Sejarah Perkembangan Bank Sentral Eropa (The European Central Bank)
Tak jauh berbeda dengan The Federal Reserve, sejarah berdirinya Bank Sentral Eropa (the European Central Bank/ECB) juga terjadi dalam periode waktu yang lama. Pada artikel ini kita akan mempelajari perkembangan ECB, yang didahului dengan terbentuknya komunitas Uni Eropa (the European Union), serta peranan ECB dalam mengatasi krisis ekonomi kawasan.
1. SEJARAH BERDIRINYA BANK SENTRAL EROPA.
Pada awalnya, dimotori oleh Belgia, Jerman, Perancis, Italia, Luksemburg, dan Belanda, dibentuklah kerjasama di sektor perdagangan komoditas tertentu, yang berjulukan the European Coal and Steel Community (ECSC), di Paris, Perancis, pada 23 Juli 1952.
Kemudian untuk memperluas area kerjasama, ke-6 negara tersebut membentuk Komunitas Ekonomi Eropa the European Economic Community (EEC), yang dituangkan dalam janji Roma (Treaties of Rome), pada 25 Maret 1957. EEC menjadi awal terintegrasinya perekonomian negara-negara Eropa.
Meski demikian, dikala itu belum ada aliran untuk membentuk mata uang bersama (Scheller, H. The European Central Bank, History, Role and Functions, 2006).
Melalui EEC inilah kemudian digagas penggunaan mata uang tunggal Eropa (saat itu berjulukan the Economic and Monetary Union (EMU)), dengan tujuan untuk memudahkan transaksi perdagangan antar negara. Pada 17 Juli 1969, gagasan ini dituangkan dalam sebuah rencana yang disebut Barre Plan.
Setelah melalui periode waktu yang cukup lama, kesannya disepakati bahwa EMU akan dilakukan dalam tiga tahap:
Adapun fungsi Bank Sentral Eropa antara lain:
Untuk menjaga stabilitas keuangan, ECB melaksanakan analisa ekonomi dan analisa moneter. Analisa ekonomi didasarkan pada kondisi ekonomi dan finansial kawasan, dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan harga, terkait dengan seruan dan penawaran barang/jasa.
Sementara analisa moneter dipakai untuk memantau perkembangan sektor moneter, termasuk besaran inflasi (European Central Bank. Facts: The European Central Bank, The Eurosystem, The European System of Central Banks, 2006).
Terintegrasinya negara-negara di tempat tersebut membuatnya menjadi kekuatan yang sangat diperhitungkan dalam perdagangan internasional.
Bank Dunia menyebutkan GDP Euro Area pada 2014 tercatat sebesar US$ 13.4 triliun. Dengan total populasi sekitar 338.7 juta jiwa, maka pendapatan per kapita pada tahun tersebut mencapai US$ 39,162 (data.worldbank.org. Euro Area, dikutip pada Jumat 25 Maret 2016).
Data tersebut menegaskan Euro Area sebagai penantang serius bagi Amerika Serikat, China, maupun Jepang sebagai pemegang kekuatan ekonomi dunia.
2. UPAYA ECB DALAM MENGATASI KRISIS EKONOMI DI KAWASAN EURO AREA.
Setelah bangkrutnya Lehman Brothers di Amerika Serikat (catatan: artikel terkait insiden ini sanggup dibaca dalam Perkembangan Perekonomian Amerika Serikat), terdapat kekhawatiran hal tersebut akan berdampak juga pada korporasi-korporasi di Eropa.
Hal ini mendorong ECB melaksanakan tindakan awal, melalui analisa atas imbas utang negara Euro Area terhadap stabilitas kawasan.
Selain itu ECB meninjau ulang kebijakan-kebijakan terdahulu, termasuk pada penentuan suku bunga pola (minimum bid rate). Setelah melalui aneka macam analisa, diputuskanlah kebijakan pemangkasan suku bunga, dengan tujuan untuk memacu sektor riil.
Perubahan juga dilakukan dengan kebijakan pelonggaran atas syarat-syarat utang perbankan, untuk mengurangi beban yang harus ditanggung debitur.
Akan tetapi, ternyata krisis di Eropa berlanjut pada 2010, ketika Yunani mengalami gagal bayar (default) akhir gagalnya tata kelola pemerintahan.
Melalui serangkaian perdebatan dan konflik politik domestik, serta informasi keluarnya Yunani dari Euro (Grexit), kesannya Yunani memperoleh data talangan (bail out) dengan denah yang disepakati oleh ECB dan negara anggota Euro Area lainnya.
Namun masalah belum berhenti, alasannya yaitu semenjak 2013-2015 perekonomian dunia mengalami perlambatan; diperparah dengan informasi perang mata uang (currency war), dimana negara berlomba-lomba menurunkan tingkat suku bunga untuk menarik investor asing, termasuk ketika China mendevaluasi Yuan terhadap US Dollar, sebuah kebijakan yang dianggap tidak lazim di perekonomian modern.
Perkembangan terakhir yaitu keputusan yang tidak kalah mengejutkan, yakni ECB memberlakukan suku bunga negatif (hingga minus 0.04%), untuk mendorong pertumbuhan sektor riil (The Wall Street Journal, ECB Cuts Rates and Expands Stimulus – Recap, Mar 10, 2016).
Demikian uraian terkait sejarah perkembangan Bank Sentral Eropa, serta perannya dalam mengatasi krisis ekonomi di Euro Area. Kita akan terus melihat bagaimana peranan ECB menjaga stabilitas ekonomi di tempat tersebut. **
ARTIKEL TERKAIT :
Sejarah Terbentuknya Blok Uni Eropa (the European Union)
Tantangan UNDP Mewujudkan Agenda the Sustainable Development Goals (SDGs)
Sejarah dan Peran G7 (the Group of Seven) dalam Tata Kelola Perekonomian Dunia
Peran WTO (the World Trade Organization) dalam Membangun Kerjasama Perdagangan Internasional Sumber http://www.ajarekonomi.com
1. SEJARAH BERDIRINYA BANK SENTRAL EROPA.
Pada awalnya, dimotori oleh Belgia, Jerman, Perancis, Italia, Luksemburg, dan Belanda, dibentuklah kerjasama di sektor perdagangan komoditas tertentu, yang berjulukan the European Coal and Steel Community (ECSC), di Paris, Perancis, pada 23 Juli 1952.
Kemudian untuk memperluas area kerjasama, ke-6 negara tersebut membentuk Komunitas Ekonomi Eropa the European Economic Community (EEC), yang dituangkan dalam janji Roma (Treaties of Rome), pada 25 Maret 1957. EEC menjadi awal terintegrasinya perekonomian negara-negara Eropa.
Meski demikian, dikala itu belum ada aliran untuk membentuk mata uang bersama (Scheller, H. The European Central Bank, History, Role and Functions, 2006).
Melalui EEC inilah kemudian digagas penggunaan mata uang tunggal Eropa (saat itu berjulukan the Economic and Monetary Union (EMU)), dengan tujuan untuk memudahkan transaksi perdagangan antar negara. Pada 17 Juli 1969, gagasan ini dituangkan dalam sebuah rencana yang disebut Barre Plan.
Setelah melalui periode waktu yang cukup lama, kesannya disepakati bahwa EMU akan dilakukan dalam tiga tahap:
- fase pertama dimulai pada awal 1990, melalui penghapusan hukum yang menghambat lalu-lintas perdagangan barang dan jasa, dan migrasi penduduk antar negara.
- fase kedua dimulai pada Januari 1994, melalui pembentukan institusi pengelola moneter Eropa (the European Monetary Institute (EMI)), yang menjadi cikal bakal the European Central Bank (ECB).
- fase ketiga pada 1 Juni 1998, dengan dibentuknya ECB, yang kiprah pertamanya yaitu mempersiapkan kerangka kerja operasional untuk kebijakan moneter tunggal yang akan dimulai pada awal 1999. Akhirnya pada 1 Januari 1999, secara resmi Euro menjadi mata uang tunggal di Euro Area.
Adapun fungsi Bank Sentral Eropa antara lain:
- menjadi pusat pengambilan keputusan berkaitan dengan kebijakan moneter.
- memastikan implementasi setiap keputusan.
- berwenang sebagai regulator dalam lalu-lintas moneter di Euro Area.
- menginisiasi peraturan-peraturan di sektor moneter dan perbankan.
Untuk menjaga stabilitas keuangan, ECB melaksanakan analisa ekonomi dan analisa moneter. Analisa ekonomi didasarkan pada kondisi ekonomi dan finansial kawasan, dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan harga, terkait dengan seruan dan penawaran barang/jasa.
Sementara analisa moneter dipakai untuk memantau perkembangan sektor moneter, termasuk besaran inflasi (European Central Bank. Facts: The European Central Bank, The Eurosystem, The European System of Central Banks, 2006).
Terintegrasinya negara-negara di tempat tersebut membuatnya menjadi kekuatan yang sangat diperhitungkan dalam perdagangan internasional.
Bank Dunia menyebutkan GDP Euro Area pada 2014 tercatat sebesar US$ 13.4 triliun. Dengan total populasi sekitar 338.7 juta jiwa, maka pendapatan per kapita pada tahun tersebut mencapai US$ 39,162 (data.worldbank.org. Euro Area, dikutip pada Jumat 25 Maret 2016).
Data tersebut menegaskan Euro Area sebagai penantang serius bagi Amerika Serikat, China, maupun Jepang sebagai pemegang kekuatan ekonomi dunia.
2. UPAYA ECB DALAM MENGATASI KRISIS EKONOMI DI KAWASAN EURO AREA.
Setelah bangkrutnya Lehman Brothers di Amerika Serikat (catatan: artikel terkait insiden ini sanggup dibaca dalam Perkembangan Perekonomian Amerika Serikat), terdapat kekhawatiran hal tersebut akan berdampak juga pada korporasi-korporasi di Eropa.
Hal ini mendorong ECB melaksanakan tindakan awal, melalui analisa atas imbas utang negara Euro Area terhadap stabilitas kawasan.
Selain itu ECB meninjau ulang kebijakan-kebijakan terdahulu, termasuk pada penentuan suku bunga pola (minimum bid rate). Setelah melalui aneka macam analisa, diputuskanlah kebijakan pemangkasan suku bunga, dengan tujuan untuk memacu sektor riil.
Perubahan juga dilakukan dengan kebijakan pelonggaran atas syarat-syarat utang perbankan, untuk mengurangi beban yang harus ditanggung debitur.
Akan tetapi, ternyata krisis di Eropa berlanjut pada 2010, ketika Yunani mengalami gagal bayar (default) akhir gagalnya tata kelola pemerintahan.
Melalui serangkaian perdebatan dan konflik politik domestik, serta informasi keluarnya Yunani dari Euro (Grexit), kesannya Yunani memperoleh data talangan (bail out) dengan denah yang disepakati oleh ECB dan negara anggota Euro Area lainnya.
Namun masalah belum berhenti, alasannya yaitu semenjak 2013-2015 perekonomian dunia mengalami perlambatan; diperparah dengan informasi perang mata uang (currency war), dimana negara berlomba-lomba menurunkan tingkat suku bunga untuk menarik investor asing, termasuk ketika China mendevaluasi Yuan terhadap US Dollar, sebuah kebijakan yang dianggap tidak lazim di perekonomian modern.
Perkembangan terakhir yaitu keputusan yang tidak kalah mengejutkan, yakni ECB memberlakukan suku bunga negatif (hingga minus 0.04%), untuk mendorong pertumbuhan sektor riil (The Wall Street Journal, ECB Cuts Rates and Expands Stimulus – Recap, Mar 10, 2016).
Demikian uraian terkait sejarah perkembangan Bank Sentral Eropa, serta perannya dalam mengatasi krisis ekonomi di Euro Area. Kita akan terus melihat bagaimana peranan ECB menjaga stabilitas ekonomi di tempat tersebut. **
ARTIKEL TERKAIT :
Sejarah Terbentuknya Blok Uni Eropa (the European Union)
Tantangan UNDP Mewujudkan Agenda the Sustainable Development Goals (SDGs)
Sejarah dan Peran G7 (the Group of Seven) dalam Tata Kelola Perekonomian Dunia
Peran WTO (the World Trade Organization) dalam Membangun Kerjasama Perdagangan Internasional Sumber http://www.ajarekonomi.com
0 Response to "Sejarah Perkembangan Bank Sentral Eropa (The European Central Bank)"
Posting Komentar