√ 10 Laba Manfaat Membaca Karya Sastra Untuk Anak-Anak
Tahukah kau jikalau Indonesia menempati posisi ke-59 sebagai negara yang mempunyai minat baca rendah? Informasi ini didapat menurut survei yang dilakukan UNESCO (United Nation Education Society and Cultural Organization) beberapa waktu lalu. Untuk atasi rendahnya minat baca ini, yuk kita mulai meningkatkan budaya membaca semenjak kecil.
Banyak penelitian perihal pentingnya membaca sedari dini, tapi kali ini yang akan dibahas ialah manfaat dari membaca buku, khususnya yang ber-genre sastra bagi anak-anak. Wah, jangan dulu berpikir sulit ya! Sebab, kini ini sudah banyak buku-buku sastra anak yang menarik. Manfaat ini tentunya bisa dirasakan oleh bawah umur hingga mereka dewasa. Cari tahu apa saja manfaatnya, yuk!
10 Manfaat Membaca Karya Sastra untuk Anak-anak
1. Mengembangkan Daya Imajinasi dan Kreativitas
Pepatah menyampaikan bahwa seseorang kehilangan daya imajinasi dan kreativitasnya ketika beranjak dewasa. Meski pepatah ini tidak selalu benar, hal yang sanggup kita sepakati bersama ialah bawah umur mempunyai kekayaan imajinasi dan kreativitas yang luar biasa.
Anak-anak bisa membayangkan dunia yang sangat berbeda dengan yang mereka tinggali dan kemampuan ini sanggup berkembang semakin baik ketika mereka membaca buku. Sebut saja contohnya ketika seorang anak membaca atau sekedar dibacakan kisah perihal sebuah pabrik cokelat karya Roald Dahl.
Terbayang deh bagaimana bagus dan lembutnya cokelat juga semua olahan permen di pabrik cokelat itu. Anak-anak juga seringkali ibarat bisa merasakan dan mencium aroma wanginya. Dan, kita bisa melihat mata mereka berbinar seakan sanggup melihat ke dalam pabrik itu.
Atau pada ketika mereka membaca perihal betapa hebatnya seorang anak yang dibesarkan oleh seekor beruang dan panther di hutan India, berjulukan Mowgli. Mereka dengan impulsif menirukan gerak-gerik bahkan bunyi yang mereka tangkap dari kisah itu. Seringkali bawah umur memakai segala benda di sekitar untuk mewujudkan imajinasinya.
2. Mengembangkan Kemampuan Berbahasa
Pada dasarnya, bawah umur mempunyai kemampuan berbahasa yang luar biasa jikalau mereka mendapat rangsangan yang tepat. Beberapa andal setuju bahwa pengajaran bahasa lebih efektif pada ketika seorang anak berada di masa Golden Age atau masa emas pertumbuhan anak. Para andal menyebutkan masa ini dimulai semenjak usia 0 – 5 tahun.
Memang, pada masa ini bawah umur belum memungkinkan untuk membaca sendiri ya, meski begitu beberapa anak sudah bisa membaca. Nah, tugas orang bau tanah atau orang remaja sebagai seorang pembaca sangat penting. Semakin sering seorang anak diajak berbicara dan mendengar cerita, kemampuan berbahasa mereka akan lebih baik.
Seringkali bawah umur ini bisa mengenali huruf dan bunyi menurut pengulangan kata atau kisah yang dilakukan oleh kedua orang tuanya, atau orang-orang di sekitar mereka. Oleh lantaran itu, pengenalan banyak sekali jenis bunyi, gambar, dan huruf yang diucapkan berulang-ulang sangat efektif terlebih lagi jikalau mereka menyukai buku tertentu.
Nantinya, meski mereka belum memahami bentuk dan susunan kata atau kalimat yang benar, mereka bisa memberikan emosinya secara verbal. Itu sebabnya dengan menunjukkan banyak sekali jenis buku bacaan khusus anak, kemampuan bawah umur ini akan meningkat.
Beberapa anak memang lebih menentukan buku bergambar dan ini menyenangkan lantaran mereka bisa sekaligus mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya ibarat dibahas sebelumnya. Pada akhirnya, mereka akan mempunyai kosa kata yang lebih banyak dan bermacam-macam sehingga mereka bisa mengekspresikan diri dengan mudah.
3. Menumbuhkan Rasa Empati
Apa sih rasa tenggang rasa itu? Menurut lesley.edu tenggang rasa ialah sebuah kemampuan untuk memahami pengalaman orang lain dengan membayangkan diri sendiri dalam situasi orang tersebut. Dan tenggang rasa ini berbeda ya dengan simpati, lantaran simpati ialah pemahaman, persepsi atau reaksi terhadap orang lain. Meski keduanya berbeda, tenggang rasa dan simpati saling berkaitan lho.
Masih ingat kisah perihal seorang gadis kecil penjual korek api? Ketika bawah umur membaca kisah ini, mereka bergotong-royong sedang mencar ilmu untuk mengasihi orang lain dan penuh belas kasih. Mereka seringkali tidak mengetahui atau mengenali jenis emosi yang dirasakan dirinya sendiri atau orang lain.
Ketika bawah umur membaca kisah dan bisa menempatkan dirinya ibarat seorang gadis dalam kisah penjual korek api, mereka mencar ilmu perihal emosi. Emosi sederhana yang bisa dirasakan bawah umur ialah rasa marah, takut, sedih, dan senang. Emosi ini cukup untuk mendorong bawah umur mempunyai tenggang rasa terhadap sesamanya.
Mereka akan merasakan lapar yang dialami gadis penjual korek api itu sehingga mereka tidak lagi membuang kuliner dan gampang dalam mengembangkan makanannya, sebagai contoh. Atau perihal sedihnya ditinggalkan seorang sahabat ibarat yang dialami Christopher Robin dalam kisah Winnie the Pooh.
4. Meningkatkan Daya Ingat
100 miliar sel otak saling terhubung ketika seorang anak lahir dan terus berkembang selama ia tumbuh hingga kurang lebih berusia 8 tahun. Dengan membaca, kemampuan dasar seseorang untuk sanggup bersosialisasi di lingkungannya sanggup berkembang pesat. Menurut Dr. Jennifer Duffy, seorang peneliti otak, membaca malah menjadi kebutuhan fundamental untuk berfungsi di masyarakat lantaran mereka membangun gagasan dari kata yang didengar, diucap, dan ditulis.
Matilda karya Roald Dahl, misalnya, bisa menjadi pola sederhana bagaimana seorang anak yang gemar membaca mempunyai daya ingat lebih baik. Kemampuan ini lantaran setiap kata dan kalimat yang muncul dalam sebuah buku ber-genre sastra yang cenderung mempunyai pola bahasa sederhana. Tentunya ini sesuai dengan kemampuan seorang anak ya.
Dengan membaca, bergotong-royong bawah umur sedang secara aktif memakai kedua penggalan otaknya lho. Selain itu, kapasitas memorinya bisa di-upgrade. Kok bisa? Bisa dong, lantaran otak kanan mengaktifkan imajinasi, kreasi, dan emosi serta otak kiri cenderung mengaktifkan budi dan analisis. Artinya mereka akan mempunyai kemampuan untuk menghubungkan satu kata dengan satu gagasan menurut budi atau analisis yang mereka buat.
Hubungan antara kata, gagasan, emosi, dan budi itu akan disimpan dalam ingatan, tepatnya di penggalan otak kanan yang ternyata menyimpan memori lebih panjang ketimbang otak kiri. Artinya membaca bisa menguatkan konsep atau pemahaman yang sudah dimiliki sebelumnya.
5. Meningkatkan Daya Konsentrasi
Beberapa anak bisa mempunyai daya konsentrasi yang tinggi sehingga mereka bisa dengan hening dan asyik melaksanakan acara kegemarannya. Tapi, apa sih sebenarnya konsentrasi itu? Sederhananya, konsentrasi ialah kemampuan untuk tidak mengalihkan perhatian dari satu hal ke hal lainnya.
Seberapa usang bergotong-royong seorang anak bisa konsentrasi? Sebetulnya jawabannya ialah bermacam-macam dan bergantung dengan usia juga acara yang dilakukannya. Anak usia batita biasanya mempunyai kemampuan untuk konsentrasi antara 5 hingga 20 menit saja. Tetapi, ini tentunya bergantung dengan jenis acara dan seberapa besar tantangannya.
Buku kisah bergambar dengan banyak sekali bentuk dan warna membantu bawah umur untuk terus memusatkan perhatiannya pada satu hal. Meski mereka pada awalnya lebih tertarik dengan bentuk dan warna ketimbang isi ceritanya, daya konsentrasi mereka tetap meningkat lho.
6. Memberikan Wawasan yang Beragam
Seorang anak yang belum pernah pergi ke desa dan menanam padi, contohnya, bisa dengan fasih memberikan acara bercocok tanam di sawah. Seorang anak yang belum pernah berlibur ke pulau Bali, ternyata ia bisa menyebutkan ciri khas dan budaya di Bali dengan baik. Hebat, kan, ya? Karena dengan membaca, kita bisa mendapat banyak sekali isu dan wawasan yang luas.
Tapi rasanya, buat balita bisa menyebutkan nama dan fungsi anggota badan saja sudah luar biasa hebat. Terlebih jikalau ternyata mereka bisa mengetahui banyak sekali pengetahuan umum yang ada di sekitar.
7. Memberikan Pemahaman Tentang Lingkungan Sekitar
“Kenapa jikalau malam ngga ada matahari?” pernah mendengar pertanyaan ibarat ini dari adik atau bawah umur di lingkungan kita? Atau justru kita sanggup pertanyaan asing lainnya, ibarat “kok bisa keluar minyak dari tanah?”. Jangan khawatir, itu artinya mereka sedang mengamati dan menganalisa keadaan sekitarnya.
Dengan menunjukkan bacaan yang tepat, contohnya novel karya Wiwid Prasetyo yang berjudul “Orang Miskin dihentikan Sekolah”, seorang anak bisa memahami banyak sekali keadaan di masyarakatnya. Sementara itu, bawah umur yang lebih muda bisa mencar ilmu banyak dari kisah bergambar “Curious George” lantaran selain penuh warna, bahasa yang digunakannya sangat gampang dan sederhana.
Jadi nggak perlu kaget jikalau sehabis banyak membaca, bawah umur malah punya banyak wangsit untuk membantu anggota keluarga bahkan lingkungan tempatnya tinggal.
8. Meningkatkan Kemampuan Menulis
Menulis seringkali dianggap sebagai acara yang sulit dilakukan, apalagi bagi anak-anak. Kesulitan ibarat ini bergotong-royong sanggup diatasi dengan membaca banyak sekali jenis buku lho. Logikanya sih apa yang mau ditulis jikalau tidak ada sesuatu yang bisa ditulis, dan sesuatu itu bisa didapat melalui membaca.
Sebelum seorang anak bisa menulis, ia pastinya akan mengenal dan mengetahui perbedaan setiap bentuk dan karakter dari huruf abjad. Membaca buku akan menciptakan mereka mengenali pola-pola dasar susunan huruf pembentuk kata dan kalimat. Pola kalimat yang berulang dalam buku bacaan mereka akan memengaruhi cara mereka menulis.
Membaca sebuah buku saja bisa menciptakan mereka mempunyai banyak sekali imajinasi dan kreativitas berlimpah. Bayangkan ketika mereka membaca begitu banyak buku, kemampuan menulis mereka akan bermetamorfosis lebih mahir dan kaya akan kosa kata.
9. Mendekatkan Hubungan dengan Kedua Orang Tua
Membaca bersama bawah umur ternyata tidak hanya menguntungkan untuk mereka tapi juga untuk para orang tua, khususnya bagi ayah ibu yang bekerja. Anak-anak bisa mendapat kedekatan dan kebersamaan dengan kedua orang tuanya ketika mereka berkumpul dan membaca.
Jennifer Frost, M.D. pernah menyebutkan bahwa membacakan kisah pada bawah umur semenjak dini penting untuk proses perkembangannya dan membangun kekerabatan yang serasi antara orang bau tanah dan anak. Aktivitas membaca ini bisa dilakukan bergiliran antara ayah dan ibu atau justru berbarengan dan melibatkan interaksi fisik dengan anak-anak.
10. Menjadi Hiburan Murah
Terkadang merencanakan liburan itu menyulitkan, terlebih jikalau bawah umur yang akan diajak juga sedang dalam masa aktif. Memberi mereka buku bacaan gres yang bercerita perihal petualangan bisa jadi alternatif hiburan buat mereka. Terlebih lagi kini ini sudah banyak buku anak yang menarik.
Pulau Harta Karun, Teka-teki Sungai Merah atau karya terjemahan Enyd Blyton, misalnya, bisa menjadi bacaan bawah umur yang menyukai petualangan. Ketika mereka ingin melaksanakan atau mengalami suatu petualangan, mereka sanggup membaca dan berimajinasi seolah dirinya ialah tokoh dalam cerita.
Tuh seru, kan, liburan di dalam rumah tapi bisa pergi dan alami banyak hal cuma dengan membaca? Kalau koleksi buku anak di rumah masih terbatas, mengajak bawah umur untuk berkunjung ke perpustakaan atau toko buku bisa juga kok. Selain lantaran gratis, membaca di perpustakaan seringkali kita berkesempatan mengikuti sesi mendongeng.
Membiasakan bawah umur untuk membaca semenjak dini ialah investasi jangka panjang buat mereka. Rasa percaya diri, kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, juga mempunyai intelektualitas sanggup didapat melalui membaca. Yuk, perbanyak koleksi bacaan kita di rumah, semoga kita dan keluarga terbiasa untuk membaca. Jangan lewatkan juga artikel 10 Fakta dan Manfaat Membaca ini.
Sumber https://bacaterus.com
0 Response to "√ 10 Laba Manfaat Membaca Karya Sastra Untuk Anak-Anak"
Posting Komentar