iklan banner

Skripsi Pengembangan Materi Didik Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Bahan-Bahan Makanan (Kelas Iv)

(KODE : PENDPGSD-0024) : SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BAHAN-BAHAN MAKANAN (KELAS IV)

 SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM  SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BAHAN-BAHAN MAKANAN (KELAS IV)

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk mencetak bawah umur bangsa lebih berkualitas dan bermartabat. Pendidikan yang baik ketika ini yaitu suatu sistem pendidikan yang bisa menghasilkan sumber daya insan yang seimbang antara segi intelektual dengan segi moralitas (Suwija, 2012 : 67). Hal tersebut dibuktikan dengan fungsi pendidikan nasional dalam UU No. 20 tahun 2003 wacana sistem pendidikan nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa "pendidikan nasional memiliki fungi untuk menyebarkan kemampuan dan membentuk tabiat serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa". Hal tersebut menjelaskan bahwa setiap am pendidikan yang disusun pemerintah harus terpadu dan sistematis semoga sanggup membentuk atau membangun abjad yang baik dalam masyarakat.
Program pendidikan yang diadakan oleh pemerintah yaitu dengan mengadakan acara kegiatan berguru mengajar di sekolah. Belajar merupakan salah suatu kegiatan sadar untuk memperoleh pengetahuan dan membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik. Proses berguru mengajar sanggup dikatakan berjalan dengan baik, pemerintah harus memerlukan suatu alat yaitu kurikulum. Kurikulum itu sendiri bersifat dinamis yang berarti kurikulum akan selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, masyarakat yang terus berkembang serta kemajuan ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi (Hamalik, 2007 : 4). Tujuan dengan adanya perubahan tersebut, dibutuhkan akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik lagi dan sanggup menghadapi segala tantangan zaman.
Oleh alasannya itu, pemerintah sedang mengupayakan perubahan Kurikulum dari Kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Perubahan kurikulum ini dibutuhkan semoga para guru bisa menyebarkan pembelajaran yang terintegrasi dan bisa membangun karakter-karakter yang dimiliki oleh para siswa secara maksimal. Pembelajaran tematik integratif itu sendiri merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa kompetensi dan mata pelajaran ke dalam aneka macam tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran dalam satu kali pertemuan. (Mendikbud, 2013 : 197). 
Selain itu, semua kegiatan berguru mengajar siswa mengajar siswa memakai pendekatan sains. Aspek-aspek yang dilihat dari pendekatan sains dalam pembelajaran yaitu ibarat mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, serta mencipta (Hidayat, 2013 : 21). Oleh alasannya itu, semoga semua aspek yang dibutuhkan sanggup terlihat, maka pada kurikulum 2013 ini, pemerintah memakai evaluasi otentik untuk menilai segala acara berguru yang dilakukan oleh siswa. Penilaian otentik merupakan suatu bentuk penugasan yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia kasatmata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi ilmu pengetahuan serta keterampilan (Nurgiyantoro, 2011 : 25). 
Penilaian tersebut juga didukung dengan pendapat Adisusilo (2012 : 98), bahwa "pembelajaran yang baik yaitu adanya pementingan pada perjuangan membantu siswa semoga bisa mempelajari suatu hal, bukan ditekankan pada seberapa banyak informasi yang didapat pada tamat pembelajaran." Kaprikornus guru tidak hanya menilai hasil penguasaan pengetahuan yang didapat siswa saja, melainkan guru menilai semua acara proses berguru siswa dari awal hingga tamat pembelajaran. Penilaian juga melihat dari semua segi, baik itu dari segi penguasaan pengetahuan dan keterampilan, serta sanggup diakumulasikan menjadi satu nilai pada lembar evaluasi portofolio.
Pembelajaran yang dilaksanakan harus mengacu pada kurikulum, terutama materi didik yang akan dipakai untuk mengajar tidak melenceng dari tujuan kurikulum itu sendiri. Bahan didik sangat berperan penting dalam proses berguru mengajar. Pemilihan maupun pengembangan materi didik yang sesuai dengan tuntutan tujuan pembelajaran sanggup memotivasi siswa dengan menarik stimulus perhatian siswa, keterampilan kinerja serta pembentukan perilaku dalam memahami materi pembelajaran (Trianto, 2012 : 88). 
Bahan didik yang sudah ada juga harus bisa dikembangkan secara maksimal oleh guru, sehingga proses berguru mengajar dibutuhkan sanggup berpusat pada siswa bukan malah berpusat pada guru. Namun materi didik yang sudah disediakan oleh pemerintah masih ada beberapa kekurangan. Sebaiknya di sini guru harus bisa menyebarkan materi didik yang sudah ada dengan menyesuaikan keadaan lingkungan sekolahan serta karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh para siswa yang diajar, sehingga semua kemampuan yang dimiliki siswa sanggup berkembang secara maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV, ketika peneliti bertanya wacana pertanyaan sejauh mana pemahaman Ibu terhadap Kurikulum 2013? Beliau menjawab, "Saya belum begitu paham dan mengerti Kurikulum 2013 lantaran masih terbilang gres dan materi didik yang tersedia masih dalam tahap proses penyelesaian" 
Rangkuman dari semua pertanyaan yang peneliti tanyakan sanggup diambil kesimpulan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam penerapan Kurikulum 2013, lantaran guru masih belum begitu paham dan Kurikulum 2013 masih terbilang baru. Hal tersebut juga didukung dengan masih terlalu sederhananya materi didik yang sudah dibentuk oleh pemerintah. Bahan didik yang tersedia dinilai masih terlalu sederhana, lantaran masih dalam tahap proses pematangan oleh pihak pemerintah.
Bahan didik dikatakan terlalu sederhana, lantaran materi yang disajikan dalam materi didik belum berbobot dan masih terlalu ringkas. Materi yang terlalu ringkas ini, menimbulkan kesulitan guru dalam menyebarkan kegiatan berguru mengajar yang mengintegrasikan mata pelajaran yang satu dengan lainnya menjadi satu tema pembelajaran. Pendekatan sains dalam kegiatan berguru siswa dalam materi didik yang sudah ada juga masih belum begitu nampak, sehingga evaluasi otentik yang nantinya untuk menilai kegiatan proses berguru siswa dari awal hingga tamat sulit diterapkan oleh guru.
Guru mengungkapkan juga bahwa pada Kurikulum 2013 ini, pemerintah mengharapkan guru semoga bisa menyebarkan abjad pada setiap siswa sesuai dengan budaya lokal yang ada. Pendidikan abjad yang dibutuhkan pemerintahan sanggup dikembangkan oleh guru juga mengalami hambatan. Bahan didik yang sudah ada dibutuhkan sanggup membantu pembelajaran pendidikan abjad berbasis budaya lokal, masih belum begitu membantu. Isi materi dari materi didik masih belum begitu nampak keterkaitannya dengan budaya lokal yang ada di lingkungan sekolah. Oleh alasannya itu, mau tidak mau guru harus cerdik menyebarkan kegiatan berguru mengajar seefektif mungkin, semoga apa yang menjadi tujuan dari Kurikulum 2013 sanggup tercapai semua. Hal ini juga harus didukung dengan adanya komplemen rujukan materi didik lainnya yang mengacu Kurikulum 2013, lantaran materi didik yang sudah disediakan oleh pemerintah ketika ini masih terlalu sederhana dan sedikit.
Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti akan mencoba memberi satu solusi untuk mengatasi duduk perkara tersebut. Peneliti akan mencoba membantu dengan menyebarkan sebuah produk berupa materi didik Kurikulum 2013 yang mengintegrasikan semua mata pelajaran menjadi satu tema pelajaran. Bahan didik yang dikembangkan yaitu subtema bahan-bahan masakan dengan spesifikasi produk memakai pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, evaluasi otentik, dan pendidikan abjad berbasis budaya lokal. Dengan begitu, materi didik kurikulum 2013 yang dikembangkan ini dibutuhkan sanggup membantu para guru dalam menyebarkan kegiatan berguru mengajar yang mengacu pada Kurikulum 2013.


Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com

0 Response to "Skripsi Pengembangan Materi Didik Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Bahan-Bahan Makanan (Kelas Iv)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel