iklan banner

Bila Piutang Anda Sulit Ditagih, Inilah Cara Pengelolaan Piutang Perjuangan Yang Layak Dilakukan


Kebijakan pengelolaan piutang usaha yang sempurna akan mencegah kebocoran, pemborosan, meningkatkan value added dan produktifitas perusahaan


Penulis pernah bekerja di belahan credit control, hampir tiap pagi indera pendengaran ini dekat dengan kalimat-kalimat indah nan memukau menyerupai ini :


sampai hari ini berapa piutang perjuangan yang overdue? ”


berapa hutang biro PT MK? ”


tolong buat analisa umur piutang hingga hari ini ya


berapa yang write off?


Kalimat-kalimat magis menyerupai itu laksana mantra sakti yang akan menjadikan seorang credit controller lebih berpengaruh mentalnya, cekatan, bekerja sistematis dan sebagai bonus-nya ia mempunyai jaringan yang luas dengan pelanggan.


Piutang ‘hanyalah’ dampak dari transaksi penjualan kredit! Bila penjualan dilakukan secara tunai maka tidak akan timbul piutang.


Dan fakta menawarkan bahwa kedua model transaksi tersebut banyak diterapkan oleh penjual barang atau jasa.


Penjualan kredit yaitu salah satu taktik yang lazim dipakai dalam menjual barang atau jasa.


Strategi penjualan kredit akan menyebabkan dampak dalam operasional maupun perlakuan akuntansinya.


Bila taktik penjualan kredit dilakukan tanpa kendali maka akan berakibat saldo piutang tinggi.


Padahal banyak acara operasional yang memerlukan pendanaan dengan segera, menyerupai : membayar honor karyawan, membeli raw material, persediaan untuk kantor.


Maka diharapkan suatu standar mekanisme operasional kebijakan kredit yang tepat, yaitu suatu kebijakan yang akan mencegah kebocoran, pemborosan, meningkatkan value added dan produktifitas perusahaan.


Blog Manajemen Keuangan akan menyajikan beberapa seri artikel yang informatif, renyah, dan inspiring wacana pengelolaan piutang usaha.


Untuk seri pertama ini akan disajikan mengenai pengertian, klasifikasi, dan bagaimana melaksanakan evaluasi terhadap piutang sehingga sanggup memenuhi prinsip akuntansi.


Untuk seri berikutnya akan dikaji tema piutang lain yang sangat menarik antara lain mengenai cara-cara memakai piutang sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan dana yang sifatnya segera.


***


Pengertian Piutang (Receivable Definition)


Strategi penjualan barang-barang dan jasa-jas secara kredit akan menyebabkan batas waktu tenggang semenjak penyerahan barang atau jasa hingga dikala diterimanya uang.


Dalam batas waktu tenggang tersebut penjual mempunyai tagihan kepada pembeli. Istilah piutang dimaksudkan dengan tagihan-tagihan perusahaan atas uang, barang-barang, atau jasa-jasa terhadap pihak lain.


Dalam akuntansi pengertian piutang biasanya dipakai untuk menawarkan tagihan-tagihan yang akan dilunasi dengan uang.


 


Klasifikasi Piutang (Receivable Classification)


Sering kita menjumpai di laporan keuangan, yaitu neraca membedakan dua jenis piutang: piutang dagang dan piutang usaha.


Ada lagi yang mencantumkan piutang wesel, apa perbedaanya?


Tagihan-tagihan yang dimiliki perusahaan sanggup dibagi menjadi dua kelompok yaitu :



Kelompok #1. Piutang


Merupakan tagihan-tagihan yang tidak didukung dengan kesepakatan tertulis. Piutang diklasifikasikan lagi menjadi dua jenis yaitu :



a. Piutang Dagang (Trade Receivable)


Piutang dagang menawarkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.


Untuk acara perusahaan yang normal, biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar.


Piutang yang timbul dari penjualan yang pembayarannya dengan dicicil, akan dipisahkan menjadi aktiva lancar dan tidak lancar, tergantung pada jangka waktu cicilan.


 


Perhatikan pencatatan akuntansinya sebagai berikut:


Untuk penyerahan barang:

[Debit] Trade Receivable

[Credit] Sales

Dan;

[Debit] Cost of Goods Sold (HPP)

[Credit] Inventory


Untuk penyerahan jasa:

[Debit] Trade Receivable

[Credit] Revenue (pendapatan)



b. Piutang Non-Dagang (Non-trade Receivable)


Piutang yang timbul bukan dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.


Piutang bukan dagang akan dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar apabila akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.


Masing-masing piutang non-dagang harus dianalisa mengenai kemungkinan pelunasannya. Jika diketahui adanya kemungkinan tidak dilunasi maka harus dibuatkan cadangan kerugian piutang.


Yang termasuk dalam piutang bukan dagang antar lain :



  • Uang muka dalam kontrak pembelian

  • Klaim terhadap perusahaan pengangkutan untuk barang-barang rusak atau hilang

  • Klaim terhadap perusahaan asuransi atas kerugian-kerugian yang dipertanggungkan

  • Klaim terhadap karyawan perusahaan

  • Klaim terhadap restitusi pajak

  • Tagihan terhadap pelanggan untuk mengembalikan daerah barang (misalnya botol, drum)

  • Uang muka pada anak perusahaan

  • Uang muka pada pegawai perusahaan

  • Piutang dividen

  • Piutang pesanan pembelian saham.



Kelompok #2. Piutang Wesel (Notes Receivable)


Adalah kesepakatan tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang.


Piutang wesel harus dipisahkan untuk piutang wesel dagang, wesel dari pegawai dan lain-lain.


Piutang wesel ada yang sanggup dipindahtangankan dan ada yang tidak. Jika wesel dipindahtangankan berarti yang menciptakan wesel akan membayar pada orang (badan) yang memegang wesel tersebut pada dikala jatuh temtpo.


Wesel yang sanggup dipindahtangankan sanggup di-diskontokan ke bank sebelum jatuh temponya.


Wesel yang sudah jatuh tempo tetapi belum dilunasi harus dicatat terpisah dari wesel yang belum jatuh tempo, biasanya dicatat dalam rekening piutang wesel menunggak.


Piutang wesel sanggup dipisahkan menjadi dua macam yaitu :

– Piutang wesel tidak berbunga

– Piutang wesel berbunga


Piutang wesel (notes receivable) akan dikelompokkan sebagai piutang lancar bila tanggal jatuh temponya tidak melebihi dari satu tahun, dan sebaliknya piutang wesel akan dianggap sebagai piutang tidak lancar bila jatu temponya lebih dari satu tahun.


Untuk pembahasan lebih men-detail wacana piutang wesel terutama mengenai pola kasus men-diskontokan piutang wesel, perhitungan bunga, dan pencatatan akuntansi piutang wesel akan dibahas dalam artikel tersendiri.



Penilaian Piutang


Piutang dinyatakan sebagai jumlah yang akan sanggup ditagih”.


Dari kalimat itu sanggup diketahui bahwa untuk melaporkan piutang dalam neraca yaitu sebesar jumlah yang akan direalisasikan yaitu jumlah yang diharapkan akan sanggup ditagih.


Jumlah piutang yang diharapkan akan sanggup ditagih, dihitung dengan mengurangkan jumlah yang diperkirakan akan sanggup ditagih kepada jumlah piutang.


Dan sebab neraca disusun setiap tamat periode maka setiap tamat tahun perlu dihitung jumlah kerugian dari piutang-piutang.


Kerugian piutang usaha/dagang ini dibebankan pada periode yang bersangkutan sehingga sanggup dihubungkan antara kerugian piutang dengan penjualan yang menjadikan timbulnya piutang tersebut.


Untuk mencatat kerugian piutang ada dua metode yang dipakai yaitu, memakai Cadangan Kerugian Piutang dan Metode Penghapusan Langsung.


Bila memakai metode cadangan kerugian piutang, apabila sudah terperinci bahwa piutang perjuangan tidak sanggup ditagih maka rekening cadangan kerugian piutang di-debit dan piutangnya dihapus.


Sedangkan bila memakai metode Penghapusan Langsung, kerugian gres diakui pada waktu piutang dihapuskan.


Penghapusan piutang sanggup dilakukan bila terdapat bukti-bukti yang akurat menyerupai debitur-nya gulung tikar atau meninggal dunia.


Demikian pembahasan tentang pengelolaan piutang usaha. Terima kasih


***



Sumber https://manajemenkeuangan.net

0 Response to "Bila Piutang Anda Sulit Ditagih, Inilah Cara Pengelolaan Piutang Perjuangan Yang Layak Dilakukan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel