Perhatikan 4 Perkiraan Dasar Akuntansi Ini Ketika Menyusun Laporan Keuangan
Daftar isi
Asumsi dasar akuntansi ini harus benar-benar diperhatikan dan sangat bermanfaat dikala menyusun Laporan Keuangan.
Tujuannya yaitu supaya Laporan Keuangan yang kita sajikan akurat dan sanggup dipertanggungjawabkan.
Ada asumsi-asumsi dasar tertentu yang digunakan untuk menyusun prinsip akuntansi.
Asumsi dasar ini merupakan aspek dari lingkungan di mana akuntansi itu dilaksanakan.
Apa saja 4 perkiraan dasar tersebut?
Mari dibahas satu per satu….
***
Asumsi Dasar Akuntansi
Ada 4 perkiraan dasar yang mendasari struktur akuntansi, yaitu:
Asumsi #1. Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity / Economic Entity)
Konsep ini memandang perusahaan sebagai suatu unit perjuangan yang bangun sendiri, terpisah dari pemiliknya.
Atau dengan kata lain perusahaan dianggap sebagai unit akuntansi yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan perjuangan yang lain.
Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik .
Dengan anggapan ibarat ini maka transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi-transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencatatan dan laporan dibentuk untuk perusahaan tadi.
Asumsi #2. Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)
Asumsi dasar akuntansi yang kedua yaitu kontinuitas usaha. Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan akan hidup terus, dalam arti dibutuhkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang.
Penekanan dari konsep ini yaitu terhadap anggapan bahwa akan ada tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menuntaskan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian.
Oleh alasannya yaitu itu dibentuk banyak sekali metode evaluasi dan pengalokasian dalam akuntansi yang didasarkan pada konsep ini.
Sebagai rujukan yaitu prosedur amortisasi dan depresiasi.
Jadi bila tidak terdapat bukti yang cukup terperinci bahwa suatu perusahaan itu akan berhenti usahanya maka kesatuan perjuangan itu harus dipandang akan hidup terus.
Tapi bila terdapat bukti yang terperinci bahwa suatu perusahaan umurnya terbatas, contohnya dalam hal joint venture, maka anggapan kontinuitas perjuangan ini tidak lagi digunakan.
Asumsi #3. Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan
Asumsi dasar akuntansi yang ketiga yaitu memakai unit moneter dalam pencatatan akuntansi.
Beberapa transaski yang terjadi dalam suatu perusahaan sanggup dicatat dengan memakai ukuran unit fisik atau waktu.
Tapi alasannya yaitu tidak semua transaksi itu sanggup memakai ukuran unit fisik yang sama sehingga akan mengakibatkan kesulitan-kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan.
Untuk mengatasi persoalan ini maka semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada dikala terjadinya transaksi itu.
Unit moneter yang digunakan yaitu mata uang dari negara di mana perusahaan itu berdiri.
Perencanaan transaksi dengan memakai ukuran mata uang pada dikala terjadinya suatu transaksi disebut pencatatan yang didasarkan ada biaya historis.
Asumis dasar akuntansi ini digunakan dengan suatu anggapan bahwa daya beli unit moneter yang digunakan yaitu stabil dari perubahan-perubahan daya beli yang terjadi tidak akan menjadikan penyesuaian-penyesuaian.
Namun kalau terjadi perubahan daya beli yang besar (terutama dalam keadaan inflasi) maka laporan-laporan keuangan yang disusun dengan dasar biaya historis akan memperlihatkan citra yang tidak sesuai dengan keadaan dan dengan demikian kegunaannya akan berkurang.
Untuk mengetahui jenis laporan keuangan sebaiknya baca juga : Inilah 4 Jenis Laporan Keuangan yang Perlu Dibuat untuk Usaha Anda
Asumsi #4. Tepat Waktu (Time Period/Periodicity)
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan volume dan keuntungan yang berbeda.
Masalah yang timbul yaitu akreditasi dan pengalokasian ke dalam periode-periode tertentu di mana dibentuk laporan-laporan keuangan.
Laporan-laporan keuangan ini harus dibentuk sempurna pada waktunya. Agar berkhasiat bagi manajemen, pemilik dan kreditur.
Oleh alasannya yaitu itu harus dilakukan alokasi ke periode-periode untuk transaksi-transaksi yang mensugesti beberapa periode. Alokasi ini dilakukan dengan taksiran-taksiran.
Selisih antara jumlah yang ditaksir dengan yang tolong-menolong terjadi kalau tidak cukup berarti, akan diserap oleh periode berikutnya.
Tapi kalau selisih itu jumlahnya cukup berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan periode berikutnya maka akan dilakukan penyesuain terhadap laporan keuangan.
Moga menambah wawasan dan bermanfaat.
***
Sumber https://manajemenkeuangan.net
0 Response to "Perhatikan 4 Perkiraan Dasar Akuntansi Ini Ketika Menyusun Laporan Keuangan"
Posting Komentar