iklan banner

✔ Cerita Perjalanan Hidup Dari R.A Kartini.

 


Kisah kehidupan R.A Kartini


Siapakah perempuan yang dijuluki ibu Kartini?


Siapakah perempuan yang dijuluki ibu Kartini ✔ Kisah perjalanan hidup dari R.A Kartini.


Kartini ialah seorang perempuan yang dikenal sebagai tokoh pendekar nasional di Indonesia. nama lain ia ialah Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau dikenal sebagai R.A Kartini, ia dikenal sebagai


salah satu pendekar nasional perempuan yang dikenal gigih memperjuangkan emansipasi perempuan indonesia kala ia hidup.


Biografi RA Kartini


Biografi RA Kartin Pahlawan  R.A Kartini, ia lahir pada tanggal 21 April tahun 1879 di Kota Jepara, dan ia wafat pada umur (25 tahun) di Rembang, Hindia Belanda pada, 17 September 1904  atau nama sesungguhnya sering kita sebut Raden Ayu Kartini, ia ialah seorang tokoh pendekar berasal dari pulau Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia, ia dikenal sebagai pencetus kebangkitan perempuan pribumi. Simak juga artikel tentang TEKS PIDATO TENTANG DISIPLIN KUNCI KESUKSESAN


Siapakah perempuan yang dijuluki ibu Kartini ✔ Kisah perjalanan hidup dari R.A Kartini.


Hari kelahiran  beliau itu lalu dikenang sebagai Hari Kartini  hari besar ini dipakai untuk menghormati jasa-jasa ia pada bangsa Indonesia. Nama lengkap Kartini adalah


Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat.


Peresmian Hari Kartini jatuh pada tanggal?


Pada tanggal 2 mei 1964 Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang lalu dikenal sebagai Hari Kartini.


Sejarah Kartini


Kisah hidup beliu lahir di tengah-tengah keluarga darah biru oleh lantaran itu ia memperoleh gelar R.A (Raden Ajeng)  yang diletakkan di depan namanya, gelar itu sendiri (Raden Ajeng) dipergunakan oleh Kartini sebelum ia menikah, namun jikalau sudah menikah maka gelar kebangsawanan yang dipergunakan ialah R.A (Raden Ayu) berdasarkan tradisi Jawa.



  1. Siapakah Ayah dari R.A kartini?


Ayah ia berjulukan R.M. Sosro ningrat, anak pria dari Pangeran Ario Tjondronegoro ke 4,beliau dulunya ialah seorang darah biru yang menjabat sebagai bupati kota Jepara, ia ini merupakan kakek dari R.A Kartini.


Karena Ayahnya R.A Kartini ialah R.M. Sosroningrat yang merupakan seorang yang terpandang lantaran posisinya kala itu sebagai bupati kota Jepara kala Kartini dilahirkan.



  1. Siapakah ibu dari R.A kartini?


Kartini lahir dari seorang Ibu yang berjulukan M.A. Ngasirah, ia ini merupakan anak seorang kiai atau guru agama di Telukawur, Kota Jepara. Kartini merupakan keturunan dari Sri Sultan Hamengkubuwono 4, bahkan ada yang menyampaikan bahwa garis keturunan ayahnya berasal dari kerajaan Majapahit.


M.A. Ngasirah sendiri bukan keturunan bangsawan, melainkan hanya rakyat biasa saja, oleh lantaran itu peraturan kolonial Belanda ketika itu mengharuskan seorang Bupati harus menikah dengan bangsawan. Ayah Kartini lalu mempersunting seorang perempuan berjulukan Raden Adjeng Woerjan yang merupakan seorang darah biru keturunan eksklusif dari Raja Madura.


Pemikiran Kartini


Surat-surat yang Kartini tulis berisi wacana pemikiran-pemikirannya yang menceritakan kondisi sosial ketika itu, terutama wacana kondisi perempuan pribumi. Surat-surat yang kartini tulis berisi keluhan dan somasi khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan.


Dalam suratnya kartini memberikan unek-uneknya biar perempuan mempunyai kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini juga menulis ide-ide dan cita-citanya, menyerupai yang tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semuanya atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).


Surat-surat yang Kartini tulis juga berisi wacana harapan-harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar, ketika perkenalannya dengan Estelle “Stella” Zeehandelaar, Kartini telah mengungkapkan keinginannya untuk menjadi kaum muda Eropa lantaran dulunya kaum hawa yang berada di indonesia sangat miris lantaran tidak mempunyai kebebasan mendapat pendidikan.


Kartini dalam suratnya yang dikirimkan ke temannya, Kartini menggambarkan penderitaan yang dialami oleh perempuan Jawa akhir kungkungan adat, yaitu tidak sanggup bebas duduk di dingklik sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan pria yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.


Surat-surat yang ditulis oleh Kartini sebagian besar banyak mengungkap wacana kendala-kendala yang harus dihadapi ketika bercita-cita ingin menjadi perempuan yang merdeka, menjadi perempuan Jawa yang lebih maju disegi pendidikannya.


Meski Kartini mempunyai seorang ayah yang tergolong darah biru dan maju, lantaran ayahnya telah menyekolahkan belum dewasa perempuannya meski hanya hingga umur 12 tahun, tetap saja pintu untuk ke sana tertutup.


Sebagai seoreng anak perempuan, Kartini sangat menyayangi ayahnya, namun ternyata rasa sayangnya terhadap sang ayah dengan tulus, tetapi alhasil rasa sayangnya kesannya juga menjadi hambatan besar dalam mewujudkan cita-citanya.


Sang ayah dalam surat juga diungkapkan sebagai orang yang sangat menyayangi Kartini. Beliau kesannya mengizinkan Kartini untuk berguru menjadi guru di Betawi, meski sebelumnya tak mengizinkan Kartini untuk melanjutkan studi ke Belanda ataupun untuk masuk sekolah kedokteran di Betawi.


Keinginan Kartini untuk melanjutkan pendidikan, terutama ia ingin melnjutkan pendidikannya ke Eropa, cita-citanya ini terungkap dalam surat-suratnya, dan beberapa sahabat penanya (penulis surat) mendukung dan berupaya mewujudkan keinginan Kartini tersebut.


Tetapi Kartini membatalkan keinginan yang hampir terwujud tersebut, terungkap adanya kekecewaan dari sahabat-sahabat penanya, Niat dan rencana untuk berguru ke Belanda tersebut kesannya beralih ke Betawi saja sehabis dinasihati oleh Nyonya Abendanon bahwa itulah yang terbaik bagi Kartini dan adiknya Rukmini.


Tahun 1903 ketika berusia sekitar 24 tahun, niat Kartini untuk melanjutkan studi menjadi guru di Betawi pun pupus,dalam sebuah surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini mengungkap bahwa dia tidak berniat lagi lantaran ia sudah akan menikah!


Karena Kartini sudah di pingit, alhasil kartini dihentikan lagi untuk keluar rumah hingga waktunya menikah, demi menghilangkan rasa bosan, suntuk didalam rumah, kartini menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca buku-buku ilmu pengetahuan.


Kesukaannya terhadap ilmu pengetahuan menjadikan rutinitas membaca macam-macam buku  bermetamorfosis Rutinitas harian, bahkan jikalau mengalami ketidak mengertian terhadap buku yang dibaca, Kartini tidak segan-segan untuk bertanaya kepada ayahnya.


Ketika menjelang hari pernikahannya, terdapat perubahan evaluasi Kartini terhadap soal moral Jawa, dan menjadikan Ia menjadi lebih toleran. Ia menganggap janji nikah akan membawa laba tersendiri dalam mewujudkan keinginan mendirikan sekolah bagi para perempuan kala itu.


Perubahan anutan Kartini ini menyiratkan bahwa dia sudah lebih menanggalkan egonya dan menjadi insan yang mengutamakan transendensi, bahwa ketika Kartini hampir mendapat impiannya untuk bersekolah di Betawi, dia lebih menentukan berkorban untuk mengikuti prinsip patriarki yang selama ini ditentangnya, yakni menikah dengan Adipati Rembang.


Dalam surat-suratnya, Kartini menyebutkan bahwa sang suami tidak hanya mendukung keinginannya untuk mendirikan dan mengembangkan sekolah bagi perempuan bumiputra, tetapi suaminya juga didukung biar Kartini sanggup menulis sebuah buku.


Beruntung R.A Kartini mempunyai suami yang mendukung cita-citanya, berkat kegigihan serta dukungannya suami Kartini mendirikan sekolah wanikta di membuatkan daerah, menyerupai Kota Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang Madiun, Cirebon,dsb. Sekolah Wanita itu sering di sebut dengan nama Sekolah Kartini.



Sumber http://syahrulanam.com

0 Response to "✔ Cerita Perjalanan Hidup Dari R.A Kartini."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel