✔ Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Kuman Haemophilus Influenzae
A. Penyakit ditimbulkan
1. Sinusitis
Sinusitis yakni suatu peradangan pada sinus (maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis). Sinusitis sanggup bersifat akut (selama 3 ahad atau kurang) maupun kronis (selama 3-8 ahad tetapi sanggup berlanjut hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun).
Penyakit Sinusitis
Di dalam badan insan terdapat basil Haemophillus influenzae yang dalam keadaan normal tidak menjadikan penyakit. Jika sistem pertahanan badan menurun atau drainase dari sinus tersumbat akhir pilek atau infeksi virus lainnya, maka basil yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
Penyakit Sinusitis
Gejala khas dari kelainan pada sinus yakni sakit kepala yang dirasakan dikala penderita berdiri pada pagi hari. Sinusitis akut dan kronis mempunyai tanda-tanda yang sama, yaitu nyeri dikala ditekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada tanda-tanda tertentu yang timbul menurut sinus yang terkena, antara lain :
- Sinusitis frontalis mengakibatkan sakit kepala di dahi.
- Sinusitis maksilaris mengakibatkan nyeri pipi sempurna di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.
- Sinusitis etmoidalis mengakibatkan nyeri di belakang dan di antara mata serta sakit kepala di dahi, juga sanggup mengakibatkan nyeri kalau pinggiran hidung ditekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.
- Sinusitis sfenoidalis mengakibatkan nyeri yang lokasinya tidak sanggup dipastikan dan sanggup dirasakan di puncak kepala cuilan depan ataupun belakang, atau kadang mengakibatkan sakit pendengaran dan sakit leher.
Artritis Infeksiosa yakni infeksi pada cairan (cairan sinovial, cairan rongga sendi) dan jaringan dari suatu sendi. Bakteri biasanya mencapai sendi melalui fatwa darah, tetapi suatu sendi sanggup terinfeksi secara pribadi melalui pembedahan, penyuntikan atau cedera.
Haemophillus influenzae sering menyerang bayi dan anak-anak. Anak-anak biasanya mengalami demam dan nyeri. Anak cenderung tidak mau menggerakkan sendi alasannya yakni terasa nyeri. Pada anak yang lebih renta dan orang dewasa, tanda-tanda dimulai sangat tiba-tiba. Sendi tampak merah dan teraba hangat, pergerakan dan perabaan akan terasa sangat nyeri. Cairan yang terkumpul dalam sendi yang terinfeksi, mengakibatkan sendi membengkak dan kaku. Penderita juga sanggup mengalami demam dan menggigigil.
3. Meningitis
Meningitis yakni suatu peradangan pada selaput yang membungkus otak (meningens) akhir dari infeksi bakteri. Sebagian besar masalah meningitis pada bayi gres lahir merupakan komplikasi dari sepsis (infeksi darah). Haemophillus influenzae dalam keadaan normal terdapat di lingkungan sekitar dan bahkan sanggup hidup di dalam hidung dan sistem pernafasan insan tanpa mengakibatkan keluhan.
Gejalanya berupa demam atau suhu badan yang sangat rendah, gangguan pernafasan, jaundice (sakit kuning), bayi tampak mengantuk, kejang, muntah, rewel. Pada 25% kasus, ubun-ubun bayi tampak menonjol atau teraba keras alasannya yakni adanya peningkatan tekanan cairan di sekeliling otak. Bisa terjadi kerusakan pada saraf yang mengontrol gerakan mata dan wajah sehingga terjadi gerakan mata ke arah dalam dan luar atau wajahnya mencong ke salah satu sisi. Di dalam otak bayi sanggup terbentuk infeksi (kantong nanah). Jika infeksi membesar, maka tekanan terhadap otak akan meningkat dan mengakibatkan muntah, pembesaran kepala serta penonjolan ubun-ubun. Jika gejalanya semakin memburuk, berarti infeksi telah pecah dan mengeluarkan nanahnya ke dalam rongga di sekeliling otak sehingga infeksi semakin menyebar.
B. Pengobatan
1. Sinusitis
Biasanya diberikan dekongestan untuk mengurangi penyumbatan, antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri, serta obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa nyeri.
Untuk mengurangi peradangan biasanya diberikan obat semprot hidung yang mengandung steroid. Jika penyakitnya berat, sanggup diberikan steroid per-oral (melalui mulut).
Hal-hal berikut sanggup dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman, antara lain menghirup uap dari sebuah vaporizer atau semangkuk air panas, obat semprot hidung yang mengandung larutan garam, dan kompres hangat di tempat sinus yang terkena.
Jika tidak sanggup diatasi dengan pengobatan tersebut, maka satu-satunya jalan untuk mengobati sinusitis kronis yakni pembedahan. Pada anak-anak, keadaannya seringkali membaik sehabis dilakukan pengangkatan adenoid yang menyumbat susukan sinus ke hidung. Pada penderita remaja yang juga mempunyai penyakit alergi kadang ditemukan polip pada hidungnya. Polip sebaiknya diangkat sehingga susukan udara terbuka dan tanda-tanda sinus berkurang. Teknik pembedahan yang kini ini banyak dilakukan yakni pembedahan sinus endoskopik fungsional.
2. Artrisis Infeksiosa
Antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah), semoga tercapai jumlah obat yang cukup, yang hingga ke sendi yang terinfeksi. Jika antibiotiknya tepat, biasanya perbaikan akan terjadi dalam waktu 48 jam.
Untuk mencegah pengumpulan nanah, yang sanggup merusak sendi, nanah dikeluarkan melalui santunan sebuah jarum. Jika sendi tidak sanggup dijangkau dengan jarum, kadang kala dimasukkan suatu selang untuk mengeluarkan nanahnya. Jika pengaliran nanah dengan jarum atau selang tidak berhasil, dilakukan artroskopi atau pembedahan.
Pada awalnya penggunaan bidai sanggup membantu meringankan nyeri, tetapi sanggup mengakibatkan kekakuan dan kehilangan fungsi yang menetap.
3. Meningitis
Antibiotik takaran tinggi diberikan melalui infus. Atau segera diberikan antibiotik intravena dan kortikosteroid intravena untuk menekan peradangan. Cairan diberikan untuk menggantikan kehilangan cairan alasannya yakni demam, berkeringat, muntah dan nafsu makan yang buruk.
C. Epidemiologi, Pencegahan & Pengendalian
Haemophillus influenzae tipe b ditularkan dari orang ke orang melalui jalur pernapasan. Penyakit akhir Haemophillus influenzae tipe b sanggup dicegah dengan pemberian vaksin konjugat Haemophilus b pada anak-anak. Anak-anak berumur 2 bulan atau lebih sanggup diimunisasi dengan vaksin konjugat Haemophillus influenzae tipe b dengan satu dari dua pembawa dengan takaran boster yang diharapkan sesuai tawaran standar.
Anak-anak berumur 15 bulan atau lebih sanggup mendapatkan vaksin konjugat Haemophillus influenzae tipe b dengan toksoid difteri (yang tidak bersifat imunogenik pada bawah umur yang lebih muda). Vaksin tidak mencegah timbulnya pembawa untuk Haemophillus influenzae. Penggunaan vaksin Haemophillus influenzae tipe b secara luas telah menurunkan bencana meningitis alasannya yakni Haemophillus influenzae pada anak-anak.
Kontak dengan pasien yang menderita infeksi klinik Haemophillus influenzae memberi resiko kecil bagi orang dewasa, tetapi memberi resiko faktual bagi saudara kandung yang nonimun dan bawah umur nonimun lain yang berusia di bawah 4 tahun yang berkontak erat. Profilaksis dengan rifampin sangat dianjurkan bagi bawah umur tersebut.
Sumber http://biologi-indonesia.blogspot.com
0 Response to "✔ Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Kuman Haemophilus Influenzae"
Posting Komentar