iklan banner

Skripsi Pendidikan Pkn Efek Motivasi Berguru Terhadap Hasil Berguru Pkn Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas Iv

(KODE : PEND-PKN-0018) : SKRIPSI PENDIDIKAN PKN PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV

 SKRIPSI PENDIDIKAN PKN PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN MELALUI PEMBE SKRIPSI PENDIDIKAN PKN PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan bisa melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pendidikan di Indonesia diharapkan sanggup mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang mempunyai janji besar lengan berkuasa dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Salah satu ruang lingkup mata pelajaran PKn yaitu globalisasi, yang mencakup globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di kala globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional dan mengevaluasi globalisasi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). Dalam buku PKn kelas IV SD pokok bahasan globalisasi ada tiga, yaitu efek globalisasi, budaya Indonesia dalam misi kebudayaan internasional dan menyikapi efek globalisasi.
Tujuan pembelajaran PKn perihal budaya Indonesia dalam misi kebudayaan internasional yaitu semoga siswa bisa mengenal jenis-jenis budaya dan kesenian di Indonesia dengan baik, tidak hanya itu saja tetapi semoga siswa mempunyai tanggung jawab untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan kawasan masing-masing. Hal tersebut dilakukan semoga kebudayaan tetap lestari dan berkembang hingga negara lain. Jangan hingga budaya dan kesenian kita direbut atau bahkan diakui oleh negara lain alasannya yaitu efek globalisasi. Diharapkan siswa bisa memilih, memilah dan menyaring budaya luar yang tidak pantas masuk ke Indonesia.
Fakta yang peneliti temukan di lapangan, yaitu di SDN X bahwa hasil berguru PKn siswa kelas IV khususnya bahan budaya Indonesia dalam misi kebudayaan internasional masih dalam kategori rendah. Hal itu sanggup dibuktikan dari dokumentasi hasil tes ulangan harian PKn siswa. Dari dokumen tersebut, sanggup diketahui bahwa dari keseluruhan siswa kelas IV SDN X yang berjumlah 34 siswa, 2 siswa memperoleh nilai 40 (5,8 %), 4 siswa memperoleh nilai 45 (11,8), 6 siswa memperoleh nilai 50 (17,6), dan 4 siswa memperoleh nilai 60 (11,8). Jadi, sebanyak 16 siswa (47%) kelas IV SDN X tidak tuntas dalam pembelajaran PKn. KKM mata pelajaran PKn kelas IV SDN X yaitu 67.
Hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV SDN X bahwa hasil berguru PKn siswa rendah alasannya yaitu siswa masih gundah dan belum mengerti perihal jenis budaya dan kesenian banyak sekali kawasan di Indonesia. Hal ini dikarenakan beragamnya budaya dan kesenian yang ada di Indonesia. Bagi siswa yang kurang cerdas sangat sulit untuk memahami jenis-jenis budaya dan kesenian di Indonesia. Permasalahan lain yang dihadapi siswa dalam bahan budaya Indonesia dalam misi kebudayaan internasional yaitu kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Pembelajaran di kelas dirasa membosankan, jenuh dan tidak menyenangkan. Banyak siswa yang tidak memperhatikan klarifikasi guru, ada yang berbicara sendiri, mengantuk, atau bahkan bermain-main dengan sobat sebangkunya.
Setelah melaksanakan wawancara dengan guru kelas, peneliti terjun pribadi ke lapangan untuk mengamati proses pembelajaran guru kelas IV SDN X dalam mengajar mata pelajaran PKn. Ternyata, guru masih menerapkan pendekatan Teacher Center Learning yang artinya pembelajaran berpusat pada guru. Guru menempatkan dirinya sebagai sentra dari segala pengetahuan dan isu kepada siswa. Guru banyak berceramah di depan, menjelaskan semua bahan kepada siswa tanpa dilengkapi dengan alat peraga dan media pembelajaran. Guru juga tidak melaksanakan diskusi kelompok yang seharusnya dilakukan semoga pembelajaran tidak terkesan monoton dan menjenuhkan. Wajar kalau banyak siswa yang kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan baik dan menyebabkan hasil berguru PKn-nya rendah.
Berdasarkan pada duduk kasus di atas, maka diharapkan model pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan semoga siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan menghasilkan nilai yang manis dalam setiap ulangan. Banyaknya ragam model pembelajaran PKn menuntut kejelian guru untuk sanggup menentukan model pembelajaran yang sempurna sesuai bahan dan karakteristik siswa. Salah satu model pembelajaran yang sempurna dipakai dalam mata pelajaran PKn bahan budaya Indonesia dalam misi kebudayaan internasional yaitu model pembelajaran kooperatif tips Make a Match.
Model Make a Match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif model pembelajaran yang sanggup diterapkan kepada siswa. Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu siswa diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang sanggup mencocokkan kartunya diberi skor/poin. Salah satu keunggulan model pembelajaran ini yaitu siswa mencari pasangan sambil berguru mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. 
Penerapan metode Make a Match sanggup membangkitkan keingintahuan dan kolaborasi di antara siswa serta bisa membuat kondisi yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi, yaitu : berpusat pada siswa; menyebarkan keingintahuan dan imajinasi; mempunyai semangat mandiri, bekerja sama, dan kompetensi; membuat kondisi yang menyenangkan; menyebarkan bermacam-macam kemampuan dan pengalaman belajar; karakteristik mata pelajaran.
Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match diharapkan sanggup mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam mata pelajaran PKn bahan budaya Indonesia dalam misi kebudayaan internasional. Dari penerapan model tersebut juga diharapkan sanggup meningkatkan motivasi berguru siswa yang nantinya akan mensugesti hasil berguru siswa untuk sanggup meningkat juga.
Penerapan model pembelajaran Make a Match dalam mata pelajaran PKn kelas IV pada kompetensi dasar mengidentifikasi budaya Indonesia yang pernah tampil dalam misi kebudayaan internasional sebelumnya pernah dilakukan oleh Aminah (2010). Penelitiannya menawarkan bahwa model Make a Match ini sanggup meningkatkan motivasi atau minat berguru dan hasil berguru siswa kelas IV SDN Karangharjo Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang.
Berpijak dari hal tersebut peneliti semakin optimis bahwa model pembelajaran Make a Match dirasa bisa merangsang motivasi berguru siswa. Hal itu mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian perihal “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH” siswa kelas IV SDN X khususnya pada bahan budaya Indonesia dalam misi kebudayaan internasional.

Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com

0 Response to "Skripsi Pendidikan Pkn Efek Motivasi Berguru Terhadap Hasil Berguru Pkn Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas Iv"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel