Skripsi Pgsd Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Topik Sifat-Sifat Cahaya Untuk Kelas V
(KODE : PENDPGSD-0051) : SKRIPSI PGSD PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL INKUIRI TERBIMBING TOPIK SIFAT-SIFAT CAHAYA UNTUK KELAS V
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam UU 20 Tahun 2003 perihal sistem pendidikan nasional terdapat sejumlah pasal yang berkaitan dengan KTSP, pasal 1 ayat (19) menjelaskan definisi operasional kurikulum. Menurut pasal 1 ayat (19), "Kurikulum yaitu seperangkat planning dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. "Definisi tersebut menegaskan bahwa kurikulum digunakan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan pembelajaran. Bukan buku teks yang gotong royong lebih berperan sebagai salah satu sumber pembelajaran.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan dalam bidang pendidikan sanggup dilihat dari adanya perubahan yang ada di dalamnya ibarat kualitas guru, kurikulum, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, sumber belajar, metode pembelajaran, metode pembelajaran. Sebagai dampaknya yaitu diperkayanya sumber dan media pembelajaran.
Belajar dan pembelajaran mempunyai konsep yang berbeda namun saling berkaitan. Belajar sanggup di artikan sebagai proses perubahan tingkah laris manusia. Sebagaimana diungkapkan oleh Bell-Gredle (1986 : 1) dalam buku Teori Belajar dan Pembelajaran hal (15) " Belajar yaitu proses yang dilakukan oleh insan untuk memperoleh kemampuan, ketrampilan, dan sikap tersebut di peroleh secara sedikit demi sedikit dan berkelanjutan mulai dari masa bayi hingga masa bau tanah melalui rangkaian proses mencar ilmu sepanjang hayat". Belajar merupakan proses tindakan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menjadikan perubahan yang keadaan berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya dan juga mencar ilmu sebagai proses manusiawi mempunyai kedudukan dan kiprah penting dalam kehidupan masyarakat tradisional dan modern.
Belajar dimulai dengan adanya dorongan semangat yang dalam diri seseorang yang akan menjadikan adanya peningkatan dalam hasil mencar ilmu siswa. Kegiatan mencar ilmu yang akan di lakukan menyesuaikan tingkah laris seseorang dalam upaya meningkatkan kemampuan berfikir pada diri seseorang. Dalam hal ini mencar ilmu sikap membuatkan diri melalui adaptasi tingkah laku.
Sedangkan pembelajaran berkaitan dengan komunikasi timbal balik siswa dengan guru. Pembelajaran merupakan kegiatan pendidik atau guru secara terpola melalui desain semoga siswa sanggup mencar ilmu secara aktif dan lebih menekankan pada sumber mencar ilmu yang disediakan (Dimyati dan Mudjiono). Proses pembelajaran yang baik ialah yang memungkinkan terjadinya korelasi antara stimulus dan respon dengan baik.
Proses pembelajaran tidak sanggup dipisahkan dari proses dan hasil belajar. Proses pembelajaran harus sanggup menumbuhkan proses mencar ilmu yang baik yang sanggup memacu penerima didik untuk berfikir kreatif dan aktif. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik dan media dalam rangka membangun proses mencar ilmu antara lain membahas materi dan melaksanakan pengalaman mencar ilmu sehingga tujuan pembelajaran sanggup dicapai dengan maksimal.
Keterkaitan antara dua konsep ini yaitu upaya guru merencanakan kegiatan mencar ilmu untuk siswa dengan memfasilitasi semoga siswa sanggup berinteraksi dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan sikap pada diri siswa. Perubahan tersebut meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Muhammad Rohman (2013 : 68) perubahan yang terjadi mempunyai karakteristik : (1) perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam mencar ilmu bersifat sinambung dan fungsional, (3) tidak bersifat sementara, (4) bersifat positif dan aktif, (5) mempunyai arah dan tujuan, dan perbuatan.
Menuju pada karakteristik tersebut, kegiatan mencar ilmu siswa merupakan suatu kegiatan yang menjadi ciri berlangsungnya suatu pembelajaran. Aktifitas ini tentunya melibatkan kegiatan fisik dan mental siswa. Aktivitas yang gampang teramati dalam pembelajaran yaitu kegiatan fisik berupa gerak motorik siswa ibarat memperagakan sesuatu atau memperagakan suatu model. Aktivitas lain yang juga perlu menerima perhatian yaitu kegiatan mental siswa. Aktivitas mental ini juga dikatakan sebagai proses berfikir siswa berupa mengingat, menalar, dan menganalisis suatu materi pembelajaran. Meskipun tidak sanggup diamati oleh indera, namun kegiatan mental ini menjadi ciri bagi siswa memahami materi pembelajaran belum.
Selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk memadukan aktifitas fisik dan mental mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Agar kegiatan pembelajaran sanggup berlangsung dengan aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan perlu adanya suatu perangkat pembelajaran yang mendukung terciptanya suasana pembelajaran tersebut. Salah satu perangkat pembelajaran yang sanggup digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa atau disebut dengan LKS.
Lembar kerja Siswa merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran (Hidayah dan Sugiarto, 2006 : 8). Secara umum Lomba Kompetensi Siswa yaitu perangkat pembelajaran sebagai perlengkapan sarana pendukung Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
"Lembar Kerja Siswa juga merupakan bab dari planning pelaksanaan pembelajaran yang menunjang kepada pencapaian indikator melalui berbuat dan berfikir sehingga siswa memperoleh kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor".
Sementara itu, berdasarkan (Lestari, 2006 : 16) Lomba Kompetensi Siswa dirancang oleh guru sendiri sesuai dengan produk bahasan dan tujuan pembelajarannya. Lomba Kompetensi Siswa dalam kegiatan mencar ilmu mengajar sanggup dimanfaatkan sebagai tahap pemahaman konsep, alasannya yaitu Lomba Kompetensi Siswa dirancang untuk membimbing siswa dalam pembelajaran. Lomba Kompetensi Siswa dimanfaatkan untuk mempelajari pengetahuan perihal topik yang telah dipelajari sebelumnya yaitu penanaman konsep.
Lembar kerja siswa mempunyai kriteria kualitas, Menurut Hendro Darodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992) penyusunan Lomba Kompetensi Siswa harus memenuhi banyak sekali persyaratan yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknik. Lomba Kompetensi Siswa juga berperan membantu guru dalam mengarahkan siswa menemukan tanggapan melalui kegiatan sendiri. Dengan adanya Lomba Kompetensi Siswa diperlukan siswa sanggup melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menuangkan ide-ide kreatifnya baik secara perorangan maupun kelompok bisa berfikir kritis dan menjalin kerjasama yang baik dengan anggota kelompok.
Kondisi ideal yang diperlukan tersebut ternyata masih belum tercapai. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan penelitian di SDN X. Dari hasil wawancara dengan salah satu guru kelas V di sekolah SDN X ternyata sebagian besar guru di SDN X hanya memakai Lomba Kompetensi Siswa yang sudah disediakan pada buku teks sebagai materi kerja siswa selama kegiatan pembelajaran. Padahal Lomba Kompetensi Siswa tersebut gotong royong bukanlah Lomba Kompetensi Siswa yang benar-benar secara maksimal membantu siswa untuk aktif, kreatif, dan inovatif menuangkan ide-idenya serta memadukan kegiatan fisik dan mental mereka dalam proses pembelajaran, alasannya yaitu hanya menyajikan soal-soal latihan untuk menjawab oleh siswa secara tertulis saja. Masih sangat minim Lomba Kompetensi Siswa yang secara kreatif dirancang oleh masing-masing guru dengan tujuan untuk mengkolaborasikan kegiatan fisik dan mental siswa dalam proses pembelajaran. Masih banyak yang mengeluhkan bahwa Lomba Kompetensi Siswa hanya berisi latihan soal-soal untuk dikerjakan pada jam pembelajaran kosong atau sebagai pengganti jikalau guru berhalangan hadir dan untuk kiprah rumah yang harus di kerjakan di rumah. Namun seharusnya Lomba Kompetensi Siswa lebih tepatnya untuk soal penilaian untuk mengukur kemampuan siswa dan seberapa siswa memahami pembelajaran yang ditangkap. Dari permasalahan ini di temukan bahwa siswa jadi kurang aktif selama mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung, proses pembelajaran terkesan membosankan bagi penerima didik dan menjadikan keberhasilan pembelajaran menjadi rendah.
Lembar Kerja Siswa berupa Lomba Kompetensi Siswa yang didalamnya berisi rangkaian kegiatan dan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa dengan tujuan untuk meningkatkan hasil mencar ilmu siswa dan juga kegiatan siswa berdasarkan model inkuiri terbimbing sehingga sanggup mencapai kompetensi yang di harapkan. Penelitian ini diberi judul "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL INKUIRI TERBIMBING TOPIK SIFAT-SIFAT CAHAYA UNTUK KELAS V".
0 Response to "Skripsi Pgsd Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Topik Sifat-Sifat Cahaya Untuk Kelas V"
Posting Komentar