iklan banner

Pengertian Redoks (Reduksi-Oksidasi), Biloks (Bilangan Oksidasi), Autoredoks Dan Contohnya


Pada materi kali ini, kita akan membahas Pengertian Redoks (Reduksi-Oksidasi), Biloks (Bilangan Oksidasi), Autoredoks dan beberapa teladan soal dan penyelesaiannya.

Pengertian Reaksi Reduksi-Oksidasi (Redoks)

Awalnya, reaksi redoks dipandang sebagai hasil dari perpindahan atom oksigen dan hidrogen. Oksidasi merupakan proses terjadinya penangkapan oksigen oleh suatu zat. Sementara itu reduksi yaitu proses terjadinya pelepasan oksigen oleh suatu zat. Oksidasi juga diartikan sebagai suatu proses terjadinya pelepasan hidrogen oleh suatu zat dan reduksi yaitu suatu proses terjadinya penangkap hidrogen. 

Oleh alasannya yaitu itu, teori klasik menyampaikan bahwa oksidasi yaitu proses penangkapan oksigen atau kehilangan hidrogen. Di sisi lain, reduksi yaitu proses kehilangan oksigen atau penangkapan hidrogen.



Berarti,
Redoks yaitu istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (kondisi oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia.
Seiring dilakukannya aneka macam percobaan, konsep redoks juga mengalami perkembangan. Muncullah teori yang lebih modern yang sampai ketika ini masih dipakai. Dalam teori ini disebutkan bahwa:

Oksidasi yaitu proses yang mengakibatkan hilangnya satu atau lebih elektron dari dalam zat. Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih positif.

Dan..
Reduksi yaitu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu atau lebih elektron oleh suatu zat. Zat yang mengalami reduksi akan menjadi lebih negatif.
Teori ini masih digunakan sampai ketika ini. Makara proses oksidasi dan reduksi tidak hanya dilihat dari penangkapan oksigen dan hidrogen, melainkan dipandang sebagai proses perpindahan elektron dari zat yang satu ke zat yang lain.

Nah.., dari sejarah Konsep Reduksi Oksidasi di atas, kita sanggup mengambil satu kaidah yang memudahkan kita dalam memilih mana senyawa yang tereduksi dan mana senyawa yang teroksidasi.

Jika suatu senyawa menangkap oksigen ATAU melepaskan hidrogen, unsur penting senyawa tersebut niscaya kehilangan elektron, maka senyawa tersebut terOKSIDASI.

Jika suatu senyawa melepaskan oksigen ATAU menangkap hidrogen, unsur penting senyawa tersebut niscaya kemasukan elektron, maka senyawa tersebut terREDUKSI. 

Bilangan Oksidasi

Dalam reaksi oksidasi reduksi modern, keberadaan bilangan oksidasi yang dimiliki suatu zat sangat penting. Bilangan oksidasi yaitu muatan listrik yang seolah-olah dimiliki oleh unsur dalam suatu senyawa atau ion.

Aturan penentuan bilangan oksidasi

Aturan penentuan bilangan oksidasi sebagai berikut.
a. Unsur bebas, mempunyai bilangan oksidasi = 0
Contoh:








b. Oksigen
Dalam senyawa, oksigen mempunyai bilangan oksidasi = –2, kecuali:
a. Dalam peroksida (H2O2) bilangan oksidasi O = –1
b. Dalam superoksida (H2O4) bilangan oksidasi O = 1/2
c. Dalam OF2 bilangan oksidasi O = +2

c. Hidrogen
Dalam senyawa, bilangan oksidasi H = +1
Contoh: dalam H2O, bilangan oksidasi H = 1
Dalam hibrida, bilangan oksidasi H = –1

d. Unsur golongan IA
Dalam senyawa, bilangan oksidasi unsur golongan IA = +1
Contoh: Na, K mempunyai bilangan oksidasi = +1

e. Unsur golongan IIA
Dalam senyawa, bilangan oksidasi unsur golongan IIA = +2
Contoh: Ba, Mg, mempunyai bilangan oksidasi = +2

f. Jumlah biloks molekul = 0

g. Jumlah biloks ion = muatan ion
Contoh:


h. Unsur Halogen
F bilangan oksidasi = 0, -1
Cl bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +3, +5, +7
Br bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +5, +7
I bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +5, +7


Reaksi Redoks dan Bukan Redoks

Contoh reaksi reedoks dan bukan redoks yaitu sebagai berikut

Bukan Redoks


Redoks


Pusing..?
He..he.. Tenang. Pada teladan soal nanti  akan dijelaskan setahap demi setahap sampai diperoleh angka pada persamaan reaksi menyerupai di atas.

Angka kecil berwarna hitam yang ada di atas persamaan itu yaitu angka bilangan oksidasi total setiap unsur dalam satu senyawa. Kalau dijumlahkan, seluruh angka hitam dalam satu senyawa akan dihasilkan nilai 0 (nol) untuk senyawa bukan ion.

Angka merah menunjukkan perkalian antara bilangan oksidasi unsur dengan jumlah molekul di dalam senyawa. sedangkan angka biru menyampaikan bilangan oksidasi (biloks) satu unsur.

Kalau kita perhatikan angka biru pada kedua persamaan, nampak pada persamaan reaksi pertama seluruh unsur sejenis di persamaan itu mempunyai biloks yang sama. ini menyampaikan reaksi tersebut bukan reaksi reduksi-oksidasi.

Adapun pada persamaan reaksi kedua, biloks (yang ditunjukkan dengan angka biru) unsur C (-2) di kiri berbeda dengan biloks unsur C (+4) di sebelah kanan persamaan. Dan biloks O (0) di sebelah kiri juga berbeda dengan biloks O (-2) di sisi kanan persamaan reaksi.

Karena adanya perbedaan biloks, persamaan reaksi tersebut yaitu persamaan reaksi redoks. Dimana:

Unsur C biloks bertambah, berarti C teroksidasi. Juga berarti C2H4 yaitu Reduktor (mereduksi O)
Unsur O biloks berkurang, berarti O terreduksi. Juga berarti O2 yaitu Oksidator (mengoksidasi C)

Beberapa Contoh Soal

Tentukan bilangan oksidasi masing-masing unsur, oksidator, reduktor dan jumlah elektron yang dipindahkan dalam reaksi berikut.

Pertama, tentukan biloks unsur bebas.

Perhatikan bahwa gas Hidrogen dan Cu yaitu unsur bebas dengan biloks 0.


Kedua, tentukan biloks senyawa umum diketahui (seperti air, H2SO4, NaCl, dll) 

 
Perhatikan, Hidrogen dan Oksigen telah ditetapkan biloksnya


Ketiga, tentukan biloks Hidrogen, atau Gol IA atau Golongan IIA atau Oksigen 

 
Perhatikan biloks oksigen yaitu -2, dan ini mengakibatkan biloks Cu sanggup ditetapkan yakni +2

Keempat, tentukan biloks masing-masing unsur

 
Biloks masing-masing unsur terlihat di angka biru

Kelima, Sambungkan dengan garis, setiap unsur sejenis yang mempunyai biloks berbeda


Keenam, tentukan mana reaksi oksidasi (penambahan biloks) dan reduksi (pengurangan biloks)


Berarti Cu+2 yaitu Oksidator, sedangkan Hidrogen (H2) yaitu Reduktor

Ketujuh, memilih jumlah elektron yang dipertukarkan.


Perhatikan bahwa Cu (+2) menjadi Cu (0), ini berarti Cu mendapat embel-embel 2 elektron (ingat, elektron bermuatan negatif), dan molekul Cu hanya satu; + 2e (x1) = 2 elektron.
Dan, H (0) menjadi H(+1), ini berarti H kehilangan 1 elektron, dan molekul H ada 2; - 1e (x2) = 2 elektron. Makara jumlah elektron yang berpindah/dipertukarkan yaitu 2 elektron

Jika kalian sudah mahir,beberapa senyawa dan unsur sanggup diabaikan biloks-nya sehingga angkanya tidak 'terlalu ramai' menyerupai di atas. Ini sedikit contoh.

Dengan melompati beberapa langkah maka kita mendapat hasil sebagai berikut.
Setelah itu dihubungkan unsur yang mengalami perubahan biloks. sehingga menyerupai berikut.
 Lalu
Jumlah elektronik yang dipertukarkan yaitu 2 elektron. Mg sebagai Reduktor dan H+ atau HCl sebagai Oksidator.


Kami berikan beberapa teladan soal. Coba kalian tuliskan persamaan reaksinya tanpa menuliskan biloksnya. Lalu cari biloks, oksidator dan reduktor, jumah elektron yang dipertukarkan. Setelah dikerjakan, coba cocokkan dengan kunci balasan ini.






Jika memang sudah mahir, kalian sanggup mengerjakan soal di bawah ini.



Reaksi Autoredoks



Reaksi autoredoks terjadi bila sebuah unsur menjadi oksidator untuk dirinya sendiri. Ia sebagai oksidator dan reduktor sekaligus.

Oke.., cukup sekian. Selamat Belajar!


Sumber http://sekolah-matematika-sains.blogspot.com

0 Response to "Pengertian Redoks (Reduksi-Oksidasi), Biloks (Bilangan Oksidasi), Autoredoks Dan Contohnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel