iklan banner

Pengaruh Pergerakan Nilai Tukar Yuan Terhadap Ekspor Dan Impor Indonesia (Studi Pada Bank Indonesia Periode 2012-2014)



Syaukani Ichsan

Suhadak
Sri Sulasmiyati
Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: ichsanyo21@gmail.com

Baca Juga


ABSTRACT

This study examines the effect of yuan exchange rate movement on Indonesia exports and imports. In this study, the data variable of yuan exchange rate movement by measuring a midpoint exchange rate transaction (CHY/IDR), obtained through the Bank of Indonesia website. Exports is defined as domestically produced goods and services that are sold aboard. Imports is defined as goods and services that is brought into domestic countries from foreign countries. This study uses data per month over a range of 2012 to 2014, the number of samples are 36 time series data. Testing the hypothesis in this study by using simple regression analysis techniques. The hypothesis in this study was to know the effect from yuan exchange rate movement to Indonesia exports and Imports. The result of this study show that; there is no partialy significant effect between the yuan exchange rate movement on Indonesian imports and exports to China.

Keywords: Yuan Exchange Rate Movement, Exports, and Imports


ABSTRAK


Penelitian ini mengkaji perihal efek pergerakan nilai tukar yuan terhadap ekspor dan impor Indonesia. Indikator pengukuran pada variabel pergerakan nilai tukar yuan dalam penelitian ini, memakai data transaksi titik tengah nilai tukar (CHY/IDR) yang diperoleh melalui situs Bank Indonesia. Ekspor didefinisikan sebagai produksi barang dan jasa di dalam negeri yang dijual ke negara lain. Impor didefinisikan sebagai suatu barang dan jasa yang di bawa dari negara absurd ke dalam negara domestik. Indikator pengukuran variabel ekspor dan impor dalam penelitian ini, yakni memakai nilai transaksi perdagangan berdasarkan negara tujuan, perihal data ekspor dan impor keduanya diperoleh melalui situs Bank Indonesia. Penelitian ini memakai data per bulan selama rentang tahun 2012 hingga tahun 2014, dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 36 data time series. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini memakai teknik analisis regresi sederhana. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek secara parsial dari pergerakan nilai tukar yuan terhadap ekspor dan impor Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa: tidak terdapat efek signifikan secara parsial antara variabel pergerakan nilai tukar yuan terhadap ekspor dan impor Indonesia ke negara China.

Kata Kunci: Pergerakan Nilai Tukar Yuan, Ekspor, dan Impor












Jurnal Administrasi Bisnis  (JAB)|Vol. 35 No. 2 Juni  2016|         94
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


PENDAHULUAN

Pada kala industrial ketika ini, globalisasi menjadi instrumen bagi seluruh negara untuk melaksanakan transaksi perdagangan internasional. Keterbatasan sumber daya tertentu menjadi sinyalemen bagi setiap negara untuk satu sama lain saling mengalami ketergantungan. Tingginya intensitas ketergantungan dalam pasar global, nyatanya tidak selamanya memperlihatkan imbas positif yang menguntungkan, melainkan juga terdapat implikasi negatif dari terjadinya liberalisasi perekonomian. Hal itu disebabkan salah satunya, oleh pergerakan atau volatilitas nilai tukar mata uang.

Nilai tukar (exchange rate) mata uang suatu negara intinya diperdagangkan dalam pasar valuta absurd (foreign exchange market). Di pasar valuta absurd tersebut, suatu mata uang sanggup dipertukarkan untuk setiap mata uang lainnya. Posisi nilai mata uang dalam pasar valuta asing, tidak mempunyai ukuran yang absolut, lantaran posisi nilai tukar dipengaruhi oleh supply and demand, sehingga posisi suatu nilai mata uang memunyai nilai yang relatif dan sulit diprediksi. Kurgman, Wells, dan Graddy, (2013:599) menyampaikan “Movements in exchange rates, other things equal, affect the relative price of goods, services, and assets in different countries”. Berdasarkan pernyataan tersebut sanggup dipahami, bahwa pergerakan nilai tukar juga dipengaruhi oleh harga relatif transaksi perdagangan barang dan jasa, sehingga prilaku spekulan di pasar valuta absurd tidak menjadi faktor mayoritas yang mempengaruhi posisi suatu nilai mata uang.

Tingginya ketidakpastian terhadap pergerakan nilai tukar mata uang, tentunya akan memengaruhi harga barang dagang ekspor dan impor di pasar internasional. Ketidakpastian terhadap pergerakan nilai tukar, di sisi lain juga memengaruhi minat investor dalam keputusan berinvestasi di suatu negara. Kurgman, Obstfeld, dan Melitz (2012:346) menyampaikan “The result is greater exchange rate volatility in general, as well as the possibility of big trader losses with negative repercussions in stock markets, bond market, and markets interbank loans”.
Ketidakpastian        atau         risiko         dalam

perdagangan internasional dalam sistem perekonomian terbuka yaitu suatu hal yang inheren, namun hal itu justru berdampak positif terhadap perekonomian negara China. Sebagai kekuatan gres daerah Asia, remaja ini China mempunyai tugas yang cukup dominatif khususnya dalam perdagangan internasional. Berdasarkan


laporan World Economic Forum tahun 2014, China berhasil menempati posisi ke-14 dari 144 negara yang bekontestasi berdasarkan laporan Global Competitive Index, yakni sebagai negara berkembang kompetitif di daerah Asia Pasifik. Hasil pencapaian tersebut tidak terlepas dari kondisi historis kebijakan pemerintah China, yakni semenjak dilakukannya reformasi pada sektor keuangan dan sistem perekonomian terbuka yang dilakukan oleh pemerintah China.

Peran pemerintah China mempunyai domain yang begitu sentral. Serangkaian perubahan kebijakan terus dilakukan. Pada tahun 1997 hingga dengan 21 Juli 2005, pemerintah China menerapkan sistem nilai tukar yang mempagu (pegged) nilai mata uang yuan terhadap dollar Amerika. “Pada selesai Juli 2005 Sistem nilai tukar

China mengalami perubahan. PBOC mengumumkan pemberlakuan sistem nilai tukar mengambang terkendali (managed float exchange rate), berdasarkan undangan dan penawaran pasar dengan ketentuan keranjang mata uang (basket of currencies) internasional” (Lafrance,

2008:2). Bersamaan dengan terjadinya perubahanya sistem nilai tukar negara China, People Bank of China (PBOC) juga melakukan kebijakan untuk merevaluasi nilai mata uang Yuan, yakni sebesar 8,27% dari yang sebelumnya 8,11% terhadap satu dollar Amerika, dan bertahan hingga bula Juli tahun 2008.

Terjadinya krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 turut mengubah perilaku pemerintah China, khususnya dalam sektor perekonomian internasional. “Terjadinya krisis global pada tahun 2008, membuat pemerintah China kembali mempagu nilai mata uang yuan terhadap dollar. Kebijakan tersebut dilakukan sebagai upaya menstimulasi pengeluaran domestik akhir jatuhnya sektor ekspor” (Cui, 2014:152). Pada tanggal 19 Juni 2010, PBOC kembali mengubah kebijakan system nilai tukar yuan menjadi flaksibel. McKinnon dan Schnabl, (2014:8) menyampaikan “Sejak tahun 2012 hingga awal tahun 2014, nilai mata uang yuan terus mengalami pelemahan (depresiasi) sebesar 6,1

persen”. Kebijakan pemerintah China mengakibatkan reaksi yang negatif, terlebih serangan tersebut diutaran oleh negara-negara blok barat. “Pergerakan nilai mata uang yuan yang terus melemah, dan membuat pemerintah China dituding oleh negara-negara barat, telah melakukan

manipulasi nilai mata uang (currency manipulation) yuan” (Zeng, 2014).



Jurnal Administrasi Bisnis  (JAB)|Vol. 35 No. 2 Juni  2016|         95
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


Berdasarkan dari pemaparan singkat tersebut sanggup disimpulkan, bahwa pergerakan nilai tukar suatu mata uang tidak hanya dipengaruhi oleh aturan supply and demand dan prilaku spekulan di pasar valuta asing, namun lebih dari itu kontrol pemerintah dalam hal ini juga memperlihatkan efek terhadap posisi nilai tukar pada umumnya, dan khususnya terhadap sektor perdagangan internasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan efek dari pergerakan nilai tukar yuan terhadap ekspor dan impor Indonesia, lantaran pasca terjadinya krisis keuangan yang dialami oleh negara-negara Asia pada tahun 1997-1998, negara China telah menjadi tujuan ekspor ke lima oleh negara-negara utama ASEAN, sebagaimana dikatakan oleh Hooy, Law, dan Chan (2015:253) “After the 1997 Asian financial crisis, China has become a top-5 export destination for all five core ASEAN members, namely: Indonesian, Malaysia, Philippine, Thailand, and Singapore”.

Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh

Pergerakan Nilai Tukar Yuan Terhadap Ekspor dan Impor Indonesia (Studi Pada Bank Indonesia Periode 2012-2014)”.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Nilai Tukar

Nelson (2015:1) menjelaskan nilai tukar (exchange rate) yaitu “An exchange rate is the price of a country’s currency relative to other currencies”. Pernyataan lain yang sejenis terkait nilai tukar juga diutaran oleh Madura (2008:35) yang menyampaikan “Each country’s currencies valued in terms of other currencies through the use of exchange rate, so that currencies can be exchanged to facilitate international transaction”. Berdasarkan uraian di atas sanggup disimpulkan, bahwa nilai tukar merupakan ukuran penghitungan harga relatif antara nilai mata uang absurd dengan mata uang domestik.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar

b.Perubahan tingkat suku bunga (interest rate) dalam negeri terhadap suku bunga negara lain.

c. Perubahan pendapatan dalam negeri terhadap pendapatan negara lain.

d.Perubahan kebijakan pemerintah (government control).

e. Perubahan ekspektasi nilai tukar di masa depan (expectation of future exchange rate).

Jenis-Jenis Sistem Nilai Tukar

Kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi nilai tukar mempunyai andil cukup besar. Terlebih untuk membuat kondisi ekonomi yang kondusif, namun efek tersebut dilakukan tidak secara langsung. Madura (2008:154) melaksanakan kalasifikasi terhadap sistem nilai tukar beserta tingkat pengawasan pemerintah, yang dikategorikan sebagai berikut:

a. Sistem Kurs tetap (Fixed Exchange Rate System)

Sistem kurs tetap merupakan sistem nilai tukar yang secara konstan bergerak atau mengalami fluktuasi dalam batasan yang sempit atau ditentukan oleh pemerintah.

b. Sistem Kurs Mengambang Bebas (Freely Floating Exchange Rate System). Mengenai definisi sistem nilai tukar mengambang, yakni sebagai sistem nilai tukar yang ditentukan oleh kekuatan pasar, tanpa adanya intervensi oleh pemerintah.

c. Sistem Kurs Mengambang Terkendali (Managed Float Exchange Rate System). Sistem kurs mengambang terkendali merupan sistem nilai tukar yang berada di antara sistem nilai tukar tetap dan mengambang bebas.

d. Sistem Kurs di Pagu (Pegged Exchange Rate System).

Sistem kurs pagu merupakan pengaturan nilai mata uang domestik terhadap nilai mata uang absurd (foreign currency), yang mana pergerakanya diatur dalam nilai mata uang negara lain pada tingkat mata uang yang sama.



Keseimbangan nilai tukar seiring waktu mengalami perubahan, sebagaimana implikasi dari pergeseran kurva undangan dan penawaran. Madura (2008:89) menyampaikan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar, yaitu:

a. Perubahan inflasi dalam negeri terhadap inflasi negara lain.

Nilai Tukar Riil dan Nilai Tukar Nominal

Mankiw membagi dua kategori penghitungan nilai tukar, yaitu: nilai tukar nominal (nominal exchange rate) dan nilai tukar riil (real exchange rate). “Nominal exchange rate is the rate at which a person can trade the currency of one country for the currency of another” (Mankiw, 2012:282). Nilai tukar riil didefinikan menurut



Jurnal Administrasi Bisnis  (JAB)|Vol. 35 No. 2 Juni  2016|         96
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id



Mankiw (2012:284) “The real exchange rate is the rate at which a person can trade the goods and services of one country for the goods and services of another”. Nilai tukar riil juga sanggup diartikan sebagai satuan barang absurd (item foreign) per unit terhadap barang domestik (item domestic). Baik nilai tukar nominal dan nilai tukar riil, keduanya mempunyai hubungan yang sinergis, khususnya dalam penetapan harga suatu barang internasional yang diukur memakai satuan mata uang domestik.

Pengaturan Nilai Tukar Pada Sistem Nilai Tukar Tetap

Tindakan Bank Sentral melaksanakan pelemahan nilai mata uang, dalam sistem kurs tetap terhadap mata uang negara lain dengan memakai instrumen devaluasi (devaluation). “The term devaluation is normally used in a different context than depreciation. Devaluation refers to a downward adjustment of exchange rate by central bank” (Madura, 2008:155). Menurut Salvatore (2014:110) “Devaluasi merupakan negosiasi (kebijakan) untuk meningkatkan tingkat nilai tukar oleh otoritas moneter dari tingkat nilai tukar tetap atau terpatok”. Madura, (2008:155) menyampaikan “Revaluation refers to an upward adjustment of the exchange rate by central bank”. Kedua kebijakan tersebut merupakan

instrumen pemerintah, khususnya dalam mengubah posisi nilai mata uang negaranya.

Pergerakan Nilai Tukar dan Sistem Nilai Tukar Mengambang

Pergerakan nilai tukar sering diasosiasikan sebagai dampak dari ketidakpastian atau risiko terhadap nilai mata uang di masa depan, khususnya pada sistem nilai tukar mengambang (float exchange rate). Madura (2008:85) mengatakan Exchange rate movements affect an MNC’s value because they can affect the amount of cash inflows received from exporting or from a subsidiary and the amount of cash outflows neede to pay imports”.

Percent
in foreign currency value =
S + S
t-1

S t-1



Keterangan:







S
:Nilai tukar periode ketika t


S t-1
:Nilai tukar sebelum periode ketika t
Percent
:Dinyatakan
dalambentuk
100%

(persentase)





Tingginya risiko pergerakan nilai tukar berimplikasi terhadap ekspektasi investor atas nilai investasi yang akan dikeluarkan. Menurut Ball (2008:425) “Fluktuasi nilai tukar merupakan naik turunya nilai mata uang yang satu terhadap yang lain dari beberapa negara”. Madura (2008:56) menyampaikan risiko mata uang merupakan “Some currencies exhibit more volatility than others because of economic or political condition that cause the demand for and supply of the currency to change abruptly”.

Pengertian Ekspor

Mankiw (2012:272) menyampaikan “Exports are domestically produced goods and services that are sold abroad”. Ekspor mempunyai peran stategis, terlebih dalam memperlihatkan bantuan terhadap pembangunan ekonomi suatu negara dan cadangan devisa negara.

Pengertian Impor

Mankiw (2012:272) mendefinisikan “Imports are foreign-produced goods and servies that are sold domestically”. Besarnya nilai impor akan besar lengan berkuasa terhadap jumlah penawaran barang yang berasal dari negara lain.

Hipotesis

H1:    Pergerakan nilai tukar yuan besar lengan berkuasa signifikan secara parsial terhadap ekspor Indonesia

H2:    Pergerakan nilai tukar yuan besar lengan berkuasa signifikan secara parsial terhadap Impor Indonesia.



Pergerakan nilai tukar (exchange rate) dipengaruhi oleh bersarnya nilai penerimaan kas (cash inflows) yang diterima melalui ekspor dari perusahaan Multinasional Corporation (MNC’s) atau berasal dari anak perusahaan (subsidiary) atas nilai

Model Hipotesis



Pergerakan Nilai


Ekspor Indonesia

(Y1)

Y1



pengeluaran kas (cash outflows) yang diharapkan untuk membayar barang impor. Perubahan kedua acara tersebut sanggup berimplikasi terhadap perubahan nilai tukar suatu negara. Madura (2008:85) juga memperlihatkan pengukuran skala rasio perubahan nilai tukar, yakni sebagai berikut:

Tukar yuan (X1)
Impor Indonesia

(Y2)

Y2

Gambar 1  : Model Hipotesis
Sumber        : diolah oleh peneliti, 2016



Jurnal Administrasi Bisnis  (JAB)|Vol. 35 No. 2 Juni  2016|         97
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id




METODE PENELITIAN

Jenis, Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam

penelitian ini yaitu penelitian klarifikasi atau explanatory research, yakni perihal suatu kejadian mengenai hubungan lantaran akibat. Penelitian ini dilaksanakan di Bank Indonesia (www.bi.go.id). Pemilihan lokasi dikarenakan Bank Indonesia merupakan Bank Sentral berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999, Pasal 4, Ayat 4, yaitu sebagai forum negara yang independen dan mempunyai satu tujuan tunggal, yakni mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Populasi yang dipakai dalam penelitian ini yaitu 36 bulan data time series (tiga tahun dikali dua belas bulan). Penarikan sampel dalam

penelitian ini memakai pendekatan nonprobability sampling dengan menggunakan sampling jenuh. Berdasarkan metode sampling jenuh diperoleh jumlah sampel (n) sebanyak 36 bulan data time series bulanan selama periode tahun 2012 hingga dengan 2014.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu data sekunder berupa data runtun waktu (time series). Data sekunder yang dimaksud yaitu data pergerakan nilai tukar Yuan, ekspor, dan impor Indonesia yang diukur berdasarkan laju bulanan, selama rentang periode awal Januari 2012 hingga dengan Desember 2014. Data sekunder tersebut diperoleh melalui situs Bank Indonesia (www.bi.go.id), dan juga melalui studi pustaka buku Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) yang diperoleh dari perpustakaan Bank Indonesia, selain itu jurnal, serta hasil penelitian terdahulu juga dipakai selama proses penelitian ini. Penghitungan laju pergerakan setiap variabel, yakni: pergerakan nilai tukar yuan, ekspor Indonesia, dan impor Indonesia dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan skala rasio dengan dengan merujuk kepada Madura (2008:85) yang juga telah diolah peneliti, sebagai berikut:

a. Pergerakan Nilai Tukar Yuan
Pergerakan Nilai Tukar Yuan (NT) = NTmt - NTmt-1 x100%
NTmt-1

b. Pergerakan Ekspor Indonesia
Pergerakan Ekspor Indonesia  (EX) = EXmt - EXmt-1 x100%
EMmt-1

c. Pergerakan Impor Indonesia

Pergerakan Impor Indonesia  (IM) = IMmt - IMmt-1 x100%
IMmt-1

Teknik Analisis Data
a. Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dipakai untuk menggambarkan karakteristik data yang telah terkumpul. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan persentase.

b. Pengujian Asumsi Klasik

“Penelitian yang memakai model estimasi Ordinary Least Squares (OLS) mensyaratkan terpenuhinya uji perkiraan klasik” (Ghozali, 2013:212). Pengujian perkiraan klasik dipakai untuk memastikan model regresi yang dipakai telah memenuhi perkiraan dasar dalam analisis regresi linier. Pengujian perkiraan klasik meliputi: uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas.

Pengujian Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji t)

Uji t dipakai untuk mengetahui efek masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis untuk menguji signifikansi nilai koefisien regresi parsial diperoleh dengan metode OLS, yaitu melalui statistis uji t (Ghozali, 2013:178). Rumus yang dipakai dalam uji parsial, berdasarkan Yuliadi (2009:68) yaitu sebagi berikut:
t-hitung = Sβiβi
Keterangan

t            : Nilai t hitung
βi         : Koefisien regresi
S βi      : Standard deviasi koefisien regresi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif Pergerakan Nilai Tukar Yuan (X1), Ekspor (Y1) dan Impor Indonesia (Y2).

Tabel 1. Data Pergerakan Nilai Tukar Yuan, Ekspor Indonesia, dan Impor Indonesia Bulan Desember Tahun 2011 hingga Desember 2014.

Tahun
Bulan
Nilai Tukar
Ekspor
Impor (Y2)
(X1)
(Y1)

Hitungan dalam persentase (%)


X1
Y1
Y2
2012
Januari
0.45
-44.14
7.88
2012
Februari
-0.68
21.79
-7.48
2012
Maret
1.40
27.20
-1.94
2012
April
0.34
1.10
5.74
2012
Mei
1.11
-10.96
18.26
2012
Juni
1.51
-12.45
-9.26



Jurnal Administrasi Bisnis  (JAB)|Vol. 35 No. 2 Juni  2016|         98
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


Tabel 1. Lanjutan

2012
Juli
-0.04
-2.60
8.35
2012
Agustus
0.20
-15.33
-31.79
2012
September
0.71
24.18
24.01
2012
Oktober
0.62
15.03
5.77
2012
November
0.73
12.06
0.41
2012
Desember
0.27
-5.11
-1.63
2013
Januari
0.60
-17.94
-2.49
2013
Februari
-0.06
v7.91
-11.47
2013
Maret
0.37
0.49
-3.74
2013
April
0.61
-1.54
24.28
2013
Mei
1.15
3.00
10.23
2013
Juni
1.70
-12.81
-9.43
2013
Juli
1.90
9.93
20.40
2013
Agustus
4.98
-10.17
-33.39
2013
September
7.54
9.67
35.67
2013
Oktober
0.46
7.18
-9.34
2013
November
2.24
19.97
1.22
2013
Desember
4.44
11.11
-8.02
2014
Januari
0.95
-25.84
16.48
2014
Februari
-2.11
-9.67
-19.76
2014
Maret
-4.63
-7.74
1.93
2014
April
-0.26
-15.41
28.22
2014
Mei
0.67
10.50
-12.44
2014
Juni
3.29
-6.99
6.56
2014
Juli
-1.70
-4.96
-19.52
2014
Agustus
0.07
-5.02
14.07
2014
September
1.68
12.09
12.93
2014
Oktober
2.26
0.59
-8.70
2014
November
0.15
2.51
3.96
2014
Desember
2.62
3.70
12.60
Maksimum
7.54
27.20
35.67
Minimum
-4.63
-44.14
-33.39
Rata-rata
0.99
-0.24
1.90

Keterangan: Penggunaan koma (,) bermakna titik dan penggunaan (.) yaitu koma.

Sumber      : Data diolah dari Bank Indonesia, 2016.

tersebut rata-rata pergerakan nilai ekspor yakni sebesar -0.24%.

c. Impor

Kesimpulan pada Tabel 1 di atas pada variabel impor Indonesia, nilai akumulasi awal pada variabel ini sebesar 7.88% pada bulan Januari 2012 dan nilai selesai akumulasi pergerakan impor dalam penelitian ini yaitu sebesar 12.60% pada bulan Desember 2014. Akumulasi nilai tertinggi sebesar 35.67% pada bulan September tahun 2013. Akumulasi nilai terendah sebesar -33.39% pada bulan Agustus di tahun 2013. Berdasarkan data tersebut rata-rata pergerakan impor setiap bulannya, yakni sebesar 1.90%.

Uji Asumsi Klasik
a.   Uji Normalitas

Tabel 2. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test




Unstandardized
Unstandardized



Residual
Residual
N

36
36
Normal

Mean
.0000000
.0000000
Parametersa,b

Std.
14.44128560
15.50474837


Deviation




Most Extreme

Absolute
.101
.071
Differences

Positive
.063
.057


Negative
-.101
-.071
Test Statistic

.101
.071
Asymp. Sig. (2-tailed)

.200c,d
.200c,d
Sumber: Hasil SPSS Diolah Peneliti, 2016



a. Pergerakan Nilai Tukar Yuan

Kesimpulan pada Tabel 1 di atas pada variabel pergerakan nilai tukar yuan, nilai akumulasi awal pada variabel ini sebesar 0.45% pada bulan Januari 2012 dan nilai selesai akumulasi yaitu sebesar 2.62% pada bulan Desember 2014. Akumulasi nilai tertinggi selama periode penelitian ini sebesar 7.54% pada bulan September tahun 2013. Akumulasi nilai terendah selama periode penelitian ini sebesar -4.63% pada bulan Maret di tahun 2014. Berdasarkan data tersebut rata-rata pergerakan nilai tukar yuan terhadap rupiah setiap bulannya, yakni sebesar 0.99%.

b. Ekspor

Kesimpulan pada Tabel 1 di atas pada variabel ekspor Indonesia, yakni nilai akumulasi awal pada variabel ini sebesar -44.14% pada bulan Januari 2012 dan nilai selesai akumulasi pergerakan ekspor dalam penelitian ini yaitu sebesar 3.70% pada bulan Desember 2014. Akumulasi nilai tertinggi 27.20% pada bulan Maret tahun 2012. Akumulasi nilai terendah sebesar -44.14% pada bulan Januari di tahun 2012. Berdasarkan data


Berdasarkan Tabel 2 di atas, maka sanggup diputuskan bahwa hasil uji normalitas data dalam penelitian ini, dinyatakan berdistribusi normal, yaitu nilai signifikansi ≥ taraf nyatanya (0,05).

b. Uji Heteroskedastisitas




















Gambar 2. Pergerakan Nilai Tukar Yuan Terhadap Ekspor Indonesia
Sumber  : Hasil SPSS 22.0, 2016



Jurnal Administrasi Bisnis  (JAB)|Vol. 35 No. 2 Juni  2016|         99
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id





















Gambar 3.  Pergerakan      Nilai       Tukar       Yuan
Terhadap Impor Indonesia
Sumber     : Hasil SPSS 22.0, 2016


Pada Gambar 2 di atas dan Gambar 3 di bawah, menunjukan bahwa tidak terdapat teladan yang jelas, serta titik-titik (plot) menyebar ke atas dan di bawah angka nol (0), oleh lantaran itu sanggup diambil keputusan bahwa tidak terdapat problem heteroskedastisitas pada data yang dipakai dalam penelitian ini.

c. Uji Autokorelasi

Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi


Unstandardized
Unstandardized

Residual
Residual
Test Valuea
.51725
.17931
Cases < Test Value
18
18
Cases >= Test Value
18
18
Total Cases
36
36
Number of Runs
18
23
Z
-.169
1.184
Asymp. Sig. (2-tailed)
.866
.237
Sumber: Hasil SPSS 22.00 Diolah Peneliti, 2016

Berdasarkan Tabel 3 di atas menunjukan nilai signifikansi lebih besar dari taraf kasatmata 0,05 untuk setiap variabel terikat, yakni untuk variabel ekspor menghasilkan nilai sebesar 0,866 dan variabel impor menghasilkan nilai sebesar 0,237. Berdasarkan analisis yang tersebut maka sanggup disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini acak atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual, yakni nilai signifikansi ≥ taraf kasatmata 0,05.

d. Analisis Statistik Infrensial

Tabel 4 di bawah menunjukan bahwa nilai |t-hitung| variabel ekspor|1,024| lebih kecil dari nilai ttabel 2,030 dengan nilai signifikansi sebesar 0,313 lebih besar dari taraf kasatmata 5% atau 0,05. Berdasarkan kedua perbandingan tersebut,

maka sanggup dinyatakan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Melalui hasil ini sanggup disimpulkan bahwa, pergerakan nilai tukar yuan tidak besar lengan berkuasa signifikan secara parsial terhadap ekspor Indonesia.

Tabel 4. Koefisien Regresi Ekspor Indonesia

Unstandardized
Standardized



Coefficients
Coefficients


Model
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
(Constant)
-1.476
2.724

-.542
.591
X1_Nilai_Tukar
1.252
1.222
.173
1.024
.313
Sumber:  Hasil SPSS Diolah Peneliti, 2016

Tabel 5 di bawah menunjukan bahwa nilai |t-hitung| variabel impor|1,044| lebih kecil dari nilai ttabel 2,030 dengan nilai signifikansi sebesar 0,304 lebih besar dari taraf kasatmata 5% atau 0,05. Berdasarkan kedua perbandingan tersebut, maka sanggup dinyatakan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Melalui hasil ini sanggup disimpulkan bahwa, pergerakan nilai tukar yuan tidak besar lengan berkuasa signifikan secara parsial terhadap impor Indonesia.

Tabel 5. Koefisien Regresi Impor Indonesia


Unstandardized
Standardized



Coefficients
Coefficients


Model
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
(Constant)
.552
2.924

.189
.851
X1_Nilai_Tukar
1.370
1.312
.176
1.044
.304
Sumber: Hasil SPSS Diolah Peneliti, 2016.

Interpretasi Hasil Penelitian

Menurut teori konvensional Mishkin dan Eakins (2012:346) “When a country’s currency depreciates, its goods aboard become cheaper and foreign goods in that country become more expensive”. Mishkin dan Eakins (2012:346) juga menambahkan “Exchange rate are important because they affect the relative price domestic and foreign goods”. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan, bahwa pergerakan nilai tukar mempunyai kedudukan yang penting dalam perdagangan internasional. Pergerakan nilai tukar, baik pada posisi nilai mata uang sedang mengalami depresiasi ataupun apresiasi sanggup mempengaruhi volume perdagangan suatu negara pada umumnya, dan khususnya barang ekspor suatu negara.

Berdasarkan hasil uji t dan nilai signifikansi pada Tabel 4 dan Tabel 5 di atas, variabel pergerakan nilai tukar yuan secara parsial tidak besar lengan berkuasa signifikan terhadap ekspor dan impor Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perubahan atau pergerakan nilai tukar yuan, bukanlah sebagai salah satu faktor dominatif yang sanggup menjelaskan perubahan nilai ekspor Indonesia yang tercatat di Bank Indonesia. Hasil



Jurnal Administrasi Bisnis  (JAB)|Vol. 35 No. 2 Juni  2016|         100
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


penelitian ini menandakan, bahwa pergerakan nilai tukar, khusunya mata uang yuan bukanlah satu-satu faktor yang bisa mempengaruhi transaksi perdagangan Indonesia, melainkan terdapat faktor lain yang sanggup mempengaruhi perdagangan Indonesia. Madura, (2008:34) memperlihatkan justifikasi “Because international trade can significantly affect a country’s economy, it is important to identify and monitor the factors that influence it. The most influential factors are: inflation, national income, government policies, and exchange rates”. Berdasarkan pemaparan tersebut sanggup diartikan, meskipun China yaitu sebagai salah satu kawan dagangan utama Indonesia dan sering mengakibatkan ketidakpastian terhadap perubahan kebijakan nilai tukar yuan, tetapi tidak secara pribadi berimplikasi terhadap acara perdagangan Indonesia pada umumnya, dan khususnya dalam memilih nilai ekspor Indonesia, namun terdapat beberapa faktor lainnya

yang mempengaruhi arus perdagangan internasional Indonesia, menyerupai faktor: inflasi, pendapatan nasional, kebijakan pemerintah, dan termasuk nilai tukar, selain pernyataan Madura, Kurgman, Wells, dan Graddy, (2013:603) juga memperlihatkan justifikasi terkait tidak terjadinya signifikasi terhadap penelitian ini, yakni:“A country’s products become cheaper to foreigners only when that country’s currency depreciates in real terms, and those products become more expensive to foreigners only when the currency appreciates in real terms. As a consequence, economists who analyze movements in exports and imports of goods and services focus on the real exchange rate, not the nominal exchange rate”. Pernyataan di atas sanggup diinterpretasikan, bahwa kalau pergerakan nilai tukar hanya diukur berdasarkan nilai tukar nominal (CHY/IDR), maka citra ideal perihal efek pergerakan nilai tukar terhadap volume ekspor dan impor bukanlah citra yang simetris. Pengukuran pergerakan nilai tukar seharunya berdasarkan penghitungan nilai tukar riil (real exchange rate), lantaran dalam pengukuran nilai tukar riil terhadap variabel indeks harga konsumen (costumer price indices) dalam negeri yang dibandingkan dengan indeks harga konsumen negara lain.

Menurut teori daya beli paritas (Puchasing Power Parity) “The PPP conclusion that exchange rate are determined solely by change in relative price levels rest on the assumption that all goods are identical in both countries and that transportation cost and trade barriers are very low” (Mishkin dan Eakins, 2012:350). Berdasarkan

teori daya beli paritas (PPP) dalam aturan satu harga (the law of one price) volume peningkatan atau penurunan impor tidak berlaku untuk seluruh barang impor, lantaran terdapat harga relatif untuk beberapa jenis barang (goods) impor tertentu, tingkat harga relatif ini ditentukan berdasarkan nilai di dua negara yang berbeda. Perbedaan tersebut sebagaimana terjadi untuk komoditas tertentu, menyerupai halnya harga komoditas sparepart mesin negara Indonesia, terang mempunyai harga relatif (rendah atau tinggi) yang dihargai oleh negara China dalam aturan satu harga, sebagaimana “Because the law of one price does not hold for all goods” (Mishkin dan Eakins, 2012:350).

Pendapat yang senada juga ditemukan oleh peneliti, melalui laporan perekonomian Indoneisa yang diperoleh dari Bank Indonesia. Pada sisi Impor Indonesia, efek dari pergerakan nilai tukar tidak terlalu mempunyai dampak yang signifikan, sebagaimana hal tersebut dikatakan postur kebutuhan barang impor Indonesia masih berada di posisi yang cukup besar. “Tingginya kandungan impor pada barang-barang produksi dalam negeri diakibatkan tingkat ketergantungan industri domestik terhadap materi baku impor masih tinggi. Kapasitas produksi domestik yang belum cukup memadai dalam memenuhi undangan domestik juga menjadi penyebab” (Bank Indonesia, 2013:58). Bank Indonesia (2014:62) juga menambahkan “Kandungan impor pada produk ekspor Indonesia masih tinggi, yakni sekitar 60,5% produk ekspor manufaktur Indonesia mempunyai kandungan impor lebih dari 30%”.

KETERBATASAN PENELITIAN

a.  Penelitian ini memakai data ekspor dan impor berdasarkan negara tujuan yang diperoleh melalui publikasi situs Bank Indonesia pada kolum Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI). Data yang diperoleh merupakan data secara keseluruhan transaksi perdagangan antara Indonesia dengan negara tujuan utama, dalam hal ini negara China, sehingga identifikasi berdasarkan komoditas tertentu ataupun perusahan Indonesia yang dipengaruhi dari pergerakan nilai tukar yuan tidak teridentifikasi dengan maksimal.

b. Jurnal ataupun penelitian yang membahas perihal efek pergerakan nilai tukar Yuan terhadap perdagangan negara Indonesia relatif minim ditemukan, sehingga proses penyusunan penelitian ini kurang merefleksikan keadaan



Jurnal Administrasi Bisnis  (JAB)|Vol. 35 No. 2 Juni  2016|         101
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id



yang sesungguhnya, serta mencari temuan gres dari penelitian sebelumnya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

a.  Berdasarkan hasil uji t, variabel pergerakan nilai tukar yuan secara parsial tidak besar lengan berkuasa signifikan terhadap ekspor Indonesia.

b. Berdasarkan hasil uji t, variabel pergerakan nilai tukar yuan secara parsial tidak besar lengan berkuasa signifikan terhadap impor Indonesia.

Saran

a.  Bagi para pelaku perdagangan internasional, peneliti menyarankan tiga hal, yaitu: a) selalu perhatikan perubahan nilai tukar mata uang negara yang menjadi negara tujuan utama perdagangan, juga pergerakan dari nilai mata uang dolar. Hal itu disebabkan dolar sebagai salah satu keranjang mata uang (basket of currencies) internasional yang dijadikan alat transaksi perdagangan internasional; b) pentingnya analisis ekonomi politik, dikarena info ekonomi politik suatu negara sanggup mempengaruhi kinerja pasar internasional; c) selalu awasi dan menganalisis kendala perdagangan yang dilakukan oleh kebijakan pemerintah suatu negara, dengan demikian kalau terjadi kendala yang signifikan, keputusan untuk melaksanakan perdagangan di suatu negara sanggup dialihkan ke negara lain.

b. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan empat hal, yakni: a) tambahkan variabel mikro, seperti: biaya transportasi dan distribusi dan penetapan tarif pajak barang ekspor dan impor; b) pegerakan nilai tukar sebaiknya diukur memakai nilai tukar riil, lantaran nilai tukar riil merupakan pembiasaan dari nilai tukar nominal, yang juga merupakan kunci penentu seberapa besar suatu negara melaksanakan transaksi ekspor dan impor; c) variabel ekspor dan impor sanggup diukur berdasarkan pembagian terstruktur mengenai komoditas tertentu atau berdasarkan pembagian terstruktur mengenai perusahaan tertentu; d) peneliti selanjutnya juga dianjurkan untuk memakai teknik analisis lain dalam mengukur pergerakan nilai tukar yuan terhadap ekspor dan impor negara Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Krugman, P., R. Wells, and K. Graddy, 2014. Essentials of Economics. Thrid Edition. Worth Pubblishers 41 Madision Avenue, New York. United States of America.

Kurgman, P., M. Obstfeld, and Melitz, M. J. 2012. International Economics Theory & Policy. Ninth Edition. Person Education, Inc., Permissions Department, 501 Boylston Street, Suite 900, Boston.

Madura, J. 2008. International Financial Management. Ninth Edition. Thomson South-Western, a part of The Thomson Corporation. United States of America.

Mankiw, N. G. 2012. Brief Principles of Macroeconomics. Sixth Edition. South-Western, Cengage Learning.

Mishkin, F. dan Eakins, S.G., 2012. Financial Markets and Institution. Seventh Edition. Person Education, Inc., Permissions Department, 501 Boylston Street, Suite 900, Boston.

Hooy, Chee-Wooi, Law, Siong-Hook, dan Chan, Tze-Haw. 2015. The Impact of the Renminbi Real Exchange Rate on ASEAAN Disaggregated Export to China. Economic Modelling 47 (2015) 253-259. Journal Homepage:
Bank    Indonesia.    2015.      Tinjauan     Kebijakan

Moneter. Diakses melalui situs http://www.bi.go.id/id/publikasi/kebijakan
-
moneter/tinjauan/Documents/Tinjauan%20

Kebijakan%20Moneter%20September%20 2015.pdf pada tanggal 22 Oktober 2015 pukul 01:22 WIB.

Bank  Indonesia.  2012.   Laporan   Perekonomian

Indonesia. Diakses melalui situs http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/perekonomian/Pages/LPI_2012.as px pada tanggal 15 Februari 2016 pukul 07:36 WIB.

Bank  Indonesia.  2013.    Laporan   Perekonomian

Indonesia. Diakses melalui situs http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/perekonomian/Pages/LPI_2013.as px pada tanggal 15 Februari 2016 pukul 07:36 WIB.

Bank  Indonesia.  2014.    Laporan   Perekonomian

Indonesia. Diakses melalui situs http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/perekonomian/Pages/LPI_2014.as px pada tanggal 15 Februari 2016 pukul 07:36 WIB.



Jurnal Administrasi Bisnis  (JAB)|Vol. 35 No. 2 Juni  2016|         102
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


Nelson,                                                                                    R.                                                                                   M.                                                                               2015.                                                                                                    Current                                                                           Debates                                                                                 over
Exchange Rates: Overview and Issues for

Congress. Report Congressional Research
Service.          Diakses           melalui           situs
https://www.fas.org/sgp/crs/misc/R43242.

pdf pada tanggal 30 Septeber 2015 pukul
05:13 WIB.
Zeng, Min. 2014. China Plays a Big Role as U.S.

Treasury Yiedls Fall. Diakses melalui situs
http://www.wsj.com/articles/china-plays-a-
big-role-as-u-s-treasury-yields-fall-

1405545034 pada tanggal 22 Oktober 2015
pukul 23:13 WIB.

























































Jurnal Administrasi Bisnis  (JAB)|Vol. 35 No. 2 Juni  2016|         103

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Sumber http://defantri.blogspot.com

Related Posts

0 Response to "Pengaruh Pergerakan Nilai Tukar Yuan Terhadap Ekspor Dan Impor Indonesia (Studi Pada Bank Indonesia Periode 2012-2014)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel