Melihat Donasi Industri Asuransi Pada Pertumbuhan Ekonomi
Industri asuransi dinilai mempunyai bantuan penting terhadap laju pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun demikian, tugas industri tersebut kurang mendapat perhatian jikalau dibandingkan dengan industri-industri lain di sektor finansial, menyerupai perbankan dan perkreditan (simpan-pinjam).
Dalam artikel ini kita akan melihat seberapa jauh tugas industri asuransi pada pertumbuhan ekonomi, menurut penelitian-penelitian yang telah dlakukan.
Menurut definisinya, asuransi (insurance) ialah ‘an economic institution that allows the transfer of financial risk from an individual to a pooled group of risks by means of a two-party contract’ (www.worldfinance.com. Basic concepts of insurance, dikutip pada Selasa, 29 Mei 2018).
Dari pengertian diatas bisa digambarkan bahwa asuransi merupakan instrumen ekonomi yang memungkinkan perpindahan risiko keuangan dari satu pihak (individu atau organisasi) kepada pihak lain melalui suatu kontrak tertentu.
Dalam hal ini pihak pertama (the insured party), yakni individu atau organisasi diwajibkan membayar sejumlah uang yang disebut premi (premium) dalam jangka waktu tertentu. Sebagai gantinya, ketika terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan, contohnya kebakaran, kecelakaan lalu-lintas, dan sebagainya (sesuai dengan yang tertera pada kontrak kesepakatan), maka individu tersebut akan memperoleh penggantian yang besarnya sesuai dengan nilai yang disepakati dalam kontrak.
Sementara pihak kedua merupakan pemberi/penjamin asuransi (the insurers), yang mengatakan aneka macam jenis asuransi (misalnya asuransi jiwa, asuransi pendidikan, dan lain-lain), memilih besarnya premi, serta menetapkan nilai tanggungan yang dituangkan dalam kontrak kesepakatan.
Sebagai catatan, artikel ini tidak akan membahas jenis asuransi secara detil, melainkan melihat dalam perspektif luas menurut studi-studi yang ada.
Salah satu penelitian menyebutkan peran industri asuransi pada pembangunan ekonomi, baik dalam skala perorangan maupun nasional. Adapun tugas tersebut antara lain:
Tidak menyerupai industri perbankan yang berpotensi terpapar risiko tinggi jawaban krisis ekonomi, industri asuransi lebih bisa bertahan dalam situasi tersebut.
Salah satu alasannya ialah alasannya ialah investasi yang diperoleh dari pihak terasuransi, sebagian besar diinvestasikan kembali pada instrumen investasi yang berisiko rendah, menyerupai obligasi dan surat utang negara (Stojakovic, Aleksandra, and Ljiljana Jeremic. Development of the Insurance Sector and Economic Growth in Countries in Transition, Megatrend Review, Vol. 13, No. 3, 2016).
Sementara penelitian lain menyoroti acara asuransi yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui beberapa aspek, yakni:
Penelitian tersebut mempelajari imbas perkembangan industri asuransi di 56 negara pada periode 1976-2004, dengan hasil sebagai berikut:
Sedangkan the International Labour Organization (ILO) mencatat bahwa rendahnya pembangunan ekonomi suatu negara berdampak pada rendahnya penetrasi pasar asuransi.
Laporan juga menyatakan bahwa di negara-negara anggota OECD (the Organization for Economic Co-operation and Development), peningkatan 1% premi asuransi berkorelasi positif pada peningkatan GDP riil sampai 0.06% per tahun.
Sementara studi terhadap 77 negara maju dan berkembang pada 1994-2005 menyebutkan peningkatan 1% penetrasi pasar asuransi berkontribusi positif terhadap peningkatan sekitar 4.8% dari pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya (Kessler, Denis, Amelie de Montchalin, and Christian Thimann. Insurance and Economic Development: Growth, Stabilization and distribution, International Labour Organization, Paper No. 46, September 2016).
Penelitian lain memperlihatkan saat pertumbuhan ekonomi global melambat dari 2.7% pada 2015 menjadi 2.5% di 2016, pertumbuhan pasar asuransi secara umum juga mengalami penurunan, dari 4.3% (2015) menjadi 3.1% (2016).
Adapun penetrasi pasar asuransi sebagian besar berada di negara-negara maju, menyerupai Amerika Serikat yang mencapai 28.58% dari total penetrasi asuransi global, US$ 4.73 triliun; Jepang (9.96%); China (9.85%); Inggris (6.43%); Perancis (5.02%); dan Jerman (4.45%) (Swiss Re Institute. World insurance in 2016: the China growth engine steams ahead, Sigma, No. 3/2017).
Dari beberapa studi diatas bisa disimpulkan bahwa peningkatan penetrasi pasar asuransi berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun demikian penelitian lanjutan masih diperlukan, mengingat perkembangan pesat teknologi yang berpotensi mengubah lanskap industri asuransi di masa mendatang. **
ARTIKEL TERKAIT :
Perkembangan Revolusi Industri 4.0 (Industrial Revolution 4.0) dan Tantangan ke Depan
Peran dan Tantangan Industri FinTech (Financial Technology) dalam Perekonomian
Menyoroti Perkembangan Industri Ritel (Retail Industry) di Era Digitalisasi
Memahami Konsep Ekonomi Digital (Digital Economy) Sumber http://www.ajarekonomi.com
Dalam artikel ini kita akan melihat seberapa jauh tugas industri asuransi pada pertumbuhan ekonomi, menurut penelitian-penelitian yang telah dlakukan.
Menurut definisinya, asuransi (insurance) ialah ‘an economic institution that allows the transfer of financial risk from an individual to a pooled group of risks by means of a two-party contract’ (www.worldfinance.com. Basic concepts of insurance, dikutip pada Selasa, 29 Mei 2018).
Dari pengertian diatas bisa digambarkan bahwa asuransi merupakan instrumen ekonomi yang memungkinkan perpindahan risiko keuangan dari satu pihak (individu atau organisasi) kepada pihak lain melalui suatu kontrak tertentu.
Dalam hal ini pihak pertama (the insured party), yakni individu atau organisasi diwajibkan membayar sejumlah uang yang disebut premi (premium) dalam jangka waktu tertentu. Sebagai gantinya, ketika terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan, contohnya kebakaran, kecelakaan lalu-lintas, dan sebagainya (sesuai dengan yang tertera pada kontrak kesepakatan), maka individu tersebut akan memperoleh penggantian yang besarnya sesuai dengan nilai yang disepakati dalam kontrak.
Sementara pihak kedua merupakan pemberi/penjamin asuransi (the insurers), yang mengatakan aneka macam jenis asuransi (misalnya asuransi jiwa, asuransi pendidikan, dan lain-lain), memilih besarnya premi, serta menetapkan nilai tanggungan yang dituangkan dalam kontrak kesepakatan.
Sebagai catatan, artikel ini tidak akan membahas jenis asuransi secara detil, melainkan melihat dalam perspektif luas menurut studi-studi yang ada.
Salah satu penelitian menyebutkan peran industri asuransi pada pembangunan ekonomi, baik dalam skala perorangan maupun nasional. Adapun tugas tersebut antara lain:
- asuransi mengatakan tata kelola risiko secara tepat serta memberikan perlindungan terhadap pihak terasuransi apabila terjadi hal jelek yang menimpa dirinya. Hal ini akan mengeliminir kerugian yang lebih besar, apabila individu harus menanggung sendiri kerugian yang diakibatkan oleh kejadian jelek tersebut.
- asuransi memberikan rasa kondusif sekaligus meningkatkan kepercayaan individu maupun organisasi dalam melaksanakan acara ekonomi. Rasa kondusif dan percaya diri tersebut pada gilirannya akan memacu produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
- asuransi menstimulasi pertumbuhan dan stabilitas ekonomi melalui sketsa investasi jangka panjang.
Tidak menyerupai industri perbankan yang berpotensi terpapar risiko tinggi jawaban krisis ekonomi, industri asuransi lebih bisa bertahan dalam situasi tersebut.
Salah satu alasannya ialah alasannya ialah investasi yang diperoleh dari pihak terasuransi, sebagian besar diinvestasikan kembali pada instrumen investasi yang berisiko rendah, menyerupai obligasi dan surat utang negara (Stojakovic, Aleksandra, and Ljiljana Jeremic. Development of the Insurance Sector and Economic Growth in Countries in Transition, Megatrend Review, Vol. 13, No. 3, 2016).
Sementara penelitian lain menyoroti acara asuransi yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui beberapa aspek, yakni:
- mempromosikan stabilitas finansial.
- memfasilitasi perdagangan dan acara komersial.
- memobilisasi tabungan domestik.
- menawarkan variasi pengelolaan risiko atas modal.
- meningkatkan alokasi yang lebih efisien terhadap modal.
- mengurangi risiko kerugian.
Penelitian tersebut mempelajari imbas perkembangan industri asuransi di 56 negara pada periode 1976-2004, dengan hasil sebagai berikut:
- terdapat hubungan positif antara perkembangan pasar asuransi dengan pertumbuhan ekonomi.
- dampak asuransi (terutama asuransi jiwa) terhadap pertumbuhan ekonomi terlihat lebih signifikan di negara-negara berpendapatan tinggi (high-income countries) daripada di negara-negara berkembang.
Sedangkan the International Labour Organization (ILO) mencatat bahwa rendahnya pembangunan ekonomi suatu negara berdampak pada rendahnya penetrasi pasar asuransi.
Laporan juga menyatakan bahwa di negara-negara anggota OECD (the Organization for Economic Co-operation and Development), peningkatan 1% premi asuransi berkorelasi positif pada peningkatan GDP riil sampai 0.06% per tahun.
Sementara studi terhadap 77 negara maju dan berkembang pada 1994-2005 menyebutkan peningkatan 1% penetrasi pasar asuransi berkontribusi positif terhadap peningkatan sekitar 4.8% dari pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya (Kessler, Denis, Amelie de Montchalin, and Christian Thimann. Insurance and Economic Development: Growth, Stabilization and distribution, International Labour Organization, Paper No. 46, September 2016).
Penelitian lain memperlihatkan saat pertumbuhan ekonomi global melambat dari 2.7% pada 2015 menjadi 2.5% di 2016, pertumbuhan pasar asuransi secara umum juga mengalami penurunan, dari 4.3% (2015) menjadi 3.1% (2016).
Adapun penetrasi pasar asuransi sebagian besar berada di negara-negara maju, menyerupai Amerika Serikat yang mencapai 28.58% dari total penetrasi asuransi global, US$ 4.73 triliun; Jepang (9.96%); China (9.85%); Inggris (6.43%); Perancis (5.02%); dan Jerman (4.45%) (Swiss Re Institute. World insurance in 2016: the China growth engine steams ahead, Sigma, No. 3/2017).
Dari beberapa studi diatas bisa disimpulkan bahwa peningkatan penetrasi pasar asuransi berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun demikian penelitian lanjutan masih diperlukan, mengingat perkembangan pesat teknologi yang berpotensi mengubah lanskap industri asuransi di masa mendatang. **
ARTIKEL TERKAIT :
Perkembangan Revolusi Industri 4.0 (Industrial Revolution 4.0) dan Tantangan ke Depan
Peran dan Tantangan Industri FinTech (Financial Technology) dalam Perekonomian
Menyoroti Perkembangan Industri Ritel (Retail Industry) di Era Digitalisasi
Memahami Konsep Ekonomi Digital (Digital Economy) Sumber http://www.ajarekonomi.com
0 Response to "Melihat Donasi Industri Asuransi Pada Pertumbuhan Ekonomi"
Posting Komentar