iklan banner

✔ Pendidikan Dan Kemiskinan

Foto : Istimewa
A.    PENDIDIKAN
1.      Pengertian Pendidikan
Pendidikan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  merupakan proses pengubahan perilaku dan tata laris seseorang atau kelompok orang dalam perjuangan untuk mendewasakan insan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.[1]
Dari pengertian diatas bahwa melalui pendidikan sanggup dilihat, yaitu:
1.      Orang Mengalami Perubahan Sikap dan Tata laku
2.      Orang berproses menjadi dewasa, menjadi matang dalam perilaku dan tata laku
3.      Proses pendewasaan ini dilakukan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Pendidikan berasal dari bahasa yunani yaitu “Peadagogie”. Secara Etimologi kata  peadagogie yaitu “pais” yang artinya “anak” dan “again” yang berarti “bimbing”. Makara terjemahan bebas kata peadagogie yaitu “bimbingan yang diberikan kepada anka”.
Menurut termonologi yang lebih luas maka pendidikan berdasarkan Sudirman yaitu perjuangan yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain biar menjadi sampaumur atau mencapai tujuan  hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.[2]
Dalam bahasa inggris, Pendidikan “education” berasal dari kata educate (Mendidik) artinya memberi peningkatan dan mengembangkan. Dalam pengertian yang sempit, McLeod menuturkan bahwa education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.[3]
Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian diatas bahwa Pendidikan yaitu proses perubahan perilaku seseorang  atau sekelompok orang dari tidak baik menjadi baik, pendewasaan diri dan sebagai alat untuk pencapaian tujuan hidup.



2.      Lembaga Pendidikan
Ada banyak sekali jenis forum pendidik, yaitu :
a.       Pendidikan Formal yaitu pendidikan yang dimulai dari jenjang pra sekolah samapi ke sekolah tinggi tinggi baik yang bersifat umum maupun khusus. Misalnya, sekolah agama atau sekolah luar biasa.
b.      Pendidikan nonformal yaitu pendidikan yang kita jumpai di luar sekolah. Misalnya, kursus, les private dan sebagainya.
c.       Pendidikan Informal yaitu pendidikan yang yang terjadi di rumah atau melalui media masa.[4]

3.      Fungsi Pendidikan
Lembaga pendidikan dikaitkan dengan banyak sekali fungsi. Dalam kaitan ini ada hebat sosiologi yang membedakan antara fungsi manifes dan fungsi laten. Fungsi manifes yaitu fungsi yang tercantum dalam kurikulum, sedangkan fungsi laten yaitu kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) atau kurikulum yang tidak disadari tapi tetap berfungsi untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan atau nilai tertentu.[5]

Menurut Harton dan Hunt fungsi manifes dan fungsi laten forum pendidikan antara lain, yaitu :
v  Fungsi Manifes
a.       Mempersiapkan anggota masyarakat untuk untuk mencari nafkah
b.      Mengembangkan talenta perseorangan demi kepuasan langsung maupun bagi kepentingan masyarakat
c.       Melestarikan kebudayaan
d.      Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi  dalam demokrasi dan sebagainya.
v  Fungsi laten
a.         Pemupukan keremajaan
b.        Pengurangan pengendalian orang tua
c.         Penyediaan sarana untuk pembangkangan
d.        Dipertahankannya kelas sosial
B.     KEMISKINAN
1.      Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak bisa memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Dahulu, keadaan kaya dan miskin bukan lah permasalahan sosial.Dengan berkembangnya perdagangan keseluruh dunia dan di terapkanya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat, kemiskinan muncul sebagai problem sosial. Pada waktu itu individu sadar akan kedudukan ekonomisnya sehingga mereka bisa untuk menyampaikan dirinya kaya atau miskin.[6]

2.      Ciri-ciri Kemiskinan
Oscar Lewis mengemukakan bahwa kebudayaan kemiskinan itu (culture of poverty) mempunyai ciri-ciri, antara lain :
a.         Tingkat mortalitas yang tinggi dan impian hidup yang rendah.
b.        Tingkat pendidikan yang rendah.
c.         Partisipasi yang rendah dalam organisasi-organisasi sosial.
d.        Upah yang rendah dan keamanan kerja yang rendah.
e.         Tingkat keterampilan kerja yang rendah.
f.         Tidak mempunyai tabungan atau kredit.
g.        Sering terjadi tindak kekerasan termasuk pemukulan anak.
h.        Perkawinan sering terjadi alasannya konsensus (kesepakatan bersama yang dicapai melalui kebulatan suara), sehingga sering terjadi perceraian dan pembuangan anak.
i.          Penyerahan diri pada nasib atau fatalisme (ajaran atau paham bahwa insan dikuasai oleh nasib).[7]



C.    KEMISKINAN DAN PENDIDIKAN

1.         Dampak Pendidikan Terhadap Kemiskinan
Kemiskinan muncul alasannya sumber daya insan yang tidak berkualitas, begitu pula sebaliknya. Kemiskinan meliputi banyak sekali macam dimensi. Dimensi kemiskinan sanggup diidentifikasi berdasarkan ekonomi, sosial, politik.
Pendidikan menawarkan kemampuan untuk berkembang lewat penguasaan ilmu dan keterampilan. Pendidikan juga menanamkan kesadaran akan pentingnya martabat manusia. Mendidik dan menawarkan pengetahuan berarti menggapai masa depan. Hal tersebut seharusnya menjadi semangat untuk terus melaksanakan upaya mencerdaskan bangsa. Semakin Tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi tingkat terbebas dari taraf kemiskinan.

2.         Dampak Kemiskinan Terhadap Pendidikan
Keadilan dalam memperoleh pendidikan harus diperjuangkan dan seharusnya pemerintah berada di garda terdepan untuk mewujudkannya. Penduduk miskin dalam konteks pendidikan sosial mempunyai kaitan terhadap upaya pemberdayaan, partisipasi, demokratisasi, dan akidah diri, maupun kemandirian. Pendidikan nonformal perlu mendapat prioritas utama dalam mengatasi kebodohan, keterbelakangan, dan ketertinggalan sosial ekonominya
Sebenarnya sudah cukup banyak program-program yang dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai kemiskinan yang mengancam anak-anak. Program-program itu yaitu Program Keluarga Harapan (PKH),Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan sumbangan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Pendidikan mutlak di butuhkan oleh semua warga Indonesia baik pendidikan formal maupun non formal. Saat ini, di Indonesia melakasanakan wajib berguru 12 tahun terhitung dari tingkat SD hingga SLTA.


[1] Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, hlm. 8
[2] Mardianto, Psikologi Pendidikan, hlm. 2
[3] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, hlm. 10
[4] Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi edisi revisi, hlm. 65
[5] Ibid, hlm. 66
[6] Suryono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hlm. 320
[7] Suparlan, Antropologi Perkotaan,hln. 60



Sumber http://amriesagala.blogspot.com

0 Response to "✔ Pendidikan Dan Kemiskinan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel