iklan banner

✔ Serunya Dapat Tau Konsep Pemerolehan Bahasa Anak

Pemerolehan Bahasa Anak


pemerolehan-bahasa-anak. Pemerolehan bahasa atau language acquisition yaitu suatu proses yang dipergunakan oleh bawah umur untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis yang makin bertambah rumit, ataupun teori-teori yang masih terpendam atau tersembunyi yang mungkin sekali terjadi, dengan ucapan-ucapan orangtuanya hingga ia memilih, menurut suatu ukuran atau dosis penilaian, tata bahasa yang paling baik serta yang paling sederhana dari bahasa tersebut.


 Pemerolehan bahasa atau language acquisition yaitu suatu proses yang dipergunakan oleh a ✔ SERUNYA BISA TAU KONSEP PEMEROLEHAN BAHASA ANAK
bahasa-anak- syahruanam.com


  1. Pendapat dari Pakar Pahasa


Chomsky (1966)


Peralatan atau perlengkapan pemerolehan bahasa haruslah


berupa keberdikarian bahasa atau language-independent, yaitu bisa mempelajari setiap bahasa insan yang mana saja pun, dan harus menyediakan serta menetapkan suatu batasan pengertian atau gagasan ‘bahasa manusia’ (Chomsky, 1966 dalam Tarigan, 1986:244).


Dari pengertian diatas sanggup disimpulkan bahwa, yang dimaksud dengan model pemerolehan bahasa yaitu suatu teori siasat yang dipergunakan oleh bawah umur untuk menyusun suatu tata bahasa yang sempurna bagi bahasanya untuk mempelajari bahasanya menurut suatu sampel data linguistik utama yang terbatas (Chomsky, 1965 dalam Tarigan, 1986:244).


2.  Mengapa di sebut dengan istilah pemerolehan bahasa


 Pemerolehan bahasa atau language acquisition yaitu suatu proses yang dipergunakan oleh a ✔ SERUNYA BISA TAU KONSEP PEMEROLEHAN BAHASA ANAK


karena dengan istilah ‘pemerolehan bahasa’ kita maksudkan ‘proses yang dilakukan oleh bawah umur mencapai sukses penguasaan yang lancar serta fasih terhadap bahasa ibu mereka.


Agar sanggup menemukan tata bahasa sesuatu bahasa maka kaidah-kaidah bagi semua kalimatnya haruslah disusun menurut sejumlah ucapan yang terbatas saja.


Perangkat kalimat yang diturunkan oleh suatu sistem kaidah itu ditentukan secara unik. Satu tata bahasa tidak sanggup menurunkan dua bahasa. Sebaliknya satu perangkat kalimat, satu bahasa tertentu, sanggup kalau kita menganggap kalimat-kalimat sebagai untaian-untaian kata-kata atau fonem-fonem yang mendasari urutan-urutan bunyi.


Sebelum anak berguru perihal bahasa orisinil atau bahasa ibu tentu saja bawah umur belum mempunyai suatu siasat yang matang yang memudahkannya menganalisis kalimat-kalimat sesuai dengan tata bahasa yang belum dipelajari.


Kemampuan ini hanyalah diciptakan oleh pengalaman linguistik selama masa berguru itu. Akan tetapi, sama halnya dengan ciri-ciri kesemestaan tata bahasa, maka salah satu dari bakat-bakat yang dibawa semenjak lahir sanggup berkembang secara wajar.


3. Cara mengetahui perkembangan bahasa


 


Peralihan dari keadaan pralinguistik ke suatu penguasaan bahasa terperinci melibatkan perkembangan siasat pendengar-pembicara di samping pemerolehan tata bahasa khusus.


Perkembangan kemampuan linguistik terjadi di dalam konteks umum perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak.


Memahami proses pemerolehan bahasa itu akan memberi kita pandangan yang lebih terperinci mengenai perkembangan kognitif bawah umur secara menyeluruh, sebaliknya pemahaman yang mantap terhadap pemerolehan bahasa haruslah menunggu pengertian yang lebih secama mengenai perkembangan kognitif umum.


Anak-anak menyebarkan kompetensi linguistik dalam pengertian bahwa ia menyebarkan citra intern tata bahasa dari bahasanya yang jadinya mengizinkannya untuk menciptakan jenis-jenis pertimbangan/keputusan linguistik yang sanggup dibentuk oleh orang dewasa, yaitu keputusan-keputusan mengenai ketatabahasaan, kedwibahasaan, parafrase, dan sebagainya.


Begitu bawah umur menyebarkan kompetensi linguistik, maka ia pun menyebarkan juga kemampuan-kemampuan performansi linguistik, yang mengizinkannya mengakibatkan pikiran-pikirannya sendiri menjadi ucapan-ucapan yang sanggup dipahami dan mengalihsandikan ujaran orang lain sehingga ia mencapai beberapa tingkat pemahaman.


Untuk menghindari kesalahfahaman, perlu dibedakan istilah bahasa ibu dari bahasa sang ibu bukan begitu. Bahasa ibu yaitu bahasa pertama yang dikuasai atau diperoleh anak.


 


4. APA ITU BAHASA IBU?


Bahasa ibu yaitu kesamaan untuk istilah Inggris native language. Sedangkan bahasa sang ibu yaitu bahasa yang digunakan oleh orang cukup umur pada waktu berbicara dengan anak yang sedang dalam proses memperoleh bahasa ibunya.


Misalnya bahasa anak yang umur 15 tahun ketika berbicara dengan adiknya yang berumur 2 tahun yaitu bahasa sang ibu juga. Istilah ini digunakan sebagai padanan istilah Inggris motherese, parentese, atau child directed speech.


5. CIRI-CIRI BAHASA IBU?


Bahasa sang ibu mempunyaI ciri-ciri khusus, yang meliputi, kalimatnya pendek-pendek, nada suaranya tinggi, intonasinya agak berlebihan, laju ujaran agak lambat, banyak pengulangan (redundansi), dan banyak menggunakan kata sapaan.


Ciri-ciri ini makin usang makin berkurang sesuai dengan perkembangan anak. Meskipun dengan landasan filosofis yang mungkin berbeda-beda, pada umumnya kebanyakan hebat sekarang berpandangan bahwa anak di mana pun juga memperoleh bahasa ibunya dengan menggunakan taktik yang sama.


Kesamaan ini tidak hanya dilandasi oleh biologi dan neurologi insan yang sama tetapi juga oleh pandangan mentalistik yang menyatakan bahwa anak telah dibekali dengan bekal kodrati pada ketika dilahirkan. Di samping itu, dalam bahasa juga terdapat konsep universal sehingga anak secara mental telah mengetahui kodrat-kodrat yang universal ini.


Bahasa mana dan wujudnya menyerupai apa ditentukan oleh input dari sekitarnya. Karena dalam bahasa ada tiga komponen, yakni fonologi, sintaksis, dan semantik.


7. BAHASA PERTAMA KALI SSEORANG ANAK


Sebelum anak sanggup mengucapkan kata, ia menggunakan cara lain untuk berkomunikasi, ia menggunakan tangis dan gestur (gerakan tangan, kaki, mata, mulut, dsb.).


Pada awalnya kita kesukaran memberi makna untuk tangis yang kita dengar tetapi usang kelamaan kita tahu pula akan adanya tangis-sakit, tangis-lapar, dan tangis-basah (pipis/eek).


Pada awal hidupnya anak menggunakan pula gestur menyerupai senyum dan juluran tangan untuk meminta sesuatu. Dengan cara-cara menyerupai ini anak bergotong-royong menggunakan “kalimat” yang protodeklaratif dan protoimperatif.

Macam kata yang dikuasai anak mengikuti prinsip sana dan kini.


Dengan demikian kata-kata apa yang akan diperoleh anak pada awal ujarannya ditentukan oleh lingkungannya. Pada anak orang terdidik yang tinggal di kota dan cukup untuk memebelikan majemuk mainan, buku gambar, dan di rumahnya terdapat alat-alat elektronik, orang tuanya juga mempunyai waktu untuk bergaul banyak dengan anaknya.


maka anak akan memperoleh kata-kata nomina (benda) menyerupai bola, anjing, kucing, beruang, radio, ikan, payung, sepatu, dsb. Untuk verba di samping yang umum menyerupai bubuk, maem, pipis, eek, juga akan diperoleh verba menyerupai nyopir, ngetik, jalan-jalan, belanja, dsb.


Pada anak petani di desa, apalagi yang agak terpencil, kata-kata menyerupai ini kecil kemungkinannya untuk dikuasai awal. Prinsip sini pada anak desa ini akan menciptakan ia menguasai kosakata sperti daun, rumput, cangkul, bebek, sapi, dsb.

Kata mempunyai jalur hierarki semantik. Perkutut Bangkok yaitu satu jenis perkutut, dan perkutut yaitu satu dari sekian banyak macam burung. Sementara itu, burung yaitu salah satu dari binatang, dan hewan yaitu salah satu wujud dari makhluk.


Dalam hal pemerolehan kata, anak tidak akan memperoleh kata yang kierarkinya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Anak akan mengambil apa yang dinamakan basic level category, yakni suatu kategori dasar yang tidak terlalu tinggi tetapi juga tidak terlalu rendah.


Dalam teladan hewan di atas, anak tidak akan mengambil hewan atau makhluk, ia juga tidak akan mengambil perkutut Bangkok atau perkutut. Dia akan mengambil kata yang dasar, yakni, burung. Tentu saja inputnya yaitu dari bahasa sang ibu, tetapi bahasa sang ibu juga mengikuti prinsip ini.


Dalam hal penentuan makna suatu kata, anak mengikuti prinsip-prinsip universal, salah satu diantaranya yaitu yang dinamakan overextension. Diperkenalkan dengan suatu konsep baru, anak cenderung untuk mengambil salah satu fitur dari konsep itu, kemudian menerapkannya pada konsep lain yang mempunyai fitur tersebut.


Contoh yang sering digunakan yaitu konsep perihal bulan-moon. Pada waktu anak diperkenalkan dengan kata bulan, ia mengambil fitur bentuk fisiknya, yakni bulan itu bundar. Fitur ini kemudian diterapkan pada segala macam benda yang bulat menyerupai camilan bagus ulang tahun, jam dinding, piring, dan abjad o.


Tiap kali terapannya itu ditolak, ia merevisi “definisi” ia perihal bulan hingga jadinya ia memperoleh makna yang sebenarnya. Di samping bentuk, ukuran juga bisa menjadi fitur yang diambil anak.


Dalam penguasaan makna kata anak menghadapi banyak hambatan alasannya kata mempunyai derajat kesukaran yang berbeda-beda. Pada umumnya, kata-kata yang kongkrit lebih gampang daripada yang abnormal dan karenanya lebih gampang serta lebih cepat diperoleh. Akan lebih mudahlah bagi anak untuk menguasai makna kata dingklik daripada agama.


Kata yang mempunyai pengertian relatif juga mengandung masalah. Kata menyerupai besar, misalnya, sangatlah relatif alasannya sangat tergantung pada referensinya. Seekor gajah yang kecil pastilah jauh lebih besar daripada seekor semut yang besar.


Kata paman memang sering digunakan oleh anak keluarga terdidik, tetapi apakah ia memahami makna kata itu? Apakah ia tahu bahwa paman itu yaitu adik dari ayah atau ibu? Begitu juga kata kakek, nenek, saudara sepupu, dsb.


Dari minggu-minggu pertama setelah lahir, anak mulai memperlihatkan niat komunikatifnya dengan antara lain tersenyum, menoleh bila dipanggil, menggapai bila diberi sesuatu, dan memperlihatkan sesuatu kepada orang lain. Setelah perkembangan biologisnya memungkinkan, anak mulai mewujudkan niat komunikatifnya dalam bentuk bunyi.


Semua ujaran yang dikeluarkan diarahkan untuk kepentingan ia sendiri, bukan untuk orang lain. Karena itulah pada awal hidupnya anak kelihatan egois dan egosentris. Mengenai pengembangan kemampuan percakapan, anak juga secara sedikit demi sedikit menguasai aturan-aturan yang ada.


Percakapan mempunyai struktur yang terdiri dari tiga komponen, yaitu pembukaan, giliran, dan penutup. Secara naluri, anak akan tahu kapan pembukaan percakapan itu terjadi. Bila orangtua menyapanya, itulah tanda bahwa percakapan akan mulai.


Begitu juga dari pihak anak, anak bisa memulai percakapan itu dengan menyapa atau melaksanakan sesuatu kepada orangtuanya, kakaknya, atau pembantunya.


Pada umumnya, ada dua proses yang terjadi ketika seorang anak sedang mmpperoleh bahasa pertamanya, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.


Proses kompetensi yaitu proses penguasaan tata bahasa yang berlangsung secara tidak disadari. Proses kompetensi ini menjadi syarat untuk terjadinya proses performansi yang terdiri dari dua buah proses, yakni proses pemahaman dan proses penerbitan atau proses menghasilkan kalimat-kalimat.


Proses pemahaman melibatkan kemampuan atau kepandaian mengamati atau kemampuan mempersepsi kalimat-kalimat yang didengar. Sedangkan penerbitan melibatkan kemampuan mengeluarkan atau menerbitkan kalimat-kalimat sendiri. Kedua jenis proses kompetensi ini apabila telah dikuasai oleh bawah umur akan menjadi kemampuan linguistik bawah umur itu.


Jadi, kemampuan linguistik terdiri dari kemampuan memahami dan kemampuan melahirkan atau menerbitkan kalimat-kalimat gres yang dalam linguistik transformasi generatif disebut perlakuan, atau pelaksanaan bahasa, atau performansi.


Hipotesis nuranni bahasa merupakan satu perkiraan yang menyatakan bahwa sebagian dari bahasa tidaklah dipelajari atau diperoleh tetapi ditentukan oleh fitur-fitur nurani yang khusus dari organisme manusia. Sedangkan hipotesis nurani prosedur menyatakan bahwa proses pemerolehan bahasa oleh insan ditentukan oleh perkembangan kognitif umum dan prosedur nurani umum yang berinteraksi dengan pengalaman.


Maka beda kedua hipotesis ini yaitu bahwa hipotesis nurani bahasa menekankan terdapatnya sesuatu “benda” nurani yang dibawa semenjak lahir yang khusus untuk bahasa dan berbahasa. Sedangkan hipotesis nurani prosedur terdapatnya suatu “benda” nurani berbentuk prosedur yang umum untuk semua kemampuan manusia. Bahasa dan berbahsa hanyalah sebagian saja dari yang umum.


Seorang bawah umur yang sedang memperoleh sistem bunyi bahsa ibunya, pada mulanya akan “mengucapkan” semua bunyi yang ada pada semua bahasa yang ada di dunia ini pada tahap berceloteh (babling period). Namun, orang bau tanah si anak itu hanya “memberikan” bunyi-bunyi yang ada dalam bahasa ibunya saja. Maka dengan demikian, si bayi hanya dilazimkan untuk menirukan bunyi-bunyi dari bahasa ibunya saja.


Lalu, si bayi akan menggabungkan bunyi-bunyi yang telah dilazimkan itu untuk menirukan ucapan orang tuanya. bila tiruannya itu betul atau mendekati ucapan yang sebenarnya, maka ia akan menerima “hadiah” dari ibunya berupa senyuman, tawa, ciuman, dan sebagainya.


Bisa dikatakan bahasa bawah umur itu berkembang setahap demi setahap, mulai dari bunyi, kata, frase, dan kalimat. Perkembangan kemampuan berbahasa selalu diperkukuh dengan hadiah-hadiah atau ganjaran-ganjaran, sehingga menjadi watak atau sikap pada bawah umur itu.


Menurut teori behaviorisme bahasa yaitu sekumpulan tabiat-tabiat atau perilaku-perilaku. Tabiat-tabiat menyerupai inilah yang ditulisakan pada “kertas kosong” tabularasa otak anak-anak.


Berdasarkan pandangan Piaget dalam kesemestaan kognitif rumusan tahap-tahap pemerolehan bahasa anak yaitu, yang pertama, bawah umur menentukan satu adonan bunyi pendek dari bunyi-bunyi yang didengarnya untuk memberikan satu pola aksi. Kedua, bila adonan bunyi-bunyi pendek ini dipahami, maka bawah umur itu akan menggunakan seri bunyi yang sama, tetapi dengan bentuk fonetik yang lebih akrab dengan fonetik orang dewasa, untuk memberikan pola-pola agresi yang sama, atau apabila pola agresi yang sama dilakukan oleh orang lain.


Pola agresi ini pada mulanya selalu mempunyai hubungan dengan bawah umur itu, dan di dalam pola agresi itu selalu terjalin unsur, yaitu agen, aksi, dan penderita. Ketiga, muncullah fungsi-fungsi tata bahasa yang pertama yaitu subjek-predikat, dan objek-aksi.


Daftar Rujukan

Buku:


• Chaer, Abdul. 2015. Psikolinguistik : Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta

• Dardjowidjojo, Soenjono. 2010. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

• Harley, Trevor A. 2001. The Psichology of Language From Data to Theory. New York: Psychology Press

• Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung : Angkasa

• Traxler, Matthew J. & Gernsbacher, Morton Ann. 2006. Handbook of Psycholinguistics: 2nd edition. USA: Academic Press



Sumber http://syahrulanam.com

0 Response to "✔ Serunya Dapat Tau Konsep Pemerolehan Bahasa Anak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel