Skripsi Pgsd Asesmen Pembelajaran Ips Kelas V
(KODE : PENDPGSD-0031) : SKRIPSI ASESMEN PEMBELAJARAN IPS KELAS V
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ihwal Standar Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa standar pendidikan nasional meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Standar penilaian diatur dalam Permendiknas nomor 20 tahun 2007 ihwal Standar Penilaian Pendidikan untuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Standar penilaian pendidikan yaitu standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil berguru akseptor didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil berguru akseptor didik meliputi : penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan selesai semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak sanggup dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran. Poerwanti (2008 : 1-3) menyebutkan bahwa asesmen pembelajaran merupakan serpihan integral dari keseluruhan proses pembelajaran dan harus dilakukan pengajar sepanjang rentang waktu berlangsungnya proses pembelajaran. Asesmen dalam pembelajaran diharapkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan agenda pembelajaran, kendala yang terjadi dalam pelaksanaan agenda pembelajaran, serta penyusunan planning untuk memperbaiki agenda pembelajaran.
Asesmen pembelajaran merupakan acara sistematik untuk memperoleh informasi ihwal apa yang diketahui, dilakukan dan dikerjakan oleh akseptor didik (Rifa'i dan Anni 2012 : 215). Kegiatan penilaian merupakan acara untuk mengungkapkan sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah sanggup dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil berguru sehabis mereka menempuh pengalaman berguru (Sudjana 2014 : 2). Tujuan instruksional merupakan perubahan tingkah laris yang diinginkan pada diri siswa.
Asesmen dilakukan secara komprehensif untuk melihat perkembangan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Agar sanggup dilakukan secara menyeluruh, penilaian perlu dilakukan dengan memakai banyak sekali metode. Metode dan alat asesmen meliputi : observasi, asesmen sanggup bangkit diatas kaki sendiri oleh akseptor didik, kiprah praktik harian, hasil pekerjaan akseptor didik, tes tertulis, skala penilaian, proyek, laporan tertulis, review kinerja, dan asesmen portofolio (Rifa'i dan Anni 2012 : 216).
Ngadip (2010 : 2) untuk mengukur kadar ketercapaian kurikulum di jenjang sekolah, khususnya yang meliputi tujuan dan isi, penilaian terhadap capaian hasil pembelajaran harus dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, kemampuan melaksanakan asesmen merupakan kemampuan yang mutlak dimiliki bagi setiap tenaga pendidik, tetapi pelaksanaan asesmen pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian besar tenaga pendidik masih belum sesuai dengan kebijakan sistem penilaian yang telah ditetapkan.
Sejalan dengan hasil Ujian Kompetensi Guru (UKG) pada tahun 2015 bahwa rata-rata UKG nasional 53,02, dari rata-rata sasaran minimal nilai di angka 55. Selain itu, hasil survei dalam Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bahwa pada umumnya guru melaksanakan penilaian memakai alat-alat penilaian yang masih konvensional yaitu tes tertulis. Tes yang dipakai belum bisa mengukur aspek kognitif pada taraf yang lebih tinggi. Penggunaan bentuk tes tersebut disebabkan oleh pemahaman materi IPS yang kurang tepat. Materi IPS dipahami sebagai materi hafalan dan tes yang dipakai pun lebih menekankan pada hafalan (Balitbang Puskurnas 2007 : 6-7).
Peneliti menemukan bahwa hasil UKG dan persoalan penilaian tersebut juga tercermin pada persoalan pelaksanaan asesmen pembelajaran oleh guru di UPTD Kecamatan X. Berdasarkan hasil wawancara dengan lima guru kelas di SD Negeri yang ada di UPTD Kecamatan X, pelaksanaan asesmen pembelajaran masih belum sesuai dengan kebijakan penilaian pembelajaran yang berlaku. Asesmen yang dilakukan oleh guru belum dilakukan secara menyeluruh terhadap semua domain hasil berguru akseptor didik. Pelaksanaan asesmen pembelajaran di kelas masih terbatas pada penilaian kognitif. Salah satu penyebab persoalan ini yaitu perencanaan pembelajaran yang kurang sesuai dengan standar proses pendidikan. Penilaian dalam perencanaan pembelajaran belum dirancang sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.
Guru beropini bahwa penilaian yang paling gampang dilakukan yaitu penilaian terhadap aspek kognitif. Penilaian kognitif meliputi ulangan harian serta tugas/PR. Sedangkan penilaian terhadap aspek sikap masih belum nampak. Guru mengungkapkan bahwa penilaian sikap kurang ditekankan dalam KTSP, sehingga cukup dilakukan dengan pengamatan pada selesai semester. Seharusnya, sikap sebagai perubahan sikap yang diinginkan sehabis siswa mendapat pengalaman berguru harus diamati dan dievaluasi dalam setiap acara berguru mengajar. Terlebih untuk mata pelajaran PKn dan IPS yang menekankan pada pembentukan sikap/ abjad siswa. Penilaian keterampilan dilakukan terbatas pada mapel yang membutuhkan tes praktik ibarat Bahasa Indonesia, SBK dan IPA. Sedangkan penilaian keterampilan terhadap mapel IPS belum dilaksanakan dengan saksama.
Berdasarkan data dokumen yang ditemukan, sebagian besar guru belum mempunyai kelengkapan manajemen asesmen pembelajaran. Berbagai manajemen tersebut antara lain buku daftar nilai siswa, analisis soal, pengayaan, remedial, KKM, serta bank soal. Bank soal dibentuk oleh guru dan juga diambil dari buku paket dan LKS. Meskipun demikian, kisi- kisi dalam penyusunan soal belum disusun sesuai dengan tujuan instruksional yang diharapkan dari acara berguru mengajar.
Berdasarkan pemaparan ihwal permasalahan tersebut, peneliti ingin mengetahui citra yang lebih luas mengenai permasalahan asesmen pembelajaran di sekolah dasar dengan melaksanakan studi deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian dasar yang diharapkan sanggup dijadikan sebagai langkah awal untuk memperbaiki asesmen pembelajaran di sekolah dasar. Penelitian yang mendukung dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Esther Obiageli Okobia tahun 2015 dengan judul "The Investigation of Evaluation Techniques Used by Social Studies Teachers in Junior Secondary Schools in Edo State, Nigeria".
The result revealed that majority of the social studies teachers were not using the appropriate evaluation techniques in social studies classrooms. Findings from the classroom observation revealed that evaluation of students were predominantly in the area of cognitive domain which requires students to regurgitate memorized knowledge.
Hasil penelitian ini menawarkan bahwa sebagian besar guru mata pelajaran IPS tidak memakai teknik penilaian yang sempurna pada kelas IPS. Hasil temuan observasi di dalam kelas menawarkan bahwa penilaian terhadap siswa lebih lebih banyak didominasi pada aspek kognitif yang membutuhkan siswa untuk mengeluarkan pengetahuan ingatan.
Berdasarkan latar belakang persoalan tersebut, peneliti akan mengkaji persoalan tersebut dengan melaksanakan penelitian deskriptif dengan judul ASESMEN PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI GUGUS X.
0 Response to "Skripsi Pgsd Asesmen Pembelajaran Ips Kelas V"
Posting Komentar