Skripsi Keefektifan Model Word Square Dalam Pembelajaran Ips Bahan Uang Tema Permainan (Kelas Iii)
(KODE : PENDPGSD-0029) : SKRIPSI KEEFEKTIFAN MODEL WORD SQUARE DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI UANG TEMA PERMAINAN (KELAS III)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan berdasarkan Tilaar (1999) dalam Taufiq, dkk (2010 : 1.4) sebagai proses menumbuh kembangkan eksistensi siswa yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 ihwal Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1, menyebutkan :
Pendidikan ialah perjuangan sadar dan terpola untuk mewujudkan suasana berguru dan proses pembelajaran supaya akseptor didik secara aktif menyebarkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, susila mulia, serta keterampilan yang diharapkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Oleh alasannya ialah itu, pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk membantu siswa supaya sanggup berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang ada, serta mempunyai kepribadian dan susila yang baik. Pendidikan juga mempunyai tujuan, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 ihwal Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, yang menyatakan :
Pendidikan nasional berfungsi menyebarkan kemampuan dan membentuk tabiat serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi akseptor didik supaya menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, orang tua, masyarakat, serta pemerintah terutama pihak sekolah bertanggungjawab dalam pelaksanaan pendidikan yang berkesinambungan serta mengacu pada kehidupan insan masa sekarang dan masa depan. Pendidikan yang berada di bawah naungan pemerintah ialah pendidikan formal, sebagaimana tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 11 yang menyatakan "Pendidikan formal ialah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi." Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 17 Ayat 2 menyatakan "Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat." Pendidikan dasar mempunyai kurikulum dalam proses pelaksanaan pembelajarannya. "Kurikulum ialah seperangkat planning dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang dipakai sebagai pedoman penyelenggaraan aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu" (UU No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 19). "Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal" (UU No. 20 Tahun 2003 Bab X Pasal 37 Ayat 1).
Pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang sanggup memperlihatkan wawasan pengetahuan yang luas kepada siswa mengenai masyarakat lokal maupun global, sehingga mereka bisa hidup tolong-menolong dengan masyarakat lainnya (Susanto, 2013 : 148). IPS merupakan salah satu materi yang didominasi oleh hafalan. Agar lebih efektif, bidang kajian IPS harus dipelajari secara kontekstual dengan kehidupan sosial.
Hadi (1997) dalam Susanto (2013 : 146), menyebutkan bahwa pendidikan IPS mempunyai empat tujuan, yaitu knowledge, skill, attitude, dan value. Knowledge, sebagai tujuan utama pendidikan IPS membantu siswa mengenal diri mereka sendiri dan lingkungannya. Skill, meliputi keterampilan berpikir (thinking skills). Attitude, terdiri atas tingkah laris berpikir (intellectual behavior) dan tingkah laris sosial (social behavior). Value, yaitu nilai yang terkandung dalam masyarakat, diperoleh dari lingkungan masyarakat maupun forum pemerintahan.
Agar tujuan pendidikan IPS tercapai dengan baik, dalam proses pembelajaran guru sebaiknya mengoptimalkan interaksinya dengan siswa. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 20 yang menyatakan "Pembelajaran ialah proses interaksi akseptor didik dengan pendidik dan sumber berguru pada suatu lingkungan belajar." Interaksi dalam hal ini yaitu keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran IPS biasanya didominasi oleh metode ceramah, siswa hanya mendengarkan klarifikasi dari guru dan pemberian tugas, sehingga proses pembelajaran kurang efektif.
Keadaan tersebut juga terjadi dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas III SDN X. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III, diperoleh keterangan bahwa dalam proses pembelajaran IPS guru memperlihatkan materi kemudian siswa mencatatnya. Siswa memahaminya dengan cara menghafalkan materi yang disampaikan oleh guru. Kondisi berguru ibarat ini menjadikan kebosanan pada siswa. Oleh alasannya ialah itu, diharapkan suatu pembelajaran inovatif yang bisa melibatkan siswa, supaya proses pembelajaran lebih efektif.
Pembelajaran IPS kelas III materi Uang, berdasarkan KTSP memakai pendekatan tematik terpadu. Uang merupakan salah satu materi IPS yang disampaikan kepada siswa kelas III dengan tujuan supaya siswa sanggup memahami materi Uang yang dipadukan dengan materi Pengelolaan Uang dalam tema Permainan.
Menurut Hadisubroto (2000) dalam Trianto (2014 : 56), bahwa pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang diawali dengan pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, dilakukan secara impulsif atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau beberapa bidang studi dengan bermacam-macam pengalaman berguru anak, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam penelitian ini memakai pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected) dalam satu mata pelajaran. Tujuan tersebut sanggup tercapai apabila pembelajarannya dirancang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa kelas III.
Menurut Susanto (2012 : 70), anak yang berada di sekolah dasar masih tergolong rentangan anak usia dini, terutama anak yang berada pada kelas rendah. Masa usia dini merupakan masa yang pendek dan masa yang penting bagi kehidupan seseorang. Oleh alasannya ialah itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong supaya berkembang secara optimal. Berdasarkan karakteristik siswa kelas rendah tersebut, peneliti beropini bahwa model pembelajaran yang sesuai dengan IPS materi Uang dan Pengelolaan Uang dalam Tema Permainan yaitu pembelajaran inovatif yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif, menyenangkan, dan meningkatkan motivasi berguru siswa. Pembelajaran inovatif ialah pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdapat beberapa model. Taniredja, dkk (2013 : 55), beropini "Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berafiliasi dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur."
Pembelajaran inovatif yang sanggup melibatkan siswa secara aktif dan menyenangkan ialah model pembelajaran kooperatif Word Square, yang di dalam pembelajarannya terdapat nuansa bermain. Hal ini diharapkan sanggup menciptakan siswa merasa bahagia dan tidak jenuh selama mengikuti pembelajaran IPS di sekolah. Dengan demikian, materi yang disampaikan akan gampang diterima dan dipahami oleh siswa sehingga hasil berguru lebih optimal.
Menurut Santoso (2011), "Model Word Square ialah model pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan balasan pada kotak-kotak jawaban." Model tersebut hampir sama dengan teka-teki silang, bedanya balasan sudah ada dan disamarkan dengan menambahkan kotak pelengkap berisi aksara sebagai pengecoh. Tujuan aksara pengecoh bukan untuk mempersulit siswa, namun melatih perilaku teliti dan kritis. Model ini sesuai untuk semua mata pelajaran, tergantung kreativitas guru dalam menciptakan sejumlah pertanyaan terpilih yang sanggup merangsang siswa untuk berpikir efektif.
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini ialah penelitian yang dilaksanakan oleh Pertiwi (2013) dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang dengan judul "Peningkatan Keterampilan Membaca Lancar Aksara Jawa melalui Model Word Square Siswa Kelas VA SDN". Penelitian yang lain dilaksanakan oleh Aningsih, dkk (2012) dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha dengan judul "Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Berbantuan Media Gambar terhadap Hasil Belajar IP A Kelas IV SD Gugus 1". Penelitian lain oleh Widiartini, dkk (2014) dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha dengan judul "Pengaruh Model Word Square terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Kelas V SD Gugus IX". Hasil yang diperoleh dari beberapa penelitian tersebut memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil berguru memakai model Word Square dengan hasil berguru memakai model konvensional.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk menguji ihwal pembelajaran IPS kelas III memakai model Word Square dengan judul "KEEFEKTIFAN MODEL WORD SQUARE DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI UANG TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI X".
0 Response to "Skripsi Keefektifan Model Word Square Dalam Pembelajaran Ips Bahan Uang Tema Permainan (Kelas Iii)"
Posting Komentar