iklan banner

Reksadana Terbaik, Salah Menilai Hanya Dari Return Saja

Apa yang Anda lihat ketika mencari Reksadana Terbaik? Mayoritas menilai hanya menurut return, tingkat keuntungan. Tidak ada indikator lain yang menjadi ukuran atau patokan. Padahal, menilai hanya menurut keuntungan, punya sejumlah kelemahan.  

Bukankah tujuan investasi yaitu menghasilkan keuntungan, sehingga masuk logika menggunakannya untuk menentukan reksadana terbaik.

Umumnya ketika akan membeli Reksadana (Alasan Mengapa Investasi Reksadana, simak disini), calon investor meminta dokumen fact-sheet kepada manajer investasi, biasanya tersedia di web manajer investasi (baca klarifikasi apa itu Manajer Investasi disini).

Di dalamnya sudah tersedia perhitungan laba selama periode tertentu, yang lalu dibandingkan dengan suatu benchmark yang umumnya juga sudah disediakan dalam dokumen tersebut.

Kalau laba diatas benchmark (yang niscaya ya alasannya yaitu ini kan dokumen ‘jualan’ manajer investasi), calon investor biasanya sudah yakin, bahwa telah menentukan reksadana yang tepat.

Sayangnya, menilai reksadana menurut tingkat laba saja mempunyai banyak kelemahan. Kelemahan yang justru menciptakan kesalahan dalam menentukan reksadana dengan kinerja investasi terbaik.

Baca dan unduh  GRATIS – Cara Investasi Reksadana baca disini.

Jangan Hanya Return Reksadana  

Sejumlah kelemahan dan duduk masalah dengan hanya memakai indikator laba sebagai berikut:

  • Tidak memperhitungkan risiko investasi. Risk dan Return yaitu dua hal yang saling berdampingan, tidak terpisahkan. Pada ketika laba tinggi, artinya resikonya juga tinggi. Ketika hanya melihat return, kita tidak tahu seberapa besar risikonya. Pada ketika ekonomi sedang bagus, risiko tidak akan terlihat, yang tampak hanyalah kenaikkan keuntungan. Namun, pada ketika ekonomi turun, reksadana yang manfaatnya tadi paling tinggi, dapat jadi anjlok paling dalam. Kenapa? Karena sebelumnya reksadana tersebut tumbuh dengan membeli saham – saham lapis kedua yang risikonya tinggi. Oleh alasannya yaitu itu, penilaian yang seharusnya yaitu membandingkan laba yang sudah diadaptasi dengan tingkat risiko (risk adjusted return). Dengan begitu, perbandingan menjadi fair.  Reksadana risiko tinggi harus dibandingkan dengan reksadana risiko tinggi, bukan reksadana risiko tinggi dibandingkan reksadana risiko rendah.
  • Tidak Mempertimbangkan Likuiditas.Salah satu risiko investasi reksadana yaitu likuiditas, yaitu terhambat proses pencairan investasinya. Misalnya, reksadana menanamkan uangnya di saham – saham yang tidak likuid, yang susah dijual, ketika investor ingin mencairkan kepemilikkannya mengalami kesulitan alasannya yaitu reksadana kesulitan menjual saham. Risiko likuiditas tidak tercermin di dalam tingkat keuntungan. Reksadana yang tingkat manfaatnya tinggi tidak dengan sendirinya punya risiko likuiditas rendah.
  • Tidak Melihat Usia Reksadana. Semakin usang usia reksadana berarti memperlihatkan bahwa ia sudah melewati masa boom dan masa bust pasar modal. Kalau reksadana Anda gres berumur 2 tahun, sementara selama 2 tahun tersebut pasar modal sedang booming, reksadana belum teruji dalam masa sulit. Belum tahu apakah reksadana tahan krisis. Ingat, pasar modal tidak selamanya tumbuh, harga saham tidak selamanya naik, ada ketika krisis, ada ketika harga saham jatuh.
  • Tidak Memperhitungkan Size Reksadana. Jumlah dana kelolaan reksadana memperlihatkan dapat dipercaya manajer investasi dan kepercayaan investor terhadap reksadana. Secara umum, makin besar ukuran dana, makin dipercaya dan makin terkenal reksadana tersebut. Ada sebuah studi menarik mengenai implikasi jumlah dana kelolaan, yang pada dasarnya mengambarkan bahwa jumlah dana kelolaan besar, diatas Rp 1 trilliun, mempunyai kinerja yang lebih baik.
  • Tidak Dilakukan Evaluasi dalam Periode yang Sama. Periode observasi yang sama merupakan syarat penilaian dapat objektif. Periode berbeda sangat mungkin menghasilkan kinerja yang sama sekali berbeda. Agar fair dan objektif, perbandingkan antar reksadana harus dilakukan dalam periode observasi yang sama. Masalahnya, ketika menilai kineja reksadana dari fact-sheet, periode observasi sangat mungkin berbeda antara satu reksadana dengan reksadana yang lain. Kaprikornus menilai hanya dari return, tanpa memastikan bahwa periode observasi sudah sama, tidak akan memperlihatkan hasil yang akurat. 

Kesimpulannya, menilai reksadana menurut return itu penting, tetapi tidak cukup. Perlu pelengkap gosip lain semoga penilaian reksadana dilakukan dengan akurat.

Evaluasi Reksadana Terbaik

Evaluasi reksadana yang ideal melibatkan banyak faktor, bukan hanya melihat satu faktor saja:

  1. RISIKO. Karena investasi mempunyai risiko, laba reksadana harus diadaptasi (adjusted) dengan risiko yang diambil. Risk adjusted risk yaitu indikator yang seharusnya dipakai ketika membandingkan kinerja reksadana.
  2. LIKUIDITAS. Di instrumen mana investasi reksadana dilakukan. Jenis investasi mempengaruhi tingkat likuiditas, akomodasi pencairan. Semakin investasi dilakukan ke saham – saham blue-chips, atau obligasi rating bagus, likuiditas reksadana semakin baik.
  3. USIA. Semakin usang usia reksadana, semakin baik. Artinya, sudah melewati cycle perekonomian, ketika buruk maupun ketika bagus.
  4. DANA KELOLAAN. Seberapa besar dana kelolaan reksadana, makin besar makin baik. Besarnya dana kelolaan memperlihatkan kepercayaan investor terhadap reksadana.
  5. OBJEKTIVITAS.  Evaluasi antar reksadana harus dilakukan secara objektif, yaitu pada periode yang sama. Perhitungan laba sebaiknya dilakukan oleh pihak yang independen, bukan affiliasi manajer investasi terkait, supaya balasannya objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ternyata banyak faktor diluar laba yang wajib diperhitungkan ketika mencari reksadana terbaik. Bahkan, beberapa indikator yang disarankan diatas, informasinya tidak gampang diperoleh. Terus bagaimana?

Yang saya lakukan yaitu memakai hasil peringkat reksadana terbaik. Peringkat meng-cover semua faktor – faktor diatas dalam menilai reksadana.

Jika masih ada pertanyaan atau uneg-uneg, silahkan tulis di comment. Saya akan berusaha menjawabnya.

Simak goresan pena terbaru: Apa Reksadana Paling Aman, Cara Beli Investasi Reksadana Hanya 100rbKonsultasi Cara Merancang Dana Pensiun dan Mempersiapkan Dana Pendidikan, Kami Bantu Konsultasi!

GRATIS e-book Panduan Reksadana Dasar


Sumber https://duwitmu.com

0 Response to "Reksadana Terbaik, Salah Menilai Hanya Dari Return Saja"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel