iklan banner

Skripsi Pelaksanaan Keterampilan Bertanya Pada Pembelajaran Ips Kelas Iv

(KODE : PENDPGSD-0022) : SKRIPSI PELAKSANAAN KETERAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV


 SKRIPSI PELAKSANAAN KETERAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SKRIPSI PELAKSANAAN KETERAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pendidikan, seluruh aspek mulai dari guru, siswa, orang tua, dan juga pemerintah mempunyai kiprah masing-masing untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Namun aspek terpenting dalam pelaksanaan pendidikan ialah guru dan siswa, dimana guru berperan sebagai pemberi ilmu pengetahuan dan siswa sebagai akseptor ilmu pengetahuan dalam proses pendidikan. UU No 20 Tahun 2003 ihwal Sisdiknas menyatakan bahwa pendidikan merupakan perjuangan sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana berguru dan proses pembelajaran semoga peserta didik secara aktif berbagi potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, adab mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan pendidikan itu sendiri ialah untuk berbagi potensi peserta didik semoga menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Demi mewujudkan tujuan pendidikan, pelaksanaan pendidikan mulai dari jenjang dasar sudah diatur dalam banyak sekali peraturan perundang-undangan di Indonesia, antara lain pada Bab VI pasal 14 dijelaskan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Untuk kurikulum pendidikan dasar dan menengah telah dijelaskan pada Bab X pasal 37 ayat 1 bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal. Serta dengan lahirnya Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 ihwal standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyebutkan bahwa melalui mata pelajaran IPS siswa diarahkan untuk sanggup menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Dengan berlandaskan banyak sekali peraturan tersebut maka untuk mencapai tujuan pendidikan, pemerintah memperlihatkan mata pelajaran IPS dalam pelaksanaan pendidikan di jenjang SD (SD) sebagai bekal mereka untuk melaksanakan kehidupan bermasyarakat nantinya serta didukung dengan adanya kiprah aktif guru, siswa, orang tua, maupun pemerintah.
Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu social, humaniora, sains, bahkan banyak sekali info dan duduk masalah social kehidupan (Sapriya, 2015 : 20). Menurut Saidiharjo (dalam Taneo, 2010 : 1.8) bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran menyerupai geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, oleh alasannya itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini ditegaskan lagi oleh Hidayati (2008 : 1.7) bahwa IPS ialah fusi dari disiplin-disiplin ilmu sosial. Pengertian fusi disini ialah bahwa IPS merupakan bidang studi utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu yang ada. Artinya bahwa bidang studi IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran geografi, ekonomi, sejarah secara terpisah melainkan semua disiplin tersebut diajarkan secara terpadu.
Taneo (2010 : 1.14) IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu social dan ilmu lainnya serta kemudian diolah menurut prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan acara pengajaran pada tingkat persekolahan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, sanggup disimpulkan bahwa IPS merupakan bidang studi yang didalamnya terkandung beberapa mata pelajaran cabang-cabang ilmu social yang masih berkaitan satu sama lain.
Tujuan IPS yang tercantum dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 adalah; (a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya (b) Memilki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social (c) Memilki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan (d) Memilki kemampuan untuk berkomunikasi, berafiliasi dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut : a) Manusia, tempat, dan lingkungan, b) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan c) Sistem sosial dan budaya, d) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan (Permendiknas No 22 tahun 2006). Di masa yang akan tiba peserta didik akan menghadapi tantangan berat alasannya kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh alasannya itu mata pelajaran IPS dirancang untuk berbagi pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.
Suyono (2014 : 9) menyatakan bahwa berguru merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya mendapatkan kucuran ceramah guru ihwal pengetahuan. Sehingga kalau pembelajaran tidak memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakekat belajar. Peran aktif siswa dalam pembelajaran sangat penting dalam rangka menumbuhkan sikap kritis dan kreatif yang nantinya akan berdampak pada keberlangsungan hidupnya bersama orang lain.
Aktivitas berguru tidak hanya meliputi pada pengetahuan, akan tetapi juga meliputi sikap dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya tidak sekedar mendapatkan informasi, mengingat, dan menghafal, tetapi siswa dituntut untuk terampil berbicara, terampil untuk bertanya, mengemukakan pendapat dan gagasan di muka forum, melibatkan diri secara aktif, serta memperkaya diri dengan ide-ide. Guru berperan sebagai pengajar bertugas untuk membantu siswa yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami mated yang dipelajari. Sehubungan dengan hal tersebut, guru harus membuat sesuatu lebih terperinci bagi siswa, dan bemsaha terampil dalam memecahkan masalah. Guru dituntut untuk menjelaskan banyak sekali informasi secara terperinci dan terang, memperlihatkan layanan variatif, membuat momentum, dan mendorong semua siswa untuk berpartisipasi.
