iklan banner

Skripsi Pengembangan Materi Bimbing Kelas Iv Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Mengenal Pendekar Bangsaku

(KODE : PENDPGSD-0026) : SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KELAS IV MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA MENGENAL PAHLAWAN BANGSAKU

 SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KELAS IV MENGACU KURIKULUM  SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KELAS IV MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA MENGENAL PAHLAWAN BANGSAKU

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dan kemajuan sebuah negara ialah kedua hal yang mempunyai keterkaitan cukup , alasannya ialah bangsa yang maju ialah bangsa yang bisa mengandalkan sumber daya insan di bangsanya, oleh lantaran itu pendidikan merupakan kunci yang harus disiapkan (Boediono dalam Rachman, 2010). Kurikulum dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta menjadi pedoman pelaksanaan pembelajaran bagi semua jenjang pendidikan. Kurikulum di Indonesia diubahsuaikan dengan falsafah dan dasar negara, yaitu Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 lantaran sistem kurikulum yang diterapkan sebuah negara turut memilih tujuan serta pola hidup suatu bangsa. Kurikulum menjadi "pilihan" bagi sebuah negara, sifatnya dinamis alasannya ialah harus selalu mengikuti arus perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, teknologi, tingkat kecerdasan penerima didik, budaya, sistem nilai dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum di Indonesia juga diubahsuaikan dengan nilai-nilai luhur bangsa, maka kurikulum diterapkan di jenjang pendidikan taman kanak-kanak hingga dengan akademi tinggi baik formal maupun informal (Arifin, 2011 : 1-2). Peningkatkan mutu pendidikan di sebuah negara perlu adanya penilaian serta direncanakan untuk mengetahui akan dibawa kemana arah pendidikan kita, maka sebuah negara seharusnya berkemas-kemas dengan pola kurikulum yang sangat mungkin berubah.
Hidayat (2013 : 1-2) menyampaikan perubahan kurikulum merupakan konsekuensi terjadinya perubahan dalam sistem politik, sosial budaya, ekonomi dan perkembangan IPTEK suatu bangsa. Jika kurikulum tidak berubah sesuai dengan perkembangan jaman maka yang terjadi, kurikulum yang dimiliki pada bangsa itu bersifat pasif, lantaran tidak fleksibel berdasarkan situasi dan kondisi yang ada. Pada dasarnya, semua kurikulum yang dipakai pada masing jenjang pendidikan ialah sama, alasannya ialah mengacu pada pedoman yang sama pula. Tetapi perbedaannya hanya terletak dalam hal penitikberatan pada tujuan pendidikan dan pendekatan yang dipakai untuk menerapkan kurikulum.
Implementasi setiap kurikulum tentu masih banyak kekurangan dan masalah-masalah. Pemerintah mengganti kurikulum dengan banyak sekali macam penyempurnaan dalam jangka waktu yang tidak tentu. Hal itu demi memenuhi sifat kurikulum yang dinamis sehingga tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum sejalan dengan perkembangan zaman, IPTEK, sosial budaya, dan ekonomi di negara. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang akan diterapkan oleh pemerintah Indonesia dimulai tahun 2013 melalui uji coba secara sedikit demi sedikit di sekolah-sekolah pilihan.
Dakir (2004 : 2-3) menjelaskan kurikulum berasal dari bahasa Latin currere yang berarti lapangan perlombaan lari. Batas start dan finish-nya perlombaan sudah ditentukan dalam sebuah lapangan perlombaan lari, apabila diartikan sesuai dengan konteks pendidikan, kurikulum merupakan sebuah materi untuk berguru yang telah ditentukan secara niscaya bagaimana pelaksanaannya, kapan dimulai dan kapan diakhiri. Kurikulum merupakan sebuah kegiatan pendidikan yang dirancang dan direncanakan serta berisi banyak sekali macam materi latih dan pengalaman berguru yang dibentuk secara sistemik berdasarkan dengan norma yang berlaku sehingga dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran Kurikulum menjadi penting bagi tercapainya tujuan pendidikan nasional lantaran sifatnya yang berafiliasi pribadi dengan pengajaran demi kemajuan bangsa.
Bahan latih ialah salah satu cuilan terpenting dalam kurikulum, salah satu rujukan dari materi latih tersebut ialah buku ajar. Buku latih berdasarkan Sitepu (2012 : 20) mengandung banyak sekali informasi perihal perasaan, pikiran, gagasan, atau pengetahuan pengarangnya untuk disampaikan kepada orang lain memakai banyak sekali simbol visual, dalam bentuk huruf, gambar, bahkan bentuk lainnya. Buku latih berisikan materi berguru yang membantu siswa untuk membuatkan kemampuannya sesuai tahapan pencapaian tujuan pendidikan institusional dan pendidikan nasional. Penulis materi latih hendaknya mengutamakan kesesuaian isi materi latih yang akan ditulis dengan kemampuan pengguna materi tersebut. Bagi seorang guru sekolah dasar khususnya, materi latih menjadi sebuah kebutuhan yang penting untuk membantu proses pembelajaran. Guru akan mengikuti setiap alur pembelajaran dari halaman per halaman (Dakir, 2004 : 13-15).
Bahan latih dipakai guru sebagai akomodasi berguru bagi siswa. Sebaiknya guru menyusun sendiri materi ajarnya, lantaran gurulah yang mengetahui keadaan dan kebutuhan siswanya. Guru sanggup memanfaatkan media cetak atau media publik untuk peroleh informasi sehingga sanggup menyusun materi latih yang sesuai dengan perkembangan jaman. Selain itu guru sanggup berguru dari pengalaman sebelumnya selama mengajar lantaran penilaian materi yang telah dipakai sebelumnya juga turut memilih kelayakan materi latih tersebut untuk dipakai bagi siswa (Cunningsworth, 1995 : 7-8). Pentingnya penggunaan materi latih dikatakan pula oleh Trianto (2010 : 122) bahwa materi latih diharapkan dalam pembelajaran khususnya pembelajaran tematik, materi latih hendaknya lebih lengkap dan komprehensif khususnya materi latih yang dipergunakan dalam pembelajaran tematik yang memadukan banyak sekali disiplin ilmu.
Berdasarkan hasil wawancara, Bapak Subagyo guru kelas IV yang merupakan SD percontohan Kurikulum 2013, mengungkapkan bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah belum maksimal, artinya masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh minimnya informasi mengenai implementasi Kurikulum 2013. Guru memahami mengenai Kurikulum 2013 sebatas cakupan tiga kemampuan yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap, sedangkan mengenai pendekatan tematik integratif dan pendekatan sains, guru menyatakan bahwa pendekatan sains ialah pembelajaran memakai indera siswa, sedangkan pendekatan tematik yaitu yang sama dipakai pada pembelajaran di kelas rendah.
Pemerintah sentra telah menyiapkan materi latih berdasarkan tema dalam satu tahun, namun guru menyatakan masih kesulitan lantaran materi pada buku latih (buku siswa dan buku guru) kurang sesuai dengan kearifan lokal sekolah setempat. Guru harus kreatif untuk mengkaitkan pembelajaran dengan budaya lokal sekaligus menanamkan pendidikan karakter bagi penerima didik. Mengenai penilaian otentik, guru menjawab belum memahami dengan niscaya teknik penilaian yang dipakai ibarat apa, alasannya ialah belum ada pedoman penilaian yang sesuai. Pengawas setempat menyampaikan bahwa penilaian Kurikulum 2013 sama dengan penilaian pada pembelajaran tematik di kelas rendah, artinya guru belum memahami penilaian otentik yang tepat.
Guru menyatakan bahwa masih perlu adanya revisi terhadap materi latih yang telah disediakan biar tepat sasaran dan sesuai kebutuhan siswa. Guru juga menyampaikan bahwa belum ada impian untuk membuat materi latih gres pada ketika ini lantaran memang belum ada waktu untuk itu, tetapi guru sudah berusaha mencari referensi lain yang sanggup dipakai untuk berguru siswa selain buku latih dari pemerintah pusat. Guru mengharapkan adanya materi latih lain yang sanggup memenuhi kebutuhan siswa dan mempermudah guru dalam membimbing siswa, contohnya kegiatan dasarnya terperinci memakai pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik, kemudian pendidikan karakter yang sesuai budaya lokal siswa, serta penilaian otentik yang dipakai guru dalam menilai siswa.
Berdasarkan beberapa problem yang telah diungkapkan, peneliti menyimpulkan bahwa materi latih merupakan salah satu cuilan penting dari kurikulum untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan khususnya pada penerapan Kurikulum 2013, bahkan berdasarkan wawancara, ketersediaan materi latih Kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh pemerintah sentra masih belum memenuhi kebutuhan siswa, contohnya terkait budaya lokal yang kurang tercermin dalam materi ajar. Guru juga menjelaskan materi latih dari pemerintah belum menampilkan pendidikan karakter dalam kegiatan belajarnya, sehingga dengan pengetahuan yang masih terbatas guru harus bisa mengkaitkan sendiri pengetahuan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran dengan budaya lokal setempat. Namun bukan hanya budaya lokal, ciri-ciri materi latih dalam Kurikulum 2013 yang paling tidak meliputi pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian otentik perlu diperjelas kembali, oleh lantaran itu peneliti akan melaksanakan penelitian dengan judul "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA MENGENAL PAHLAWAN BANGSAKU” dalam taraf percobaan dan perlu untuk disempurnakan.


Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com

0 Response to "Skripsi Pengembangan Materi Bimbing Kelas Iv Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Mengenal Pendekar Bangsaku"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel