iklan banner

Potential Of The Dark As A Factor Affecting Seed Germination


Potensi Kegelapan Sebagai Faktor Yang Mempengaruhi
Perkecambahan Benih


Penyelidikan dilakukan antara 1 Februari 2014 sampai 30 April 2014 di laboratorium ilmu kehidupan dari Mkwawa University College of Education untuk membenarkan status kegelapan sebagai faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji. Sebanyak 600 biji dipakai dalam seluruh percobaan. Hasil yang sesuai dengan temuan lain dalam perkecambahan biji menyarankan merekomendasikan gelap sebagai faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji daripada yang telah disederhanakan.

Factor yang mempengaruhi perkecambahan biji

Perkecambahan biji sanggup dipengaruhi baik oleh faktor internal maupun faktor eksternal dari lingkungan. Beberapa faktor internal ibarat hormon dan enzim yang terkandung dalam aneka macam tahap perkembangan benih sanggup mempengaruhi benih/biji untuk berkecambah. Faktor eksternal yang paling penting yang dinyatakan sanggup mempengaruhi perkembangan benih diantaranya yaitu suhu, oksigen atau udara, air atau kelembaban, dan cahaya yang meskipun kadang dari sebagian besar literatur dalam aneka macam penelitian menyatakan bahwa cahaya tidak mempunyai effek untuk perkecambahan biji lantaran banyak tumbuhan yang dilaporkan berkecambah dan berhasil di daerah gelap pada perbandingannya dengan di daerah yang terperinci tetapi daerah gelap tidak tidak dinyatakan dalam penelitian ilmiah yang dipublikasikan sebagai faktor yang mempengaruhi perkecambahan. Faktor eksternal lain ibarat asam giberelat dan hormon sintesis lainnya yang sanggup mempengaruhi perkecambahan secara signifikan juga tidak dilaporkan sebagai faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji. Banyak peneliti juga oke bahwa tanah, periode dormansi, viabilitas benih, dan ketipisan atau ketebalan lapisan biji sanggup mempengaruhi perkecambahan biji.

Hipotesis
Saya memprediksi perkecambahan dalam gelap akan dua kali dibandingkan dengan perkecambahan di daerah terang.

Material
1. Masking tape dan / atau Marker, 2. Gunting, 3. 3 botol plastik / kontainer, 4. Forceps
5. Handuk Kertas 6. Metric Ruler 7. 15 biji masing-masing, 8. Air suling 9. Mengukur Silinder 100 ml 10. 1% larutan deterjen, 11. 10% larutan deterjen,
12. Paraffin / Cling / Aluminium Foil 13. Kertas grafik

Prosedur:
1. Tandai 3 wadah: Kontrol (DW), Solusi 1% (DT1) dan, Solusi 10% (DT2). 2. Potong 6 keping kertas persegi untuk setiap wadah. 3. Tempatkan 2 kotak di setiap wadah. 4. Bagikan 5 biji di setiap sisi handuk kertas di antara plastik dan handuk. 5. Dalam wadah kontrol tambahkan 25 ml air suling yang benar-benar melembapkan serbet kertas. 6. Dalam wadah solusi 1% tambahkan 25 ml larutan deterjen 1%, pastikan untuk melembabkan handuk sepenuhnya. 7. Lakukan hal yang sama pada wadah solusi 10% dengan menambahkan 25 ml larutan deterjen 10%. 8. Pastikan semua kontainer tertutup rapat. 9. Tempatkan wadah di daerah yang gelap dan hangat. 10. Periksa wadah setiap hari selama 5 hari. Catat setiap perubahan yang mungkin terjadi. Jika akar terlihat benih dianggap berkecambah. 11. Catat tanggal ibarat pada Tabel 1-9 di bawah ini. Tabel dirancang semoga sesuai dengan desain eksperimental plot Split-split (Dark and Light) yakni plot utama, Perawatan (0%, 1% dan 10%) yakni sub-plot sementara hari (1-5) yakni sub-sub plot. 12. Jangan biarkan handuk mengering. Basahi setiap wadah dengan solusi yang sempurna dalam jumlah yang sama. 13. Ukur pertumbuhan akar setiap benih setiap hari semenjak pertama kali muncul. 14. Grafik data dari tabel memakai Pensil berwarna / pena untuk mewakili masing-masing wadah. Percobaan dengan mekanisme nomor 1-14 diulangi 10 kali sebagai ulangan dalam 3 bulan dari Februari sampai April 2014 dan rata-rata jumlah perkecambahan dicatat untuk analisis statistik.

Hasil Penelitian

Percobaan kontrol (0%) atau air suling untuk biji kacang dalam cahaya terhadap kondisi gelap menawarkan perkecambahan kacang secara signifikan lebih tinggi dalam kondisi gelap daripada dalam kondisi cahaya pada P <0,05 (P = 0,0028, t = 6,532, DF = 4 ). Mean + SEM (Light = 1 ± 0.441, Dark = 2.6 ± 0.400). Hasil sesuai dengan temuan yang melaporkan cahaya untuk menguraikan asam karbonat gas, mengusir oksigen dan memperbaiki karbon, sehingga mengeraskan semua cuilan biji yang mencegah vegetasi.
Temuan ini juga melaporkan kegelapan tidak mempunyai efek terhadap gas asam karbonat dan oksigen tetap tidak terganggu untuk mendukung perkecambahan. Suhu yang direkam (maksimum 17◦C dalam gelap dan 20◦C dalam cahaya) yakni contrally ke suhu optimum yang dibutuhkan untuk perkecambahan biji. Dekomposisi asam karbonat dalam kondisi cahaya menekan kondisi perkecambahan lainnya dalam cahaya. Sebuah percobaan kontrol (0%) atau air suling untuk biji jagung dalam terperinci terhadap kondisi gelap menawarkan perkecambahan jagung mempunyai perbedaan antara kondisi terperinci dan gelap tetapi tidak signifikan secara statistik pada P> 0,05 (P = 0,1235, t = 1,4465, DF = 4). Berarti + SEM (Cahaya = 0,166 ± 0,094, Gelap = 1,64 ± 0,851). Hasil sesuai dengan temuan yang menawarkan bahwa periode dormansi, viabilitas benih dan ketebalan kulit biji sanggup mempengaruhi perkecambahan biji.
Perbedaan anatomi biji antara kacang dan biji jagung yakni faktor lain yang mungkin mempengaruhi hasil tetapi juga imbas faktor untuk perkecambahan biji berbeda pada spesies tumbuhan yang berbeda.
Hasil penelitian menawarkan bahwa deterjen serta mineral dalam tanah menghambat awal dan persentase perkecambahan tergantung pada spesies tumbuhan tetapi juga konsentrasi faktor penghalang itulah mengapa persentase perkecambahan antara 1% dan 10% dari kedua kacang dan jagung berbeda meskipun tidak signifikan. Hasil juga menawarkan bahwa semakin tinggi jumlah kontaminasi (deterjen) yang menghambat imbas meningkat itulah mengapa tidak ada pengecambahan sama sekali di semua cawan petri di bawah 10% dibandingkan dengan 1% dalam kondisi apa pun. Baik data statistik dan data yang disajikan pada tabel menawarkan imbas besar lengan berkuasa yang disebabkan oleh kondisi gelap untuk perkecambahan biji menawarkan bahwa gelap tidak hanya lingkungan atau kondisi untuk perkecambahan atau tidak adanya cahaya ibarat peneliti lain yang dipakai untuk menyederhanakan tetapi memenuhi syarat untuk termasuk sebagai faktor mempengaruhi perkecambahan biji.

Kesimpulan dan Saran

Terdapat banyak pemeriksaan yang telah dilakukan pada faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji tanaman. Penyelidikan ini menyatakan bahwa spesies tumbuhan berkecambah secara signifikan pada kondisi gelap dari pada kondisi terang, akan tetapi gelap tidak termasuk ke dalam daftar faktor untuk perkecambahan biji sebagai mana yang telah di benarkan dalam penelitian ini. Biarkan dasar kebenaran dari penelitian ini meyakinkan badan sains (Botanist) yang menyatakan bahwa kondisi gelap sebagai faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji.

REFERENSI
Potential of the Dark as a Factor affecting Seed Germination


Washa B. Washa
Mkwawa University College of Education
Private Bag Iringa Tanzania
February, 2015


Sumber http://teori-perbab.blogspot.com

0 Response to "Potential Of The Dark As A Factor Affecting Seed Germination"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel