuk Merealisasikannya (Yang Belum Terwujud)
Ingat, sejarah ialah segala insiden yang tercatat, yang terbukti.
Termasuk tulisan-tulisan ialah bukti sejarah…
...Dan banyak goresan pena (buku) yang dibentuk tokoh-tokoh besar selain membuat kita mengetahui sejarah dan pemikiran ketika itu, juga membuat kita mengetahui harapan si tokoh untuk sejarah [masa] yang akan datang.
Impian tersebut tidak harus jelas. Tapi bisa juga terlihat dari pemikiran dan tindakan mereka…
Misalnya :
- Tan Malaka dalam buku-nya : Madilog berusaha menghilangkan feodalisme (berpaku pada takhayul) di Indonesia.
- Soe Hok Gie dari catatan hariannya : Catatan Seorang Demonstran dan tulisan-tulisannya bermimpi untuk melihat keadaan persamaan hak antara suku, agama, ras, dan warna kulit. Semua orang hanya berusaha untuk membangun dunia yang lebih baik.
- Tokoh-tokoh hero kurun 17, 18, dan 19 berusaha membuat Indonesia merdeka – meski sifatnya masih kedaerahan.
- Dan seterusnya…
Yang mana yang sudah terlaksana : gres nomor 3.
Feodalisme masih ada. Banyak sekali kontradiksi antar agama, suku, dan ras.
Adalah kiprah kita untuk melihat catatan sejarah, harapan para pemikir di Indonesia. Dan mewujudkannya.
6. Memberi Kesenangan dan Kegembiraan
Tanyakan saja pada orang yang berguru sejarah…
Mereka senang sekali berguru sejarah!
Kenapa?
Banyak sekali alasannya, yang terang mereka bahagia. Tapi alasan paling sahih (juga dialami oleh saya sendiri) ialah :
Orang yang berguru sejarah menerima pengetahuan baru.
Bayangkan rasa senang anda ketika mendapatkan balasan ketika ulangan. Kurang-lebih begitu pula sensasi orang yang berguru sejarah.
Mengetahui hal baru. Kemudian makin ingin tau lagi akan sejarah dunia. Sejarah yang andal membuat kita gembira, senang, terinspirasi.
Dan kadang sejarah yang tragis membuat kita sedih.
Semua itu membuat kita terpacu untuk membuat hari yang lebih baik…
7. Menjadi Inspirasi Pembuatan Karya Sastra
Pernah baca novel ‘Arok Dedes’?
Buat anda yang belum tahu, novel tersebut ialah salah satu novel terbaik Indonesia sepanjang masa yang ditulis Pramoedya Ananta Toer.
Dan berlatar belakang sejarah Ken Arok dan Ken Dedes (saya lupa kurun keberapa, yang terang sudah usang sekali bukan?)
Tidak mungkin kalau Pramoedya bisa membuat masterpiece tersebut tanpa membaca sejarah.
Karena banyak sekali aspek sejarah yang mesti dipelajari.
Kaprikornus dalam beberapa kasus, berguru sejarah juga bisa menginspirasi orang yang berilmu menulis kisah untuk membuat sebuah masterpiece.
8. Meningkatkan Rasa Persatuan Bangsa
Setiap bangsa ialah kumpulan orang-orang yang mempunyai kesamaan.
Dan kesamaan-kesamaan itu dicatat oleh sejarah. Termasuk Indonesia.
Apa kesamaan kita, dari Sabang hingga Merauke?
- Sama-sama menderita dijajah Belanda (dan bangsa Barat lain)
- Sama-sama berjuang untuk lepas darinya
- Memiliki tujuan yang sama : merdeka
- Memiliki sejarah masa kemudian yang berkaitan erat
Jika kita berguru sejarah, otomatis kita akan ketahui hal-hal mirip itu.
Mungkin anda tidak sadar. Tapi beberapa bukti mirip “oh… ternyata dulu aceh, demak, dan ternate pernah ngelawan portugis ya!” membuat kita merasa lebih akrab sebagai bangsa.
9. Bisa Belajar Kepemimpinan
Ada banyak sekali insiden sejarah yang mencatat kepemimpinan hebat.
Sebut saja Sukarno, Sultan Mehmed, atau Nabi Muhammad.
Apa yang bisa kita pelajari? Sangat banyak! Telah ditulis teladan-teladan kepemimpinan dari orang-orang tersebut. Apa yang mereka miliki, bagaimana mereka berusaha, apa keutamaan mereka.
Darisitu kita bisa pola teladan-teladan yang baik untuk jadi pemimpin.
10. Bisa Melihat Dunia dari Berbagai Sudut Pandang
Sejarah dunia ialah sejarah pemerasan.
Disaat satu pihak yang menang, yang lainnya kalah. Disaat satu pihak menerima keberlimpahan, satu pihak lainnya menerima kekurangan.
Disinilah banyak sekali sudut pandang datang. Dari insiden sejarah yang kelam.
Bagaimana rasanya jadi orang Belanda kurun 19 hingga 20? Merasa bahagia, senang, tapi tidak tahu penderitaan rakyat lantaran imperialisme bangsanya.
Bagaimana rasanya jadi orang Indonesia sehabis melihat penderitaan rakyat Timor dari sudut pandang mereka?
Darisinilah kita lihat banyak sekali sudut pandang. Bagaimana insiden imperialisme Belanda itu dimata orang-orang Belanda dan bagaimana di mata rakyat Indonesia.
Di satu sisi kita melihat semua orang Belanda pada kurun 20 itu sebagai bajingan. Di sisi lain ada juga orang Belanda merasa simpati.
Di satu sisi kita melihat rakyat Timor tidak tahu terima kasih. Tapi disisi mereka?
Itulah gunanya sejarah. Fakta-fakta yang terpampang.
Dan kita hanya harus jujur dan mendapatkan sejarah itu. Baik atau buruknya.
11. Memunculkan Rasa Empati
Seperti nomor 10, banyak sekali sejarah penderitaan.
Misalnya sejarah Yahudi di Jerman.
Dari banyak sekali sudut pandang kita melihat bagaimana nasib mereka pada masa Hitler. Mungkin kita melihat mereka sebagai bajingan, tapi bagaimana perasaan mereka ketika itu? Bagaimana kalau kita ada disana?
Dari catatan Soe Hok Gie kita melihat wajah Indonesia tahun 60-an, penderitaan rakyatnya.
Dari catatan Tan Malaka kita lihat nasib kuli kontrak pada masa Belanda dan romusha pada masa Jepang.
Semua itu membuka mata hati kita. Membuat kita jadi lebih perasa. Yang kemudian memunculkan rasa tenggang rasa pada kehidupan sehari-hari.
12. Memberi Kekuatan Mental
Kekuatan mental ini bisa berbentuk apa saja.
Contohnya :
- Setelah membaca biografi Sultan Mehmed, semangat saya untuk berguru bertambah kuat
- Setelah membaca komik biografi Isaac Newton, saya jadi ulet berguru fisika
- Setelah membaca sejarah usaha kemerdekaan, saya jadi tidak pantang menyerah
- Setelah membaca biografi Mohammad Hatta yang suka baca buku, saya jadi terpacu untuk makin ulet baca buku
- Setelah membaca mengenai keberanian Soe Hok Gie, saya mempunyai kepercayaan diri lebih
- Dan sebagainya…
13. Menambah Kosakata
Mungkin ini terdengar klise.
Tapi sadar atau tidak, makin sering anda berguru sejarah, makin banyak kosakata yang anda tahu.
Dan kosakata tersebut tidak hanya sekedar ‘tahu’, tapi ‘tahu benar’.
Kenapa bisa ‘tahu benar’? Karena ketika berguru sejarah, kita tidak lihat KBBI! Tapi lihat pribadi contohnya, dampaknya, dsb.
Misalnya apa? Revolusi, komunisme, marxisme, kapitalisme, imperialisme, proletar, dsb.
Dan secara tidak langsung, hal tersebut juga membuat kita untuk tidak jadi orang yang sok tahu.
14. Meningkatkan Kualitas Memori
Yang ini tak perlu banyak dijelaskan. Sudah terang bukan?
1. Belajar sejarah = mengetahui banyak sekali peristiwa.
2. Faktor peningkatan kualitas memori = tahu banyak peristiwa.
3. Berarti, berguru sejarah = meningkatkan kualitas memori
15. Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi
Belajar sejarah, sama mirip berguru yang lain-lain juga perlu fokus dan konsentrasi.
Saat berguru sejarah kita mesti menggali gosip dari banyak buku, tulisan, dll. Itu membutuhkan konsentrasi dan fokus.
16. Memperluas Pikiran
Belajar sejarah berarti mengetahui banyak sekali peristiwa-peristiwa dan pemikiran dari latar belakang yang berbeda.
Pemikiran-pemikiran dan insiden tersebut akan membuka pikiran kita, memperluasnya.
Kita jadi tahu penyebab-penyebab dari insiden sejarah dan pemikiran dibaliknya. Hal tersebut terang akan menambah wawasan dan memperluas pikiran.
Misalnya :
- apa yang menimbulkan revolusi di Indonesia
- apa yang menimbulkan keruntuhan Majapahit
- apa yang menimbulkan kejayaan Napoleon
- apa yang menimbulkan revolusi prancis
- apa yang menimbulkan revolusi kaum proletar
Semua pertanyaan-pertanyaan inilah yang kita cari dan dapatkan ketika berguru sejarah. Dan bersamaan dengan itu berkembanglah pikiran kita.
Lihat saja pemikir andal bangsa ini, Ir. Sukarno. Kata-kata “jangan sekali-kali melupakan sejarah” tidak tiba dengan sendirinya bukan?
17. Membantu Kita untuk Berpikir Kritis
Dengan melihat sejarah berarti melihat banyak sekali sudut pandang.
Hal ini mengharuskan kita untuk mengolah gosip dan tidak gampang terpengaruh oleh sesuatu.
Jadi, kita berguru untuk melaksanakan analisa terlebih dahulu sebelum menyimpulkan.
Sehingga tidak dengan gampang menyampaikan kalau “semua orang Belanda itu jahat”, “Majapahit ialah simbol persatuan nusantara”, dsb.
Mengenai persatuan nusantara, saya sudah menulisnya di artikel : 4 Momen Dahsyat Persatuan Nusantara yang Harus Diketahui Rakyat Indonesia
Tapi lihat orang sekarang. Praktis sekali men-cap seseorang dan percaya dengan judul-judul b0mastis dari media mencurigakan.
Itulah salah satu pentingnya berguru sejarah.
18. Meningkatkan IQ
Kenapa berguru sejarah bisa meningkatkan IQ?
- Mendapat pengetahuan baru
- Melatih untuk berpikir dan berandai-andai terhadap suatu permasalahan masa lalu
- Berpikir abnormal (harus klasifikasi, analisa, berlogika, dsb. sederhanya, bukan hanya berguru permukannya saja)
Tapi yang harus anda ingat, maksud dari berguru sejarah ialah mengetahui suatu sejarah dan seluk-beluknya. BUKAN menghafal!
Karena dengan sejarah kita berguru untuk melihat problem masa lalu.
Sedangkan dengan menghafal, kita tidak ‘berpikir’ dan tak akan pernah tahu masalah yang sesungguhnya.
19. Membuat Kita Lebih Sering Berpikir
Dengan melihat problem masa kemudian ketika berguru sejarah, otak kita jadi lebih aktif untuk berpikir dan menganalisa (bukan menghafal!)
Dan kadang kita bisa menemukan insiden yang mirip ketika kita berguru sejarah antara insiden A dan B, atau bahkan insiden pada masyarakat ketika ini.
Hal ini merangsang kembali otak kita untuk berpikir.
20. Membuat Kita Lebih Percaya Diri
Dengan berguru sejarah, ada banyak sekali kosakata (lihat pola nomor 13), pengetahuan, dan wawasan yang kita punya.
Semua hal ini tentu saja membuat kita lebih percaya diri dalam masyarakat atau suatu kelas diskusi.
21. Menambah Habit [Kebiasaan] Baru yang Baik
Kalau kita berguru sejarah tokoh-tokoh besar, niscaya punya banyak kebiasaan yang patut dicontoh.
Yang paling banyak tentu saja : mereka suka membaca buku.
Ada lagi? Carilah pelajaran apa yang mereka suka. Bagaimana sikapnya sehari-hari.
Hal-hal tersebut akan menjadi pola buat kita. Dan memberi kita habit atau kebiasaan gres untuk dilaksanakan sehari-hari.
Okay, itu beliau 21 manfaat berguru sejarah, menakjubkan bukan?
Sekarang, darimana saya harus mulai berguru sejarah?
Okay, yang harus anda ingat pertama-tama ialah sejarah bukan hafal-menghafal. (Lihat lagi pola nomor 18)
Nah, pertama ialah anda bisa berguru sejarah dari baca buku. Yups, buku.
Nggak suka baca buku?
Oke, baca dulu deh komik-komik. Meski isinya tidak terlalu lengkap, tapi komik sangatlah asik untuk dibaca. Misalnya komik biografi tokoh.
Lalu cobalah untuk berguru sejarah dari buku. Pertama-tama mungkin malas. Tapi lama-lama kita akan merasa suka lantaran melihat peristiwa-peristiwa andal dari buku yang kita baca.
Buku-buku yang kita baca tidak harus berorientasi pada sejarah. Bisa juga buku pemikiran pada masa lampau, atau buku sastra yang terikat dengan sejarah. Meski fiksi, tapi bisa membuka mata kita akan keadaan sejarah pada masa tersebut.
Misalnya :
- Pergulatan Menuju Republik
- Catatan Seorang Demonstran
- Arok Dedes (sastra)
- Para Priyayi (sastra)
- Dan sebagainya…
Selanjutnya soal buku, bisa cari di Goodreads.
Selain itu, baca juga artikel-artikel ihwal sejarah yang seru dan mengasyikkan. Di Indonesia saya belum menemukan website khusus mirip itu (kalau ada share di kotak komentar, akan saya masukkan), mungkin saja KuliSastra jadi salah satunya. :P
Tapi, ada baiknya juga baca-baca di Wikipedia lantaran referensinya banyak. Kabarnya sih, kalau Wikipedia versi inggris lebih anggun lagi.
Bisa juga berguru dari situs tanya-jawab mirip Quora. Tapi bahasa Inggris – memang, anda akan tahu lebih banyak kalau bisa bahasa inggris.
Ini salah satu screenshoot dari Quora :
Nanti, saya akan buat lebih lanjut deh mengenai masalah berguru sejarah ini.
Untuk sementara ini, anda sebaiknya mulai berguru sejarah. Dan sebulan lagi lihatlah kembali artikel ini : baca satu-satu dan rasakan manfaat yang telah anda dapatkan.
Oya, apabila berdasarkan anda artikel ini berkualitas dan patut dibaca, saya mohon dukungan anda untuk nge-share artikel ini (tombol ada di samping artikel, tidak akan muncul kalau anda mengaktifkan AdBlock anda). Thanks!
Sumber http://kulisastra.blogspot.com
0 Response to "✔ Apa Manfaat Berguru Sejarah? Inilah 21 Poinnya!"
Posting Komentar