iklan banner

Skripsi Imbas Penerapan Metode Brainstorming Dengan Simulasi Terhadap Hasil Berguru Siswa Kelas V Tema Ekosistem

(KODE : PENDPGSD-0027) : SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN METODE BRAINSTORMING DENGAN SIMULASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA TEMA EKOSISTEM (KELAS V)

 SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN METODE BRAINSTORMING DENGAN SIMULASI TERHADAP HASIL BELAJAR SI SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN METODE BRAINSTORMING DENGAN SIMULASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V TEMA EKOSISTEM

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Globalisasi, mempengaruhi banyaknya penyimpangan yang sering dilakukan oleh bawah umur atau para pandai balig cukup akal maka dari itu penerapan nilai sikap semenjak dini sangatlah penting salah satunya dengan menanamkan nilai-nilai moral sehingga bisa membentuk pribadi yang mempunyai huruf yang baik. Melalui pendidikan, siswa diharapkan mempunyai kepribadian yang bertaqwa kepada Tuhan, kreatif, dan mandiri. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan yaitu perjuangan sadar dan terpola untuk menghidupkan suasana mencar ilmu dan proses pembelajaran semoga siswa secara aktif membuatkan potensi dirinya. Pendidikan menerapkan kurikulum yang mengarahkan siswa untuk menguasai kompetensi. Kompetensi tersebut dikembangkan dalam kurikulum yang diterapkan ketika ini yaitu kurikulum 2013.
Menurut Prastowo (2013 : 219), di dalam kurikulum 2013 menekankan pada kompetensi tertentu yang harus dicapai, adapun kompetensi yang dimaksud yaitu sikap spiritual (KI-1), sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4). Kaitannya dengan pembentukan warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai peranan yang strategis dan penting, yaitu dalam membentuk siswa maupun sikap dalam berperilaku keseharian, sehingga diharapkan setiap individu bisa menjadi pribadi yang baik. Melalui pembelajaran tematik siswa sanggup mengkaji Pendidikan Kewarganegaraan dalam lembaga yang dinamis dan interaktif yang dipadukan dengan aneka macam mata
pelajaran lainnya. Jika memperhatikan tujuan pendidikan nasional di atas, pembangunan dalam dunia pendidikan perlu diusahakan peningkatannya. Proses pembelajaran diharapkan adanya kekerabatan timbal balik antara gum dan siswa sehingga terjalin komunikasi banyak arah yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan masyarakat sehingga menimbulkan pembelajaran sanggup terarah pada pencapaian kompetensi. Secara umum keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh beberapa komponen. Komponen tersebut antara lain : siswa, lingkungan, kurikulum, guru, metode dan media mengajar dengan tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Penerapan kurikulum 2013 mengacu pada model pembelajaran tematik. Menurut Prastowo (2013 : 117), intinya pembelajaran tematik yaitu salah satu model pembelajaran terpadu yang memakai tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga sanggup memberi pengalaman bermakna. Proses pembelajaran kurikulum 2013 yang memakai model pembelajaran tematik mengacu pada pendekatan Scientific. Menurut Kemendikbud (2013 : 209), pendekatan Scientific dalam proses pembelajaran mencakup menggali gosip melalui pengamatan, bertanya, percobaan mengolah gosip dan menyimpulkan atau mengkomunikasikan. 
Kondisi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 diharapkan sanggup mengarahkan siswa untuk bisa merumuskan duduk masalah dan melatih kemampuan berpikir analitis sehingga akan terwujud kondisi pembelajaran yang sanggup mendorong siswa untuk mencar ilmu dengan memaknai apa yang dipelajarinya. Kurikulum 2013 diharapkan sanggup menghasilkan "insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diintegrasikan" (Kemendikbud, 2013). Tujuan perubahan kurikulum 2013 yaitu untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa aktif.
Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, menuntut kemampuan guru dalam membuatkan metode pembelajaran yang sanggup menunjang dan mendorong siswa untuk berpikir kritis. Penggunaan metode yang sempurna dalam pembelajaran dengan memakai kurikulum 2013 sangatlah berperan penting dalam menentukan efektifitas pembelajaran. Guru SD dalam setiap pembelajaran perlu memakai pendekatan, seni administrasi dan metode pembelajaran yang sanggup memudahkan siswa untuk memahami mated yang diajarkan khususnya pada kurikulum 2013. Proses pembelajaran pun tidak harus berasal dari guru menuju siswa, ada banyak penelitian yang menemukan bahwa pembelajaran tutor sejawat ternyata lebih efektif alasannya sistem pengajaran yang memperlihatkan kesempatan kepada akseptor didik untuk berhubungan dengan sobat lainnya dalam mengerjakan tugas-tugas dengan kata lain pembelajaran ini sanggup digolongkan dalam pembelajaran kooperatif dan dalam hal ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Abdul Madjid (2011 : 135) "metode merupakan proses mencar ilmu mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan akseptor didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan".
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2012 : 3) Metode mengajar yaitu alat yang sanggup merupakan cuilan dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu seni administrasi belajar-mengajar. Teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan materi pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok/klasikal, semoga pelajaran itu sanggup diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Semakin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan dan peranan metode mengajar sebagai alat untuk membuat proses mengajar dan belajar. Metode ini diharapkan tumbuh aneka macam aktivitas mencar ilmu siswa sehubungan dengan aktivitas mengajar guru. Menurut Lie dalam Kusumawardani (2002 : 85) pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran yang berorientasi pada mencar ilmu bersama dalam kelompok kecil untuk mendiskusikan suatu permasalahan secara bersama-sama. Berdasarkan uraian diatas dalam pembelajaran ini diharapkan siswa bisa berhubungan mendiskusikan untuk memecahkan suatu permasalahan. Menurut Trianto dalam Kusumawardani (2007 : 49) macam-macam pembelajaran kooperatif antara lain : kepala bernomor (NHT), bertukar pasangan (Make a Match), Student Teams Achievement Division (STAD), Jigsaw, Team Game Tournament (TGT), dan Sumbang Saran (Brainstorming).
Menurut Roestiyah (2008 : 74) penerapan metode brainstorming sebagai suatu cara untuk mendapat banyak wangsit dari sekelompok insan dalam waktu yang singkat. Metode Brainstorming sanggup menguntungkan dalam pembelajaran, semoga pembelajaran lebih efektif dan berhasil metode brainstorming sanggup digabungkan dengan metode lainnya. Penelitian ini memakai metode Brainstorming yang dipadukan melalui simulasi semoga mendapat hasil pembelajaran yang lebih maksimal. Penggunaan metode Brainstorming dengan simulasi ini masih belum pernah dipakai dalam proses pembelajaran di SD X sehingga penerapan metode Brainstorming dengan simulasi ini diharapkan bisa meningkatkan hasil mencar ilmu siswa alasannya dalam proses pembelajarannya siswa sanggup aktif mengemukakan pendapat yang membangun pengetahuannya. Penggunaan metode ini siswa akan merasa bahagia alasannya sanggup mencar ilmu beropini sambil berdiskusi, bermain dan berkompetisi.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tanggal 13 Desember 2014 di SD X (Lampiran C), sanggup dikemukakan bahwa metode yang dipakai dalam pembelajaran masih kurang bervariasi atau bersifat konvensional. Pedoman dalam kurikulum 2013 mengharuskan guru lebih kreatif dalam menentukan metode semoga bisa mengemas pembelajaran sehingga lebih menarik. Informasi hasil mencar ilmu siswa yang diperoleh dari guru kelas V di SD X baik kelas V-A maupun V-B melalui data nilai Ujian Tengah Semester pada Tema 1 hingga Tema 4 semester 1 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk semua mata pelajaran dan akan dikatakan tuntas apabila telah mencapai skor > 75 dari nilai maksimal 100. Jumlah siswa kelas V-A yaitu 47 orang dan jumlah siswa kelas V-B yaitu 48 orang diperoleh dari data masing-masing kelas, untuk kelas V-A dari 47 siswa hanya 22 orang atau hanya 46,80% yang mendapat nilai > 75, sedangkan 25 orang atau 53,19% siswa lainnya mendapat nilai < 75. 
Begitu juga pada kelas V-B yaitu dari 48 siswa hanya 22 orang atau 45,83% yang mendapat nilai > 75, sedangkan 26 orang atau 54,16% siswa lainnya mendapat nilai < 75 (lampiran B). Salah satu penyebab kurangnya nilai ketuntasan pada hasil mencar ilmu tersebut yaitu alasannya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang bisa memadukan pendekatan saintifik dengan metode yang tepat. Permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran tematik diantaranya, aktivitas pembelajaran belum memperlihatkan proses mencar ilmu bermakna bagi siswa, sehingga dalam membangun pengetahuan, siswa belum secara optimal membuatkan kemampuan berpikirnya. 
Guru mendominasi proses pembelajaran, sehingga menimbulkan rendahnya motivasi mencar ilmu siswa. Hal ini dibuktikan dengan dominan siswa cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa enggan bertanya dan mengemukakan pendapat, alasannya guru belum melibatkan siswa secara pribadi dalam proses pembelajaran. Hal ini juga berdampak pada rendahnya minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran kurikulum 2013 memang memakai pendekatan saintifik, akan tetapi pada tema pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran guru sanggup memadukan metode lainnya salah satunya metode brainstorming dengan simulasi alasannya metode ini cocok dipadukan dengan pendekatan saintifik yang mengharuskan siswa untuk berfikir kritis dan memusatkan proses pembelajaran pada siswa. Berdasarkan paparan diatas maka sangat memungkinkan metode brainstorming dengan simulasi untuk diterapkan dalam pembelajaran yang memakai pembelajaran tematik di sekolah dasar dan diharapkan pada penelitian ini sanggup menggali hasil mencar ilmu siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti melaksanakan penelitian eksperimental yang berjudul "PENGARUH PENERAPAN METODE BRAINSTORMING DENGAN SIMULASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V TEMA EKOSISTEM".


Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com

0 Response to "Skripsi Imbas Penerapan Metode Brainstorming Dengan Simulasi Terhadap Hasil Berguru Siswa Kelas V Tema Ekosistem"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel