Intip Di Sini Cara Bisnis Perkebunan Kakao Untung Besar
Perkebunan kakao – Kakao yakni salah satu komoditas perkebunan yang sangat penting bagi Indonesia. Di tahun 2010 Indonesia yakni tiga besar produsen kakao di dunia dengan hasil produksi mencapai 844.630 ton. Namun dikala ini tumbuhan kakao yang ada di Indonesia rata – rata telah mencapai usia sekitar tiga puluh tahunan. Sehingga produktivitasnya sudah menurun. Oleh sebab itu peremajaan pada perkebunan kakao yakni bisnis dengan peluang yang sangat besar bila Anda berinvestasi di dalamnya.
Terlebih lagi budidaya kakao juga didukung oleh perkembangan harga kakao yang dari hari ke hari cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Ini sanggup di lihat pada harga kakao di bulan mei tahun 2016, harganya menyentuh $2.974 per tonnya. Nilai tersebut diperkirakan akan naik sebab meningkatnya konsumsi dari olahan kakao.
Berikut tips budidaya kakao dan langkah – langkah apa saja yang dilakukan untuk perawatan pada perkebunan kakao.
Mempersiapkan Lahan Bisnis Perkebunan Kakao
Tanaman kakao akan tumbuh maksimal pada kawasan dengan curah hujan 1.250 – 2.500 mm/tahun dengan usang bulan kering 0 – 3 bulan, ketinggian tempat antara 0 – 300 mdpl untuk kakao lindak dan 0 – 600 mdpl untuk kakao mulia, kemiringan lahan maksimal 15% dan pH tanah sekitar 6 – 7. Bersihkan lahan dari tumbuhan pengganggu. Anda sanggup memakai tumbuhan epilog lahan menyerupai centrosema pubescens untuk menghambat pertumbuhan gulma. Jika lahan yang Anda gunakan tidak berkontur rata maka buatlah teras serah dengan garis kontur biar pedoman air dalam teras tidak deras.
Untuk memilih titik tanam Anda sanggup menitiknya dengan memakai ajir. Pada umumnya kakao yang ditanam pada perkebunan kakao monokultur memakai jarak tanam 3 x 3 m atau 4 x 2 m. Satu tahun sebelum Anda menanam pohon kakao, tanamlah terlebih dahulu pohon pelindung sebagai penaung dalam mengatur intensitas cahaya. Beberapa jenis pohon pelindung yang sanggup Anda gunakan yakni pohon kelapa, pohon pisang, pohon albasia dan pohon lamtoro. Di tahun ketiga jumlah pohon pelindung sanggup Anda kurangi hingga hanya menyisakan satu pohon pelindung saja untuk tiga pohon kakao.
Untuk jarak pohon pelindung, Anda sanggup memakai jarak 75 – 100 cm dari barisan tumbuhan kakao. Sedangkan lubang tanam sanggup Anda persiapkan 3 – 6 bulan sebelum waktu penanaman. Lubang tanam sanggup Anda buat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm.
Mempersiapkan Bibit Untuk Perkebunan Kakao
Pastikan Anda memakai bibit kakao yang berasal dari pembibit yang telah terbukti berhasil membibitkan klon unggul benih kakao. Benih kakao sanggup Anda peroleh dari instansi terkait yang telah mempunyai sertifikasi, menyerupai di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia atau di Pusat Teknologi Pembenihan. Klon kakao yang biasa banyak ditanam pada perkebunan kakao yakni ICCRI 01, ICCRI 02, ICCRI 03 dan ICCRI 04.
Adapun ciri bibit yang memenuhi kriteria untuk Anda tanam pada perkebunan kakao yakni sebagai berikut:
- Bibit telah berumur 4 – 6 bulan.
- Mempunyai sedikitnya 12 helai daun yang telah tua.
- Tinggi bibit telah mencapai ukuran 50 cm dan diameter cabanya sekitar 1,5 cm.
- Pada dikala akan dipindah tanamkan bibit tidak sedang bertunas.
Menanam Bibit Kakao Dengan Baik Dan Benar
Letakkan gabungan antara tanah dan pupuk sangkar pada lubang tanam. Gunakan perbandingan 1 : 1. Kemudian taburkan pupuk TSP dengan takaran 1 – 5 gram per lubang tanamnya. Pada dikala bibit akan dipindahkan ke perkebunan kakao, pastikan pohon naungan telah berumur satu tahun. Jika Anda memakai contoh tumpang sari, maka pohon pelindung pada perkebunan kakao tidak diperlukan. Pastikan bibit berada sempurna di tengah lubang tanam. Kemudian tutup lubang dengan memakai tanah galian dan padatkan permukaan tanah agat bibit kokoh.
Pemeliharaan Tanaman Pada Perkebunan Kakao
Adapun tips pemeliharaan tumbuhan kakao yakni sebagai berikut:
- Untuk pemupukan kakao Anda sanggup memakai jenis pupuk yang sesuai dengan lahan. Umumnya pupuk yg sering dipakai petani kakao yakni Urea 370 kg/ha, SP – 36 310 kg/ha dan KCL 420 kg/ha.
- Jika telah memasuki animo kemarau, lakukan penyiraman sebanyak dua kali sehari pada waktu pagi dan sore hari dengan takaran air yang dipakai sebanyak 2 – 5 liter/pohon.
- Lakukan pemangkasan kakao pada perkebunan kakao guna membentuk cabang yang seimbang. Pemangkasan juga sanggup menciptakan pertumbuhan kakao menjadi lebih baik. Ada 3 jenis pemangkasan pada budidaya kakao. Pemangkasan yang pertama yakni pemangkasan bentuk, yaitu pemangkasan yang dilakukan dikala tumbuhan berumur 1 – 2 tahun sesudah munculnya cabang primer. Sisakan cabang primer yang kondisinya baik dan letaknya simetris. Pemangkasan yang kedua yakni pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan ini dilakukan untuk menghilangkan tunas air pada batang pokok atau pada cabang tumbuhan kakao. Pemangkasan ini sanggup Anda lakukan 2 bulan sekali dan yang terakhir yakni pemangkasan produksi. Tujuan pemangkasan ini yakni biar sinar matahari sanggup masuk pada tajuk kakao. Pemangkasan produksi sanggup merangsang pembentukan bunga. Lakukan pemangkasan produksi 6 bulan sekali.
- Penyiangan pada budidaya kakao juga perlu Anda lakukan minimal 6 bulan sekali. Pengendalian gulma ini sanggup Anda lakukan secara manual atau memakai pemberian herbisida dengan materi aktif glifosat dan paraquat. Gunakanlah herbisida sesuai dengan takaran pada label kemasan.
Kegiatan Panen Dan Pasca Panen Pada Perkebunan Kakao
Panen buah kakao yang sempurna masak dilakukan dengan cara dipetik. Ciri buah yang boleh dipetik yakni warnanya kuning atau merah dengan umur 5 – 6 bulan dari waktu berbunga. Gunakanlah pisau tajam untuk melaksanakan pemetikan buah kakao. Potong tangkai buah dengan menyisakan sepertiga kepingan tangkai. Jangan hingga pemetikan melukai batang yang ditumbuhi buah, sebab hal ini akan beresiko mengganggu proses pembungaan atau pembentukan buah pada pohon kakao. Usahakan Anda melaksanakan pemanenan pada perkebunan kakao pada waktu pagi hari, sehingga siang harinya Anda sanggup melaksanakan proses pemecahan buah.
Setelah panen selesai Anda lakukan maka lakukan sortasi untuk memisahkan buah yang terjangkit hama penyakit, cacat atau buah yang busuk. Untuk mendapat keseragaman dalam kematangan buah dan cita rasa yang lebih baik, Anda sanggup melaksanakan pemeraman. Peram buah selama 5 – 12 hari pada lokasi yang higienis dan terhindar dari panas matahari langsung. Setelah proses pemeraman selesai, pecahkanlah buah dengan memakai pemukul kayu untuk memisahkan biji dari kulit dan plasentanya. Kemudian fermentasikan biji untuk memudahkan pelepasan lendir dari permukaan kulit biji. Tips fermentasi biji pada tumbuhan kakao, klik di sini.
Keringkan biji untuk menurunkan kadar airnya hingga kurang dari 7,5%. Kemudian lakukan sortasi biji sesuai dengan mutu biji yang dihasilkan. Kemas biji yang telah disortasi dengan memakai karung dan telah diberi label.
Kendala Dan Solusi Bisnis Perkebunan Kakao
Kendala yang sering dijumpai dalam bisnis perkebunan kakao yakni tingginya serangan cendawan, hama, penyakit dan buah busuk. Untuk solusinya, lakukan pemeliharaan tumbuhan dengan cara memangkas cabang yang sudah tidak produktif. Lakukan pengendalian secara cepat bila terdapat organisme pengganggu. Selain itu jaga sanitasi lahan dengan baik dan bila Ada kepingan tumbuhan yang terjangkit segera Anda buang atau pisahkan. Tips pengendalian hama penggerek pada perkebunan kakao, baca di sini.
Kendala lainnya yakni rendahnya kualitas kakao Indonesia di mata dunia. Untuk solusinya Anda sanggup melaksanakan perbaikan dalam teknis pemanenan dan pasca panen. Lakukan pemanenan pada dikala buah telah matang penuh dengan ciri buah warna kulit kuning atau merah. Pemanenan yang terlambat akan menurunkan rendemen lemak dan menambah persentase biji kakao cacat. Sementara itu bila Anda melakukanan dengan cepat atau buah masih muda maka akan menghasilkan biji kakao dengan citarasa yang kurang maksimal, rendemen lemak rendah, persentase menghasilkan biji piph tinggi dan kadar kulit biji juga tinggi.
sumber gambar: lombokita, beraupost, kutaitimur, alamtani
0 Response to "Intip Di Sini Cara Bisnis Perkebunan Kakao Untung Besar"
Posting Komentar