iklan banner

Skripsi Pgsd Keefektifan Taktik Card Sort Dalam Pembelajaran Ips Kelas Iii

(KODE : PENDPGSD-0037) : SKRIPSI PGSD KEEFEKTIFAN STRATEGI CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS III

 SKRIPSI PGSD KEEFEKTIFAN STRATEGI CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS III SKRIPSI PGSD KEEFEKTIFAN STRATEGI CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS III

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya insan (SDM) dalam menjalani keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Pendidikan juga merupakan sebuah proses penting dalam kehidupan manusia, sebab melalui proses ini insan dibuat dan dilahirkan sebagai seorang insan yang utuh dan sebenarnya. Menurut Munib, dkk (2011 : 34), pendidikan yakni perjuangan sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk menghipnotis siswa biar mempunyai sifat dan watak sesuai dengan harapan pendidikan.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1 pengertian pendidikan yaitu sebagai berikut : 
“Pendidikan yakni perjuangan sadar dan terpola untuk mewujudkan suasana mencar ilmu dan proses pembelajaran biar peserta didik secara aktif menyebarkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, moral mulia, serta keterampilan yang diharapkan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.
Tujuan yang ingin dicapai sehabis seseorang memperoleh pendidikan yaitu adanya perubahan dalam diri orang tersebut ke arah yang lebih baik seperti, dari belum tahu menjadi tahu dan yang sebelumnya tidak mempunyai keterampilan kemudian mempunyai keterampilan. Dalam Bab II Pasal 3 Undang-Undang tersebut, dinyatakan bahwa : 
Pendidikan nasional berfungsi untuk menyebarkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik biar menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, pemerintah secara sedikit demi sedikit berusaha meningkatkan kualitas pendidikan pada setiap jenjang pendidikan. Salah satu perjuangan yang dilakukan yaitu dengan dicanangkannya acara wajib mencar ilmu 9 tahun. Program tersebut ditempuh pada jenjang pendidikan dasar, yaitu SD (SD) dan SMP (SMP). Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Bab X Pasal 37 Ayat 1 dinyatakan bahwa "pendidikan dasar berbentuk SD (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta SMP (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat". Untuk mewujudkan pendidikan wajib mencar ilmu 9 tahun yang berkualitas, pemerintah memilih standar pelaksanaan pendidikan yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 perihal Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, yang menyatakan bahwa : 
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memperlihatkan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk setiap satuan pendidikan melaksanakan perencanaan pembelajaran, serta evaluasi proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Berdasarkan Permendikbud tersebut, pembelajaran harus dilakukan dengan efektif dan efisien guna mencapai hasil mencar ilmu yang optimal sesuai dengan kurikulum. Pada jenjang pendidikan dasar khususnya Sekolah Dasar, kurikulum yang dipakai yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dipakai untuk mengatur proses pendidikan dan kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat beberapa mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa di tingkat Sekolah Dasar, salah satunya yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji beberapa disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar insan yang dikemas secara ilmiah. Menurut Nasution (1975) dalam Soewarso dan Widiarto (2009 : 2), IPS yakni suatu acara pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan insan dalam lingkungan fisik maupun dalam lingkungan sosialnya, dan yang bahannya diambil dari aneka macam ilmu-ilmu sosial mencakup geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dan psikologi sosial. Kajian IPS yaitu perihal hubungan antarmanusia. Latar telaahnya yaitu kehidupan konkret insan (Soewarso, 2013 : 3). Menurut Barth dan Shemis (1980) dalam Soewarso (2013 : 3), hal-hal yang dikaji dalam IPS yaitu : (1) pengetahuan, (2) pengolahan informasi, (3) telaah nilai dan keyakinan, dan (4) tugas serta dalam kehidupan. Keempat butir materi mencar ilmu tersebut menjadi jalan bagi pencapaian tujuan IPS. Menurut Sumaatmaja (2006) dalam Gunawan (2013 : 18), "tujuan Pendidikan IPS yaitu membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang mempunyai pengetahuan, dan kepedulian sosial yang berkhasiat bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara".
IPS juga merupakan ilmu sosial yang sangat penting untuk bekal dalam bermasyarakat, sehingga bisa membuat kehidupan yang serasi. Melalui pendidikan IPS di sekolah, diharapkan sanggup membekali siswa dengan pengetahuan dan wawasan perihal konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, mempunyai kepekaan dan kesadaran terhadap duduk kasus sosial di lingkungannya serta bisa memecahkan duduk kasus sosial dengan baik, sehingga pada jadinya siswa yang mencar ilmu IPS sanggup terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Namun, dalam proses pembelajaran dalam kelas sering kali ditemui beberapa kendala, baik dari faktor guru, siswa, maupun sarana dan prasarana yang kurang mendukung di sekolah. Hal ini menyebabkan tujuan proses pembelajaran tercapai kurang maksimal.
Keadaan yang demikian juga terjadi dalam proses pembelajaran IPS di kelas III SD Negeri X. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III, diperoleh keterangan bahwa selama ini guru masih memakai model pembelajaran konvensional, dimana acara kelas cenderung berpusat pada guru. Dalam proses pembelajarannya guru sangat mendominasi kelas, sedangkan siswa lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan klarifikasi guru, sehingga siswa cenderung bosan ketika proses pembelajaran yang berakibat hasil mencar ilmu menurun. Hal inilah yang membuat rata-rata nilai UAS IPS di SD Negeri X masih rendah. Dari 26 siswa kelas III, terdapat 10 siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 65. Dengan kata lain, hanya sekitar 61% siswa yang melampaui KKM.
Memperhatikan permasalahan di atas, perlu adanya solusi untuk menuntaskan duduk kasus pembelajaran di kelas tersebut. Dalam hal ini, guru sanggup melaksanakan suatu penemuan gres terhadap pembelajarannya. Agar pembelajaran IPS terealisasi dengan baik, sedapat mungkin guru harus bisa membangkitkan minat mencar ilmu pada anak didiknya dengan memakai seni administrasi pembelajaran yang disukai siswa. Menurut Sumantri dan Syaodih (2007 : 6.3-4), karakteristik siswa pada usia sekolah dasar masih bahagia bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, dan bahagia merasakan/memperagakan sesuatu secara langsung. Melihat perkembangan anak usia SD yang masih bahagia dalam bermain, guru hendaknya merancang seni administrasi pembelajaran yang melibatkan anak untuk aktif. Dalam hal ini, guru sanggup menerapkan pembelajaran aktif dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk mencar ilmu secara aktif. Dalam hal ini, yang mendominasi kegiatan pembelajaran yaitu siswa, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator saja. Salah satu seni administrasi pembelajaran aktif yang sanggup diterapkan dalam pembelajaran IPS yaitu seni administrasi card sort. 
Sebelumnya, seni administrasi card sort telah diterapkan dalam pembelajaran pada jenjang sekolah dasar yang dilaksanakan oleh Widyawati (2012) dari Fakultas Ilmu Pendidikan STAIN Salatiga dengan judul "PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE CARD SORT PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PENINGGALAN SEJARAH DARI MASA HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA KELAS V DI MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013". Hasil penelitiannya memperlihatkan bahwa proses pembelajaran yang menerapkan seni administrasi card sort lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Hal tersebut dilihat dari rata-rata hasil tes formatif pada setiap siklus. Pada pra-siklus yaitu 48, siklus I menjadi 52, siklus II menjadi 58,67, dan siklus III menjadi 71,33. Hasil tersebut menjadi bukti empiris terhadap penerapan seni administrasi card sort di kelas untuk menuntaskan masalah-masalah pembelajaran.
Kajian empiris di atas, menjadi landasan peneliti untuk menguji keefektifan seni administrasi card sort dalam pembelajaran IPS pada kelas III SD Negeri X. Strategi card sort merupakan seni administrasi pembelajaran yang berisi kegiatan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta perihal objek, atau mereview informasi. Strategi card sort merupakan sebuah seni administrasi pembelajaran yang membantu siswa untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan perilaku secara aktif serta menjadikan mencar ilmu tidak terlupakan. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang didalamnya terdapat nuansa bermain (Zaini, Munthe, dan Aryani, 2008 : 50). Penerapan seni administrasi card sort dalam proses pembelajaran diharapkan tidaklah menjemukan, sebab seni administrasi ini berpusat pada siswa, sehingga menuntut siswa untuk lebih aktif dan guru sebagai fasilitator saja. Gerakan fisik yang mayoritas dalam seni administrasi ini sanggup membantu mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan, sehingga sanggup membuat siswa tidak jenuh selama mengikuti pembelajaran IPS. Selain itu, penerapan seni administrasi pembelajaran ini juga diharapkan siswa akan merasa nyaman dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, materi yang disampaikan guru akan gampang diterima oleh siswa. Kemudahan dan kesesuaian penerimaan materi bimbing yang disampaikan oleh guru akan menjadikan prestasi baik akademik maupun interaksi dengan masyarakat sanggup diraih.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti berminat untuk mengadakan penelitian eksperimen dengan judul "KEEFEKTIFAN STRATEGI CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR NEGERI X”.


Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com

0 Response to "Skripsi Pgsd Keefektifan Taktik Card Sort Dalam Pembelajaran Ips Kelas Iii"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel