iklan banner

Skripsi Pgsd Implementasi Evaluasi Autentik Dalam Kurikulum 2013 Di Kelas V

(KODE : PENDPGSD-0048) : SKRIPSI PGSD IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013 DI KELAS V

 SKRIPSI PGSD IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM  SKRIPSI PGSD IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013 DI KELAS V

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mengalami perkembangan terus-menerus seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan pendidikan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya yaitu perkembangan kebutuhan masyarakat baik masyarakat lokal maupun masyarakat global dan perkembangan ilmu mengenai pendidikan itu sendiri. Perubahan kebutuhan masyarakat merupakan dampak dari perkembangan peradaban manusia, tidak bisa dipungkiri kehidupan sosial dan teknologi sangat kuat terhadap dunia pendidikan ketika ini. Selain hal tersebut, tokoh-tokoh dan juga pakar pendidikan juga mempunyai andil yang besar dalam perkembangan dunia pendidikan, inovasi-inovasi pendidikan semakin berkembang pesat dan memperkaya kazanah keilmuan dalam dunia pendidikan. Perkembangan-perkembangan tersebut yang kesudahannya mempengaruhi arah atau tujuan yang ingin dicapai dari suatu pendidikan. 
Pada hakikatnya tujuan dari pendidikan yaitu membuat seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga mempunyai pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu harapan yang dibutuhkan dan bisa mengikuti keadaan secara cepat dan sempurna di dalam banyak sekali lingkungan. Arti penting dari diselenggarakannya pendidikan itu sendiri yaitu untuk memperbaiki kualitas insan semoga lebih baik dalam segala aspek kehidupan. 
Di Indonesia pendidikan diselenggarakan untuk mewujudkan salah satu tujuan dari negara ini yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah semenjak zaman pasca kemerdekaan hingga dengan pemerintahan ketika ini mencoba untuk mewujudkan hal tersebut dengan terus menerus memperbaiki dan meningkatkan proses dalam penyelenggaraan pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan selalu menyebarkan dan memperbaiki kurikulum pendidikan. Seperti yang kita ketahui kurikulum merupakan contoh dasar dalam penyelenggaraan pendidikan oleh alasannya itu kurikulum mempunyai tugas besar dalam tercapai atau tidaknya suatu tujuan pendidikan. Pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan penyelenggara negara berperan besar dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Salah satu kebijakan yang ketika ini menjadi gosip hangat yaitu diterapkannya kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini merupakan perkembangan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Terdapat beberapa perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 merupakan kurikulum dengan berbasis kompetensi dan huruf khususnya untuk sekolah dasar. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi dan menekankan pada pengembangan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat penerima didik, semoga sanggup melaksanakan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. Perbedaan lain yang nampak yaitu sistem integrasi pada semua mapel memakai tema serta sistem penilaian yang dipakai yaitu penilaian autentik. Sistem tematik integratif pada KTSP hanya dilaksanakan untuk kelas I, II, dan III dan dalam kurikulum terbaru ini sistem ini dipakai untuk semua kelas yaitu kelas I-VI. 
Proses pembelajaran menjadi bab terpenting pembaharuan dalam Kurikulum 2013, yaitu proses pembelajaran yang menempatkan penerima didik sebagai pemeran utama dan harus aktif. Pembelajaran yang aktif serta berbasis kompetensi dan huruf dibutuhkan siswa tidak perlu menghafal lagi dalam menguasai kompetensi yang dibutuhkan tapi kompetensi tersebut akan dikuasai melalui pengalaman pribadi ketika pembelajaran. 
Selain menekankan pada proses pembelajaran, proses penilaian juga menjadi titik berat dalam kurikulum ini. Kurikulum 2013 memakai penilaian autentik. Penilaian autentik yaitu penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai sikap, pengetahuan dan keterampilan penerima didik. Penilaian autentik dibutuhkan bisa menggambarkan secara utuh mengenai kondisi penerima didik yang sesungguhnya dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Menurut Wiggins dalam Abdul Majid (2014 : 73), beropini bahwa metode penilaian tradisional untuk mengukur prestasi, menyerupai tes pilihan ganda, benar/salah, menjodohkan dan Iain-lain dianggap telah gagal mengetahui kinerja penerima didik yang sesungguhnya. Melihat kekurangan tersebut, dalam kurikulum ini mengadopsi penilaian autentik semoga diperoleh citra kondisi penerima didik yang bekerjsama untuk dipakai sebagai refleksi acara pembelajaran yang telah dilaksanakan maupun sebagai sarana pertanggungjawaban kepada pihak intern serta ekstern sekolah. 
Penilaian autentik dilaksanakan selama proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian kompetensi siswa, tidak hanya pada aspek pengetahuan saja namun juga pada aspek perilaku dan keterampilan, oleh lantaran itu dalam pelaksanaan penilaian autentik pendidik dituntut untuk cermat, teliti, serta objektif sehingga nilai yang dihasilkan memakai penilaian autentik ini benar-benar representatif dan autentik menggambarkan keadaan siswa yang sebenarnya. Hasil penilaian yang baik akan memudahkan banyak sekali pihak baik pihak intern maupun ekstern sekolah untuk mengadakan acara refleksi dan penilaian sehingga kualitas pendidikan akan semakin meningkat dengan kualitas penilaian tersebut. 
Pelaksanaan penilaian autentik di sekolah dasar tidak lepas dari tugas penting guru itu sendiri. Dalam penilaian autentik guru mempunyai tugas sebagai pengembang atau perencana instrumen penilaian dan penilaian sekaligus sebagai pelaksana. Kemampuan menilai dan mengevaluasi merupakan salah satu bab dari kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh guru. 
Pelaksanaan penilaian autentik ditemukan beberapa permasalahan berkaitan dalam pengimplementasian nya khususnya di sekolah dasar. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Z guru kelas IV di SD X yang juga sudah menerapkan Kurikulum 2013, dia menjelaskan beberapa permasalahan yang dialami ketika melaksanakan penilaian autentik yaitu yang pertama yaitu dalam penilaian autentik terlalu banyak komponen-komponen (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) yang harus diperhatikan secara bersamaan sehingga menyulitkan guru, selanjutnya yang kedua yaitu penilaian perilaku yang menuntut pengamatan secara detail dengan jumlah siswa yang banyak sehingga guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan penilaian. Berdasarkan hasil wawancara juga didapatkan informasi bahwa penilaian autentik menjadi kesulitan tersendiri bagi guru-guru dalam penerapannya. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SD X Bapak J dalam wawancara yang menyatakan salah satu kesulitan di dalam penerapan kurikulum 2013 yaitu penilaian autentik. 
SDN X merupakan salah satu sekolah dasar yang menerapkan kurikulum 2013 ini, namun berbeda dengan sekolah dasar lain yang gres menerapkannya pada kelas I dan kelas IV, SDN X sudah melaksanakannya di semua kelas semenjak tahun 2013 dan dijadikan sebagai SD percontohan untuk penerapan Kurikulum 2013. Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN X didukung dengan adanya guru yang jago dan profesional hal tersebut terbukti dengan adanya guru yang menjadi pelatih untuk Kurikulum 2013. Kelas VB SDN X merupakan kelas yang diampu oleh guru yang menjadi pelatih nasional untuk Kurikulum 2013 sehingga secara formal pelaksanaan kurikulum 2013 khususnya dalam penilaian autentik di kelas tersebut sangat terbantu oleh kualitas tenaga pendidiknya. 
Mengingat akan pentingnya permasalahan tersebut dan melihat potensi yang ada maka perlu dilakukan kajian dengan melaksanakan penelitian dengan judul "IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013 DI KELAS V SDN X". 

Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com

0 Response to "Skripsi Pgsd Implementasi Evaluasi Autentik Dalam Kurikulum 2013 Di Kelas V"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel