Rantai Makanan, Jaring-Jaring Makanan, Piramida Ekologi, Piramida Biomassa Dan Piramida Energi
Kali ini kita akan membahas mengenai Rantai Makanan, Jaring-jaring Makanan, Piramida Ekologi, Piramida Biomassa dan Piramida Energi. Kita juga akan sedikit menyinggung wacana rantai kuliner perumput dan rantai kuliner detritus, konsumen primer, konsumen sekunder, konsumen tersier, dan produsen serta dekomposer.
Proses makan dan dimakan yang diikuti perpindahan energi dari satu organisme ke organisme lain dalam tingkatan tertentu disebut rantai makanan (food chain).
Tingkatan dalam rantai kuliner disebut juga trofik. Tingkat trofik yang secara mendasar
mendukung tingkatan lainnya dalam suatu ekosistem terdiri dari organisme autotrof yang berperan sebagai produsen primer. Produsen primer mencakup tumbuhan, alga, dan banyak spesies bakteri.
Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem terestrial ialah tumbuhan. Sedangkan di dalam zona limnetik danau dan
dalam lautan terbuka, fitoplankton (alga dan bakteri) ialah autotrof yang paling penting, sementara alga multiseluler dan flora akuatik kadang kala merupakan produsen primer yang lebih penting di zona litoral dalam ekosistem air tawar maupun air laut.
Akan tetapi di dalam zona afotik di bahari dalam, sebagian besar kehidupan bergantung pada produksi fotosintetik di dalam zona fotik. Dalam hal ini energi dan nutrien turun ke bawah dalam bentuk plankton yang mati dan detritus lainnya. Detritus ialah sisa-sisa organisme yang mati, contohnya feses, daun yang gugur, dan bangkai dari semua tingkat trofik.
Tingkat trofik di atas produsen primer ialah konsumen primer atau konsumen tingkat I. Konsumen ini merupakan organisme herbivora. Konsumen primer ini akan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya, yaitu konsumen sekunder atau konsumen tingkat II yang sebagian besar berupa organisme karnivora. Konsumen sekunder ini akibatnya akan dimakan oleh konsumen tersier atau konsumen tingkat III.
Beberapa ekosistem bahkan mempunyai tingkat trofi k yang lebih tinggi lagi. Beberapa konsumen, detritivora, mendapat energinya dengan memakan detritus.
Detritus ini akan mengembalikan senyawa-senyawa organik kembali ke tanah menjadi senyawa-senyawa anorganik sehingga sanggup dimanfaatkan kembali oleh organisme autotrof. Proses dekomposisi menjadi proses yang vital alasannya ialah menciptakan siklus energi sanggup berlangsung terus-
menerus.
Berdasarkan komponen tingkat trofiknya, rantai kuliner dibedakan menjadi dua, yaitu rantai kuliner perumput dan rantai kuliner detritus.
Rantai kuliner perumput merupakan rantai kuliner yang diawali dari flora pada trofi k awalnya. Contohnya flora dimakan belalang, belalang dimakan burung, burung dimakan ular, dan ular dimakan burung elang. Sedangkan rantai kuliner detritus tidak dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari detritus sebagai trofik awalnya. Contoh rantai kuliner detritus ialah seresah atau dedaunan dimakan cacing tanah, cacing tanah dimakan ikan, dan ikan dimakan manusia.
Detritivora seringkali mejadi penghubung utama antara produsen dan konsumen dalam suatu ekosistem. Di ekosistem sungai, misalnya, banya materi organik yang diperlukan oleh konsumen disediakan oleh flora terestrial. Bahan organik tersebut masuk ke dalam ekosistem sungai sebagai guguran dedauan dan serpihan-serpihan lain yang jatuh ke dalam air atau tercuci oleh fatwa permukaan. Seekor siput air (Lymnaea sp.) mungkin bisa memakan detritus tersebut di dasar sungai
dan kemudian siput tersebut dimakan ikan. Contoh lain ialah organisme prokariotik yang menguraikan sampah-sampah organik berupa dedauan di lantai hutan.
Interaksi di dalam ekosistem yang sehat memperlihatkan adanya keseimbangan dinamis. Lalu bagaimana keseimbangan tersebut terjadi, mengapa interaksi makan dan dimakan di dalam jaring-jaring kuliner tersebut bisa seimbang? Hal ini terjadi alasannya ialah adanya proporsi yang sesuai
pada setiap tingkatan trofi k di dalam rantai makanan.
Kalian telah memahami bahwa pada rantai kuliner terdapat tingkat trofik tertentu. Organisme yang menempati tingkat trofik di bab bawah merupakan sumber kuliner bagi organisme di tingkat trofik selanjutnya. Untuk menjaga kesimbangan antara materi kuliner dan pemangsa, organisme
di tingkat trofik atas mempunyai jumlah yang lebih sedikit dari organisme di tingkat trofik bawahnya. Sebagai contoh, pada rantai kuliner rumput, jumlah rumput pada suatu ekosistem lebih banyak dari jumlah binatang herbivora.
Begitu pula, jumlah binatang herbivora lebih banyak daripada binatang karnivora. Keadaan ini sanggup digambarkan dalam piramidanmakanan berikut
Atau sanggup di lihat pada piramida binatang perairan berikut
Piramida jumlah didasarkan pada jumlah individu pada setiap tingkatan trofik. Organisme yang menempati tingkat dasar ialah produsen selalu mempunyai jumlah jauh lebih banyak daripada konsumen primer (tingkat trofik di atasnya). Sementara jumlah konsumen primer lebih banyak dari jumlah konsumen sekunder. Konsumen sekunder ini jumlahnya pun lebih banyak dari konsumen tersier.
Organisme yang berada di puncak piramida mempunyai jumlah paling sedikit dibandingkan organisme di tingkat bawahnya. Perhatikan kembali
Jika piramida jumlah didasarkan pada jumlah individu pada setiap tingkatan trofik, piramida biomassa didasarkan pada pada pengukuran massa individu per m2 pada setiap tingkatan trofik. Biomassa merupakan ukuran massa organisme hidup pada waktu tertentu.
Biomassa pada setiap tingkat trofik dicari sebagai rata-rata massa organisme pada suatu kawasan dengan luas tertentu.
Pada piramida biomassa, massa rata-rata produsen lebih besar dari massa rata-rata konsumen di atasnya. Piramida biomassa umumnya menyempit secara tajam dari produsendi bab dasar ke karnivora tingkat teratas.
Jenis piramida ekologi yang ketiga ialah piramida energi. Kalian telah memahami bahwa proses makan dan dimakan yang terjadi pada sebuah ekosistem juga diikuti oleh perpindahan energi.
Menurut Hukum Kekekalan Energi, energi tidak sanggup diciptakan dan tidak sanggup dimusnahkan,
tetapi sanggup berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Semua energi yang ada di bumi bergotong-royong berasal dari satu sumber yaitu matahari.
Energi cahaya matahari diubah menjadi kuliner oleh produsen melalui proses fotosintesis. Energi ini kemudian dimanfaatkan oleh konsumen primer dan berlanjut hingga konsumen tersier.
Satu hal yang perlu diingat ialah tidak semua konsumen memanfaatkan energi dari kuliner yang didapatnya. Keadaan ini mengisyaratkan adanya pengurangan energi pada setiap tingkatan trofi k
pada suatu piramida. Piramida semacam ini disebut sebagai piramida energi.
Piramida energi bisa memperlihatkan citra akurat wacana kecepatan fatwa energi dalam suatu ekosistem atau produktivitas pada tingkat trofik. Tingkatan trofik pada piramida energi didasarkan pada energi yang dikeluarkan individu dan dinyatakan dalam kilokalori/m2/waktu.
Contoh piramida energi sanggup kalian lihat pada gambar berikut.
Energi sanggup berada dalam banyak sekali bentuk. Misalnya energi kimia, energi potensial, energi kinetik, energi panas, energi listrik, dan lain-lain. Namun, semua bentuk energi tersebut berasal dari satu sumber yaitu matahari. Perubahan bentuk energi ke bentuk energi lain ini dinamakan transformasi energi. Sedangkan perpindahan energi dari satu tempat ke tempat lain disebut transfer energi atau fatwa energi.
Dalam suatu ekosistem, energi matahari diubah oleh produsen menjadi kuliner bagi konsumen primer. Oleh konsumen primer, kuliner yang diperoleh diubah kembali menjadi energi. Konsumen
sekunder juga melaksanakan hal yang sama sesudah memakan konsumen primer. Namun, tidak semua kuliner yang dikonsumsi diubah menjadi energi. Perhatikan Gambar 9.23. yang menggambarkan pembagian energi di dalam sebuah mata rantai pada rantai makanan.
Selama proses transfer energi, selalu terjadi pengurangan jumlah energi setiap melewati suatu tingkat
trofi k. Selama terjadi fatwa energi dalam suatu rantai makanan, terjadi pula fatwa materi. Materi berupa unsur-unsur dalam bentuk senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hi dup dan tak hidup.
Bagan terjadinya transfer energi pada suatu ekosistem sanggup kalian lihat pada berikut.
Pergerakan energi dan materi melalui ekosistem saling bekerjasama alasannya ialah keduanya berlangsung melalui transfer zat-zat di dalam rantai makanan. Dari 200 J energi yang dikonsumsi oleh ulat, misal nya, hanya sekitar 33 J (seperenam) yang dipakai untuk pertumbuhannya, sedangkan sisanya dibuang sebagai feses atau dipakai untuk respirasi seluler. Tentunya, energi yang yang terkandung dalam feses tersebut tidak hilang dari ekosistem alasannya ialah masih sanggup dikonsumsi oleh detritivora. Akan tetapi, energi yang dipakai untuk respirasi hilang dari ekosistem. Dengan demikian, bila radiasi cahaya matahari merupakan sumber utama energi untuk sebagian ekosistem, maka kehilangan panas pada respirasi ialah tempat pembuangan energi. Hal inilah yang menyebabkan energi dikatakan mengalir melalui ekosistem dan bukan didaur di dalam ekosistem.
Hanya energi kimia yang di simpan untuk pertumbuhan (atau produksi keturunan) oleh herbivora yang tersedia sebagai kuliner bagi konsumen sekunder. Energi berbeda dengan materi alasannya ialah energi
tidak sanggup didaur ulang (disiklus ulang). Sehingga suatu ekosistem harus terus-menerus diberi tenaga dari sumber eksternal (matahari). Dengan demikian, energi mengalir melewati ekosistem, sementara materi berkala di dalam ekosistem tersebut. Sumber http://sekolah-matematika-sains.blogspot.com
Proses makan dan dimakan yang diikuti perpindahan energi dari satu organisme ke organisme lain dalam tingkatan tertentu disebut rantai makanan (food chain).
Rantai Makanan |
mendukung tingkatan lainnya dalam suatu ekosistem terdiri dari organisme autotrof yang berperan sebagai produsen primer. Produsen primer mencakup tumbuhan, alga, dan banyak spesies bakteri.
Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem terestrial ialah tumbuhan. Sedangkan di dalam zona limnetik danau dan
dalam lautan terbuka, fitoplankton (alga dan bakteri) ialah autotrof yang paling penting, sementara alga multiseluler dan flora akuatik kadang kala merupakan produsen primer yang lebih penting di zona litoral dalam ekosistem air tawar maupun air laut.
Akan tetapi di dalam zona afotik di bahari dalam, sebagian besar kehidupan bergantung pada produksi fotosintetik di dalam zona fotik. Dalam hal ini energi dan nutrien turun ke bawah dalam bentuk plankton yang mati dan detritus lainnya. Detritus ialah sisa-sisa organisme yang mati, contohnya feses, daun yang gugur, dan bangkai dari semua tingkat trofik.
Tingkat trofik di atas produsen primer ialah konsumen primer atau konsumen tingkat I. Konsumen ini merupakan organisme herbivora. Konsumen primer ini akan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya, yaitu konsumen sekunder atau konsumen tingkat II yang sebagian besar berupa organisme karnivora. Konsumen sekunder ini akibatnya akan dimakan oleh konsumen tersier atau konsumen tingkat III.
Beberapa ekosistem bahkan mempunyai tingkat trofi k yang lebih tinggi lagi. Beberapa konsumen, detritivora, mendapat energinya dengan memakan detritus.
Detritus ini akan mengembalikan senyawa-senyawa organik kembali ke tanah menjadi senyawa-senyawa anorganik sehingga sanggup dimanfaatkan kembali oleh organisme autotrof. Proses dekomposisi menjadi proses yang vital alasannya ialah menciptakan siklus energi sanggup berlangsung terus-
menerus.
Berdasarkan komponen tingkat trofiknya, rantai kuliner dibedakan menjadi dua, yaitu rantai kuliner perumput dan rantai kuliner detritus.
Rantai Makanan Perumput Dan Rantai Makanan Detritus |
Rantai kuliner perumput merupakan rantai kuliner yang diawali dari flora pada trofi k awalnya. Contohnya flora dimakan belalang, belalang dimakan burung, burung dimakan ular, dan ular dimakan burung elang. Sedangkan rantai kuliner detritus tidak dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari detritus sebagai trofik awalnya. Contoh rantai kuliner detritus ialah seresah atau dedaunan dimakan cacing tanah, cacing tanah dimakan ikan, dan ikan dimakan manusia.
Detritivora seringkali mejadi penghubung utama antara produsen dan konsumen dalam suatu ekosistem. Di ekosistem sungai, misalnya, banya materi organik yang diperlukan oleh konsumen disediakan oleh flora terestrial. Bahan organik tersebut masuk ke dalam ekosistem sungai sebagai guguran dedauan dan serpihan-serpihan lain yang jatuh ke dalam air atau tercuci oleh fatwa permukaan. Seekor siput air (Lymnaea sp.) mungkin bisa memakan detritus tersebut di dasar sungai
dan kemudian siput tersebut dimakan ikan. Contoh lain ialah organisme prokariotik yang menguraikan sampah-sampah organik berupa dedauan di lantai hutan.
Jaring-jaring Makanan di Dalamnya terdapat Rantai Makanan Detritus |
pada setiap tingkatan trofi k di dalam rantai makanan.
Kalian telah memahami bahwa pada rantai kuliner terdapat tingkat trofik tertentu. Organisme yang menempati tingkat trofik di bab bawah merupakan sumber kuliner bagi organisme di tingkat trofik selanjutnya. Untuk menjaga kesimbangan antara materi kuliner dan pemangsa, organisme
di tingkat trofik atas mempunyai jumlah yang lebih sedikit dari organisme di tingkat trofik bawahnya. Sebagai contoh, pada rantai kuliner rumput, jumlah rumput pada suatu ekosistem lebih banyak dari jumlah binatang herbivora.
Begitu pula, jumlah binatang herbivora lebih banyak daripada binatang karnivora. Keadaan ini sanggup digambarkan dalam piramidanmakanan berikut
Piramida Makanan Di Darat |
Piramida Makanan di Laut |
Piramida tersebut merupakan salah satu jenis piramida ekologi. Piramida ekologi merupakan citra yang memperlihatkan korelasi struktur trofik dan fungsi trofik. Berdasarkan fungsinya, piramida ekologi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
Piramida jumlah didasarkan pada jumlah individu pada setiap tingkatan trofik. Organisme yang menempati tingkat dasar ialah produsen selalu mempunyai jumlah jauh lebih banyak daripada konsumen primer (tingkat trofik di atasnya). Sementara jumlah konsumen primer lebih banyak dari jumlah konsumen sekunder. Konsumen sekunder ini jumlahnya pun lebih banyak dari konsumen tersier.
Organisme yang berada di puncak piramida mempunyai jumlah paling sedikit dibandingkan organisme di tingkat bawahnya. Perhatikan kembali
Jika piramida jumlah didasarkan pada jumlah individu pada setiap tingkatan trofik, piramida biomassa didasarkan pada pada pengukuran massa individu per m2 pada setiap tingkatan trofik. Biomassa merupakan ukuran massa organisme hidup pada waktu tertentu.
Biomassa pada setiap tingkat trofik dicari sebagai rata-rata massa organisme pada suatu kawasan dengan luas tertentu.
Piramida Biomassa |
Pada piramida biomassa, massa rata-rata produsen lebih besar dari massa rata-rata konsumen di atasnya. Piramida biomassa umumnya menyempit secara tajam dari produsendi bab dasar ke karnivora tingkat teratas.
Jenis piramida ekologi yang ketiga ialah piramida energi. Kalian telah memahami bahwa proses makan dan dimakan yang terjadi pada sebuah ekosistem juga diikuti oleh perpindahan energi.
Menurut Hukum Kekekalan Energi, energi tidak sanggup diciptakan dan tidak sanggup dimusnahkan,
tetapi sanggup berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Semua energi yang ada di bumi bergotong-royong berasal dari satu sumber yaitu matahari.
Energi cahaya matahari diubah menjadi kuliner oleh produsen melalui proses fotosintesis. Energi ini kemudian dimanfaatkan oleh konsumen primer dan berlanjut hingga konsumen tersier.
Satu hal yang perlu diingat ialah tidak semua konsumen memanfaatkan energi dari kuliner yang didapatnya. Keadaan ini mengisyaratkan adanya pengurangan energi pada setiap tingkatan trofi k
pada suatu piramida. Piramida semacam ini disebut sebagai piramida energi.
Piramida energi bisa memperlihatkan citra akurat wacana kecepatan fatwa energi dalam suatu ekosistem atau produktivitas pada tingkat trofik. Tingkatan trofik pada piramida energi didasarkan pada energi yang dikeluarkan individu dan dinyatakan dalam kilokalori/m2/waktu.
Contoh piramida energi sanggup kalian lihat pada gambar berikut.
Piramida Energi |
Energi sanggup berada dalam banyak sekali bentuk. Misalnya energi kimia, energi potensial, energi kinetik, energi panas, energi listrik, dan lain-lain. Namun, semua bentuk energi tersebut berasal dari satu sumber yaitu matahari. Perubahan bentuk energi ke bentuk energi lain ini dinamakan transformasi energi. Sedangkan perpindahan energi dari satu tempat ke tempat lain disebut transfer energi atau fatwa energi.
Dalam suatu ekosistem, energi matahari diubah oleh produsen menjadi kuliner bagi konsumen primer. Oleh konsumen primer, kuliner yang diperoleh diubah kembali menjadi energi. Konsumen
sekunder juga melaksanakan hal yang sama sesudah memakan konsumen primer. Namun, tidak semua kuliner yang dikonsumsi diubah menjadi energi. Perhatikan Gambar 9.23. yang menggambarkan pembagian energi di dalam sebuah mata rantai pada rantai makanan.
Selama proses transfer energi, selalu terjadi pengurangan jumlah energi setiap melewati suatu tingkat
trofi k. Selama terjadi fatwa energi dalam suatu rantai makanan, terjadi pula fatwa materi. Materi berupa unsur-unsur dalam bentuk senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hi dup dan tak hidup.
Bagan terjadinya transfer energi pada suatu ekosistem sanggup kalian lihat pada berikut.
Bagan Aliran Energi dalam Individu |
Pergerakan energi dan materi melalui ekosistem saling bekerjasama alasannya ialah keduanya berlangsung melalui transfer zat-zat di dalam rantai makanan. Dari 200 J energi yang dikonsumsi oleh ulat, misal nya, hanya sekitar 33 J (seperenam) yang dipakai untuk pertumbuhannya, sedangkan sisanya dibuang sebagai feses atau dipakai untuk respirasi seluler. Tentunya, energi yang yang terkandung dalam feses tersebut tidak hilang dari ekosistem alasannya ialah masih sanggup dikonsumsi oleh detritivora. Akan tetapi, energi yang dipakai untuk respirasi hilang dari ekosistem. Dengan demikian, bila radiasi cahaya matahari merupakan sumber utama energi untuk sebagian ekosistem, maka kehilangan panas pada respirasi ialah tempat pembuangan energi. Hal inilah yang menyebabkan energi dikatakan mengalir melalui ekosistem dan bukan didaur di dalam ekosistem.
Hanya energi kimia yang di simpan untuk pertumbuhan (atau produksi keturunan) oleh herbivora yang tersedia sebagai kuliner bagi konsumen sekunder. Energi berbeda dengan materi alasannya ialah energi
tidak sanggup didaur ulang (disiklus ulang). Sehingga suatu ekosistem harus terus-menerus diberi tenaga dari sumber eksternal (matahari). Dengan demikian, energi mengalir melewati ekosistem, sementara materi berkala di dalam ekosistem tersebut. Sumber http://sekolah-matematika-sains.blogspot.com
0 Response to "Rantai Makanan, Jaring-Jaring Makanan, Piramida Ekologi, Piramida Biomassa Dan Piramida Energi"
Posting Komentar