iklan banner

Skripsi Efek Bimbingan Mencar Ilmu Orangtua Terhadap Tanggung Jawab Mencar Ilmu Anak Kelas Iv

(KODE : PENDPGSD-0015) : SKRIPSI PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANGTUA TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR ANAK KELAS IV

 SKRIPSI PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANGTUA TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR ANAK KELAS IV SKRIPSI PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANGTUA TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR ANAK KELAS IV

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Anak memulai kehidupannya dengan sedikit sumber daya untuk menjaga diri sendiri dan tanpa tanggung jawab untuk keselamatan atau kebahagiaan dirinya dan orang lain. Anak sanggup hidup dan berkembang dengan santunan dari orang tuanya, sebab anak merupakan harapan orang bau tanah yang akan melanjutkan harapan dan eksistensi kehidupannya, maka orang bau tanah dituntut mempunyai kemampuan dalam merawat, menjaga keamanan, memelihara, membimbing, mendidik dan menawarkan pertolongan.
Dengan kemampuan orang bau tanah tersebut anak secara berangsur-angsur dididik dan diarahkan, supaya tumbuh rasa tanggung jawab. Untuk menumbuhkannya, dimulai dari pemberian aneka macam kiprah kecil dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah tangga, contohnya : membersihkan meja, merapikan daerah tidur dan lain-lain.
Anak yang diberi kiprah tertentu akan berkembang rasa tanggung jawabnya (Benyamin Spock, 1991 : 38). Untuk mengubah perilaku anak secara jitu, orang tualah yang pertama-tama harus mengubah tanggapannya. Teriakan anak, malasnya merapikan daerah tidur, dan lain-lain tidak perlu ditanggapi, dengan mengubah reaksi, seluruh contoh akan berubah termasuk si anak. Anak akan berguru dari jawaban yang gres dari orang tuanya. Dengan demikian akan memungkinkan pembimbingan anak untuk bertindak secara sempurna dan bertanggung jawab.
Menurut Dak (1987 : 64) dalam mengajar anak untuk bertindak secara tanggung jawab, pendidik perlu memperhatikan 2 hal yaitu : (1) Melihat tindakan yang tidak sempurna dari anak sebagai suatu perjuangan untuk memperoleh peranannya; (2) Relasi terhadap tindakan anaklah yang menentukan. Bimbingan terletak dalam korelasi dengan anak-anak.
Orang bau tanah yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang bau tanah harus menemani dan memberi bimbingan hingga ia mencapai usia yang cukup untuk bertanggung jawab. Bimbingan itu mencakup bimbingan pribadi, sosial, dan karier. Bimbingan berguru sebaiknya diberikan orang semenjak dini. Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk berguru (golden age). Oleh sebab itu kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk proses berguru anak. Namun demikian satu hal perlu mendapatkan perhatian, bahwa orientasi berguru anak yang sebenarnya ialah berbagi rasa tanggung jawab belajar.
Tugas dan pekerjaan membersihkan rumah merupakan ramuan dasar untuk membantu anak berguru bertanggung jawab. Pekerjaan dan kiprah ialah hal yang konkret, bagaimana, bilamana, dan oleh siapa pekerjaan harus dilakukan bisa ditentukan. Dengan demikian anak sanggup berbagi model mental dan meningkatkan ketrampilan untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas. Orang bau tanah harus menyediakan waktu, perhatian, dukungan, dan itikad baik supaya anak tidak kecewa.
Setiap orang bau tanah harus memperhatikan karakteristik anak. Anak akan menerima pengertian mengenai pentingnya perilaku bertanggung jawab melalui interaksi sehari-hari dengan orang tua, guru, dan teman-teman sebaya. Jika orangtua dan guru bisa menyadari bahwa anak akan menciptakan kesalahan dan jadinya perlu diberitahu apa kesalahan serta alternatif yang bisa mereka ambil, maka anak bisa dipastikan anak akan tumbuh remaja dengan rasa tanggung jawab yang besar lengan berkuasa (Anton Adiwiyoto, 2001 : 12). Terlebih apa yang ditunjukkan itu mengenai belajar, maka akan tumbuh rasa tanggung jawab berguru yang benar.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyatakan bahwa "Pendidikan nasional berfungsi berbagi dan membentuk tabiat serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi akseptor didik supaya menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kelak hari anak akan memasuki dunia sekolah dengan banyak perilaku dan kemampuan yang kompleks. Berhasil tidaknya mereka di sekolah sangat ditentukan oleh cara mereka menanggapi batasan dan aturan, serta bagaimana mereka mendapatkan tanggung jawab. Jika anak terbiasa mempunyai rasa tanggung jawab dan bimbingan berguru dari orang tua, guru di sekolah akan menawarkan dukungan positif dalam berbagi pengetahuan dan aneka macam macam acara berguru baik acara intrakurikuler maupun acara ekstrakurikuler. Perjalanan untuk berbagi ilmu pengetahuan diharapkan belajar. Agar lebih efektif dalam belajar, setiap anak harus mempunyai rasa tanggung jawab. Memiliki rasa tanggung jawab bersahabat kaitannya dengan prestasi di sekolah. Tanggung jawab anak yang telah ditanamkan dan diterimanya semenjak dini oleh orang bau tanah akan membantu acara berguru anak di sekolah lebih bermakna yakni memperoleh hasil berguru yang memuaskan semua pihak.
Hasil pengamatan dan pengalaman peneliti sebagai guru kelas IV memperlihatkan 7 siswa dari 45 siswa hasil berguru dan tanggung jawab dalam berguru masih kurang memuaskan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh guru untuk meningkatkan tanggung jawab dalam berguru dan prestasi berguru siswa antara lain : pemberian tugas, berguru kelompok dan PR, tetapi belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk skripsi ini dengan judul "PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR ANAK KELAS IV SD".


Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com

0 Response to "Skripsi Efek Bimbingan Mencar Ilmu Orangtua Terhadap Tanggung Jawab Mencar Ilmu Anak Kelas Iv"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel