iklan banner

Terlalu Memaksakan Diri Dalam Bisnis Sebabkan Hidup Berantakan

Semua orang punya ambisi untuk sukses dalam bisnisnya dan semua orang berusaha untuk mendapat ambisi tersebut dengan banyak sekali cara, namun sayangnya banyak yang salah jalan sehingga bukannya sukses yang mereka dapatkan namun hancurnya bangunan bisnis yang telah mereka berdiri mati-matian sebelumnya.


Alkisah saya mempunyai partner bisnis yang merupakan ajun bosnya di kantor, beliau orang yang sangat ulet, tekun, terpercaya dan bisa diandalkan sehingga bosnya sangat menyukai orang ini. Sejak awal beliau merupakan ajun si bos dan dari perjuangannya itu pula, bisnis bosnya perlahan namun niscaya bisa berkembang pesat.

Saya sendiri menjadi salah satu rekan bisnisnya dan awalnya saya sangat kagum dengan etos kerja yang dijalankan oleh orang ini. Dia sangat profesional dan siap membantu saya untuk berkembang di dalam bisnis tersebut.

Hampir 5 tahun sudah saya bekerja sama dengannya dalam suatu bisnis dan rasanya semua berjalan dengan baik dan tak ada duduk kasus berarti. Namun ternyata hidup tak pernah berjalan datar tanpa duduk kasus menyerupai yang dibayangkan.

Teman saya tersebut punya ambisi yang sangat besar untuk bisa membangun bisnisnya sendiri dan beliau mulai membuka banyak sekali jenis bisnis baru. Mulai dari warung kelontong yang isinya sangat lengkap, bisnis pengisian air minum, bisnis beras dan lain sebagainya yang dalam waktu singkat bisa berkembang sangat pesat.

Saya sebagai temannya tentu ikut bahagia dengan keberhasilan sahabat saya dalam membangun bisnisnya, beliau dengan cepat bisa berubah dari seorang karyawan biasa menjadi pemilik bisnis yang menciptakan banyak orang bertanya (kok bisa secepat itu?).

Keanehan mulai terjadi ketika di akhir-akhir waktu menjelang bulan ampunan beliau sering sekali menghubungi untuk meminjam uang, alasannya untuk stok produk atau apalah namun tak pernah saya berikan sama sekali alasannya ialah saya pikir itu sudah di luar kolaborasi kami sebagai rekan bisnis.

Dan puncaknya ialah ketika tiba-tiba saja kerjasama bisnis saya dengannya putus secara sepihak sedangkan saya masih ada sisa uang di akun kantor yang tak bisa saya gunakan sama sekali. Sejak ketika itu saya mulai mencium anyir ketidak beresan entah dari kantor atau dari sahabat saya itu.

Berusaha berbaik sangka, saya mencoba menghubungi sahabat saya dan kantornya untuk meminta penjelasan namun nyatanya mereka menacuhkan saya sampai menciptakan kesal. Pelayanan yang jelek itu pula yang balasannya menciptakan saya memutuskan untuk mencari rekan bisnis lain yang lebih baik lagi.

Hingga suatu sore datanglah utusan dari kantor yang tiba ke rumah untuk mengabarkan bahwa sahabat saya yang awalnya ialah ajun kantor menjelma musuh bersama alasannya ialah kelakuannya yang menyeleweng dan tidak bisa lagi dipercaya.

Usut punya usut ternyata sahabat saya membangun bisnisnya dengan cepat dari uang korupsi yang ia ambil dari setoran ke kantor dan jumlahnya terbilang sangat banyak sehingga mengakibatkan kantornya hampir kolaps dan melarat sehingga mereka terpaksa menghentikan kerjasama sepihak tanpa menunjukkan kembalian saldo uang saya dan beberapa rekan bisnis lainnya.

Kaget pake banget sehabis mendengar gosip itu alasannya ialah saya pikir sahabat saya ialah orang terpercaya namun ia berubah dalam waktu singkat menjadi musuh bersama yang mengakibatkan uang kami hilang dan bisnis berantakan.

Dia terlalu terburu-buru untuk sukses!

Dengan modal yang pas-pasan, beliau mencoba membangun banyak bisnis tanpa punya investor dan entah darimana modalnya sehingga mengakibatkan uang yang bukan haknya diambil untuk membangun bisnisnya. Akhirnya semua bisnis yang ia berdiri malah menjadi boomerang baginya alasannya ialah dari modalnya saja sudah tidak beres.

Andaikan sahabat saya tidak melaksanakan kecurangan pastinya beliau masih tetap menjadi ajun di kantornya dan bisa punya bisnis yang berjalan perlahan dengan uang pas-pasan namun menciptakan hidup tenang. Jika sudah begini jalannya, sahabat saya kehilangan pekerjaan dan bisnisnya yang masih labil hancur perlahan dengan orang-orang mengejarnya alasannya ialah uang mereka hilang.

Saya percaya semua yang saya temui niscaya sebuah pelajaran!

Pernah saya berfikir untuk punya bisnis yang besar dengan cara instan, namun saya galau dengan modal dan penangannnya. Melihat bisnis yang jalannya perlahan tentu saja ada rasa greget dan tak sabar, namun saya lebih takut dengan resiko yang mungkin timbul kalau saya memaksakan kemampuan yang alakadarnya.

Seperti yang sahabat saya alami ketika ini, dengan hilangnya kepercayaan, hilangnya pekerjaan dan datangnya banyak sekali duduk kasus yang timbul, saya mendapat pelajaran bahwa sesuatu yang instan memang tidaklah baik dan menjadikan efek yang berbahaya bagi hidup.

Sumber http://wirausahakan.blogspot.com

0 Response to "Terlalu Memaksakan Diri Dalam Bisnis Sebabkan Hidup Berantakan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel