Cara Mengatur Keuangan Keluarga Dan Perjuangan Bagi Perempuan Pengusaha
Sebagaimana halnya kaum pria, perempuan juga mempunyai hak yang sama, termasuk untuk menjadi pengusaha atau pebisnis atau entrepreneur. Menjadi perempuan pengusaha itu susah-susah gampang. Wanita pengusaha mempunyai tantangan lebih besar daripada laki-laki.
Seringkali perempuan yang terjun dalam bisnis tetap mempunyai kewajiban mengurus keluarga, termasuk menjadi “menteri keuangan rumah tangga” yang tugasnya mengelola keuangan keluarga. Di sisi lain mereka juga menjadi pemimpin dari sebuah organisasi bisnis.
Wanita pengusaha harus harus tahu cara mengatur keuangan keluarga dan keuangan bisnis dengan baik, biar keuangan keluarga dan keuangan bisnis tidak bercampur. Jika tidak bakir mengatur keuangan, baik keuangan perusahaan maupun keuangan keluarga, bukan untung yang datang, melainkan buntung yang menghampiri.
Tidak sedikit pengusaha perempuan yang bisnisnya merugi, bahkan sebagian diantaranya gulung tikar, jawaban tidak sanggup memisahkan antara uang bisnis dan uang rumah tangga.
Misalnya saja, seorang perempuan pengusaha furniture, bisnisnya bukan hanya sanggup mendongkrak pendapatan keluarga, namun bisnisnya juga berhasil melesat sukses. Namun dengan kesuksesan perjuangan tersebut, ia justru terdorong lebih konsumtif. Ia membeli kendaraan beroda empat mewah, handbag branded, banyak hal konsumtif lain yang bekerjsama tidak perlu dilakukan.
Hal ini merupakan situasi klasik yang simpel menghampiri pengusaha wanita. Kala pendapatan meningkat, pengeluaran serta merta ikut meningkat. Terus, apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara mengatur keuangan keluarga dan usaha?
Tips sederhana cara mengatur keuangan keluarga dan usaha:
1. Atur Modal
Sebelum memulai usaha, hitung dengan cermat modal yang diharapkan untuk memulai usaha. Jika hendak memakai uang keluarga untuk modal awal usaha, sebaiknya tetap menyisihkan uang kondusif untuk keluarga.
Sehingga sehabis diambil sebagai uang modal, uang keluarga tersebut masih kondusif untuk lima bulan ke depan. Sehingga roda keluarga tidak terganggu oleh roda bisnis. Juga pendapatan dari perjuangan tidak eksklusif dipakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2. Pisahkan Uang Fisik
Memisahkan uang keluarga dengan uang bisnis memang tidak mudah, namun demikian hal ini tetap harus dilakukan untuk kebaikan bersama. Sebaiknya Anda memisahkan secara fisik mana uang keluarga dan mana uang usaha, dengan menciptakan rekening yang berbeda. Untuk cash in hand juga harus disimpan dalam amplop/dompet/kantong yang berbeda pula.
3. Kontrol Diri
Wanita pengusaha harus punya kontrol diri yang berpengaruh sehingga tidak memakai uang keluarga untuk kepentingan bisnis. Dan juga sebaliknya tidak memakai uang perjuangan untuk kepentingan keluarga. Ini merupakan bab paling penting. Apalagi kalau perjuangan Anda masih belum besar, biasanya perjuangan kecil yang gres jalan, pemilik merasa belum perlu untuk membuka rekening tersendiri. Sekalipun rekening sudah terpisah, kalau tidak mempunyai kontrol diri yang kuat, bukan mustahil keuangan rumah tangga akan terpakai untuk kepentingan bisnis, dan sebaliknya.
4. Menggaji Diri Sendiri
Ini yang sering dilewatkan para pengusaha kecil dan menengah. Mereka tidak menggaji diri sendiri, melainkan mengambil keuntungan perusahaan untuk ‘hidup’. Sebagai pemilik sekaligus pengelola usaha, sebaiknya Anda melaksanakan sistem panggajian terhadap diri Anda sendiri. Gaji yang Anda terima tersebut merupakan biaya operasional perusahaan.
Sistem honor sanggup dengan sistem honor tetap, atau sanggup juga dengan sistem honor prosentase. Nah, kalau perjuangan sudah berada dalam kondisi stabil, selain gaji, Anda juga sanggup mengambil deviden dari keuntungan perjuangan pada selesai tahun buku. Namun, jangan semua deviden diambil semua. Idealnya keuntungan deviden yang diambil sebesar 10-20%. Sisanya sanggup dipakai untuk menyebarkan usaha. Juga sebagai cadangan perjuangan untuk mengantisipasi resiko perjuangan dan hal-hal yang tidak kita inginkan. Misalkan, penjualan menurun, pesanan bertambah sementara modal kurang, arus kas terganggu alasannya banyak piutang yang belum terbayar, serta resiko peristiwa alam.
5. Sewa Pihak Ketiga
Jika bisnis sudah stabil dan menawarkan keuntungan yang signifikan, ada baiknya Anda merekrut orang untuk mengurusi soal manajemen dan keuangan usaha. Hal ini dilakukan untuk menjamin keuangan keluarga dan keuangan perjuangan diatur dengan cara yang lebih baik. Dengan adanya orang yang Anda bayar untuk mengatur keuangan usaha, bukan hanya keuangan menjadi lebih terkontrol, namun Anda juga sanggup menjadi lebih leluasa dalam menyebarkan usaha.
Nah, Anda sanggup menjalankan tips-tips tersebut di atas sebagai bab dari seni manajemen pengelolaan keuangan. Ingat bahwa seni manajemen akan berjalan dengan baik apabila diterapkan dengan baik dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Semua tergantung pada Anda cara mengatur keuangan keluarga dan keuangan usaha, sehingga keduanya sanggup berjalan beriringan tidak saling mengganggu satu sama lain.
sumber gambar: forbes.com
Sumber https://www.pojokbisnis.com
0 Response to "Cara Mengatur Keuangan Keluarga Dan Perjuangan Bagi Perempuan Pengusaha"
Posting Komentar