Pembelajaran yang bermutu tercermin pada respon siswa selama proses pembelajaran berlangsung, siswa akan aktif dan focus pada mated yang disampaikan oleh guru. Guru harus bisa mengkondisikan kegiatan berguru mengajar semoga bisa mendorong kreativitas siswa secara keseluruhan, membuat siswa aktif, mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan pembelajaran berlangsung dalam kondisi menyenangkan (Suyono, 2011 : 207). Pembelajaran dikatakan berhasil manakala tujuan dad pembelajaran tersebut sanggup tercapai. Kondisi menyerupai ini akan tercipta kalau guru mempunyai keprofesionalan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Menurut Saud (2010 : 55) guru professional ialah guru yang sanggup melaksanakan kiprah mengajarnya dengan baik. Dalam mengajar dibutuhkan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk kelancaran proses berguru mengajar secara efektif dan efisien. Keterampilan guru dalam proses berguru mengajar antara lain : (1) keterampilan bertanya, (2) keterampilan memberi penguatan, (3) keterampilan mengadakan variasi, (4) keterampilan menjelaskan, (5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (7) keterampilan mengelola kelas (8) keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.
Keterampilan-keterampilan tersebut akan memunculkan aktualisasi diri siswa, salah satunya ialah keterampilan bertanya. Dalam setiap kesempatan pastilah muncul banyak sekali macam pertanyaan yang terlontar dari siswa, untuk itu guru harus bisa memfasilitasinya melalui keterampilan bertanya yang dimilikinya. Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk membuat pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru memilih kualitas tanggapan peserta didik (Mulyasa, 2015 : 70). Dalam kegiatan pembelajaran, bertanya mempunyai peranan penting. Pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik melontarkan pertanyaan yang sempurna akan memperlihatkan dampak positif terhadap kegiatan berguru siswa menyerupai meningkatnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, berbagi teladan pikir dan cara berguru aktif siswa. Dengan aktif bertanya, mengemukakan pendapat, gagasan, saran, dan ide-ide diharapkan guru bisa mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang menghambat berguru siswa.
Berbagai hasil penelitian relevan yang memperkuat kegiatan yang akan peneliti lakukan antara lain penelitian yang dilakukan oleh Asemanyi Abena, Abokom (2015) dengan judul "An Assessment of Student's Performance in Communication Skills" menyatakan bahwa komunikasi efektif antara guru dan siswa akan menumbuhkan sikap saling pengertian dan meningkatkan pembelajaran. Komunikasi yang dilakukan dengan cara guru memperlihatkan pertanyaan kepada siswa ketika kegiatan berguru mengajar berlangsung dimana siswa diberi durasi waktu tiga detik untuk memperlihatkan respon terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru. Penelitian ihwal pentingnya keterampilan bertanya dalam pembelajaran juga dilakukan oleh Naz, Arab dkk (2013) dengan judul "Teacher's Questioning Effects on Students Communication in Classroom Performance". Naz mengungkapkan bahwa banyak sekali jenis pertanyaan yang dilontarkan oleh guru kepada siswa akan besar lengan berkuasa pada kemampuan komunikasi siswa di dalam kelas, dalam hal ini partisipasi siswa dalam kegiatan yang bersifat akademis. Pemberian pertanyaan kepada siswa secara terencana akan mempercepat pemahaman siswa. Dari kedua penelitian tersebut sanggup kita ketahui bahwa keterampilan bertanya guru dalam pembelajaran sanggup diterapkan dengan memperlihatkan pertanyaan-pertanyaan yang akan mengasah kemampuan akademik siswa sehingga siswa aktif dalam mengikuti kegiatan belajar.
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di 5 SD Gugus, peneliti melihat bahwa guru masih kesulitan dalam memberikan pertanyaan yang bisa memancing siswa sehingga sebagian besar siswa masih bersikap pasif dikala pembelajaran berlangsung, artinya siswa hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru, tidak ada respon lebih lanjut. Setelah guru menjelaskan materi dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya maupun mengungkapkan pendapat, hanya beberapa siswa saja yang berani melakukannya.
Keterampilan bertanya yang baik seharusnya memperlihatkan dampak positif bagi respon siswa terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru. Namun dalam pelaksanaannya, masih ada beberapa komponen keterampilan bertanya yang belum diterapkan oleh guru sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana pelaksanaan keterampilan bertanya dasar dan lanjut pada pembelajaran IPS kelas IV di SD Gugus X dan bagaimana respon siswa terhadap pelaksanaan keterampilan bertanya dasar dan lanjut pada pembelajaran IPS kelas IV di SD X.


Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com

0 Response to "Skripsi Pelaksanaan Keterampilan Bertanya Pada Pembelajaran Ips Kelas Iv"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel